Sesuai namanya, Museum Islam Samudera Pasai di Gampong Beuringen, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh mengoleksi beragam benda bersejarah Kerajaan Islam Samudera Pasai, kerajaan Islam pertama di Nusantara. Salah satunya mata uang emas.
"Koleksi masterpiece Museum Islam Samudra Pasai itu mata uang emas, dirham-nya Samudera Pasai," ungkap Ir. Nurliana Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Aceh Utara kepada TravelPlus Indonesia lewat pesan WA, Jumat (4/9/2020).
Kalau jumlah keseluruhan koleksinya, sekitar ratusan.
"Total koleksinya belum banyak, baru 340, di antaranya perhiasan, peralatan rumah tangga, peralatan pertanian, senjata tradisional, alat musik etnik, buku-buku dan kitab karangan ulama abad pertengahan," terangnya seraya menambahkan seluruh koleksi yang berasal dari abad 13, 15, dan 18 itu terbagi atas 4 jenis yaitu Numismatika, Filologika, Historika, dan Etnografika.
Kata Nurliana luas bangunan museumnya sendiri 80 x 80 meter persegi dengan luas lahan 7,5 hektar, dan sampai sekarang bangunannya belum difungsikan sepenuhnya karena masih harus ada penyempurnaan.
"Arsitektur museum ini bergaya abad 13 M dengan menempatkan kubah-kubah kecil dan besar," tambahnya.
Saat ini yang menjadi kendala, lanjut Nurliana, jalan masuk ke museum tersebut masih belum baik. "Kabarnya Pemda akan bangun jalan tahun 2021," ungkapnya.
Sebagai informasi, Museum Islam Samudera Pasai yang dibangun tahun 2011 lalu ini merupakan milik Pemkab Aceh Utara.
Bupati Aceh Utara H Muhammad Thaib (Cekmad) yang meresmikan gedung museum ini pada tahun 2019, tepatnya Selasa, 9 Juli.
Ketika itu peresmiannya dilakukan dengan propsesi gunting pita dan menandatangani prasasti oleh Bupati Cekmad didampingi Wakil Bupati Aceh Utara, Fauzi Yusuf (Sidom Peng), Sekda Abdul Aziz, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Saifullah.
Disaksikan pula oleh Center of Information for Samudra PasaiHeritage (Cisah), Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (Mapesa), perwakilan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Jakarta, unsur Forkopimda, dan mahasiswa serta sejumlah tokoh masyarakat.
Jarak lokasi museum ini terbilang agak jauh sekitar 22 Km dari Lhoksukon ibu kota Kabupaten Aceh Utara. Tapi dapat ditempuh dalam waktu singkat karena tak ada macet.
"Pengunjung atau wisatawan bisa naik bus umum dari Terminal Lhoksukon, lalu naik RBT atau ojek pedesaan menuju museum," tambah Nurliana.
Usai melihat sejumlah benda peninggalan Kerajaan Islam Samudera Pasai, wisatawan bisa melanjutkan berziarah ke Makam Sultan Malik Ash Shalih, raja pertama Kerajaan Samudera Pasai.
"Wisatawan juga bisa berfoto di bangunan Monumen Islam Samudera Pasai. Kalau ingin ke objek wisata alam, bisa berkordinasi dengan dinas pariwisata terlebih dulu," jelasnya.
Buat yang ingin melihat koleksi museum yang bangunannya disebut-sebut "Tajmahal"-nya Aceh ini, untuk bulan September sepertinya belum bisa karena Museum Islam Samudera Pasai belum reaktivasi untuk kunjungan wisata.
Selain itu Disdikbud Aceh Utara masih menunggu aturan resmi pembukaan sekolah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).
"Kita jadwalkan diaktifkan kembali awal Oktober mas Adji," pungkas Nurliana.
Dari berbagai sumber yang TravelPlus himpun, objek wisata sejarah lainnya yang menarik dikunjungi di Aceh Utara selain museum dan situs sejarah bekas Kesultanan Samudera Pasai di Kecamatan Samudera, juga ada Rumah Cut Meutia di Kecamatan Pirak Timu, Tugu Perjuangan Teungku Abdul Jalil Cot Plieng di Kecamatan Syamtalira Bayu, dan Masjid Raya Pase di jantung Kota Pantonlabu, Tanah Jambo Aye.
Selepas itu bisa lanjut menjelajahi wisata alamnya antara lain Air Terjun Blang Kulam di Kecamatan Kuta Makmur, Air Terjun 7 Bidadari di Kecamatan Geureudong Pase, Pemandian dan tempat berkemah Krueng Sawang di Kecamatan Sawang, Pantai Ulee Reubek dan Pantai Bantayan di Kecamatan Seunuddon, Pantai Lancok di Kecamatan Syamtalira Bayu, wisata pegunungan di Gunung Salak Nisam Antara, dan Waduk Jeulikat di Kecamatan Blang Mangat, Lhokseumawe.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.nurliana/disdikbud aceh utara
Captions:
1. Inilah mata uang emas, masterpiece-nya koleksi Museum Islam Samudera Pasai.
2. Bangunan Museum Islam Samudera Pasai di Gampong Beuringen, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara.
3. Kompleks Makam Sultan Malik Ash Shalih.
sisa artikel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.