Jumat, 07 Agustus 2020

TWA Pulau Sangalaki Reaktivasi 10.8.2020, Sebanyak 1.500 Tukik akan Dilepas ke Laut

Kabar gembira buat para peminat wisata minat khusus, ramah konservasi atau ecotourism. Pasalnya, Senin tanggal 10 Agustus 2020 bertepatan dengan Hari Konservasi Alam Nasional, Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Sangalaki bakal kembali dibuka atau reaktivasi secara bertahap. 

Menariknya, reaktivasi tersebut akan diisi dengan acara yang amat spesial yaitu pelepasan sebanyak 1.500 ekor tukik atau anak Penyu Hijau (Chelonia mydas).

Informasi menyenangkan itu TravelPlus Indonesia peroleh langsung dari Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Kalimantan Timur (Kaltim) Sunandar Trigunajasa lewat pesan WA dan telepon, Kamis (6/8/2020). 

"Benar mas Adji, TWA Pulau Sangalaki kembali dibuka secara bertahap setelah keluar surat edaran dari Bupati Berau. Rencananya sebanyak 1.50O ekor tukik Penyu Hijau akan dilepaskan ke laut," terangnya.

Sementara pengunjung atau wisatawan yang perbolehkan datang ke TWA ini masih untuk wisatawan lokal (wislok) dari Kaltim dan Kaltara atau Kalimantan Utara.

"Jumlah wisloknya pun masih dibatasi, sekitar 30 orang per hari," tambah Sunandar.

Nanti setelah dievaluasi dan hasilnya aman tidak ditemukan Covid-19, pengunjungnya akan diperluas jadi seluruh Kalimantan bahkan wisatawan nusantara (wisnus) dari berbagai pulau di Tanah Air.

"Setelah itu baru kita buka untuk wisatawan mancanegara (wisman). Jadi semua secara bertahap sesuai hasil evaluasi terhadap kondisi pandemi ini," jelasnya.

Pembukaan kembali TWA yang berada di Kecamatan Pulau Derawan, Kabupaten Berau, Provinsi Kaltim ini juga sesuai Pengumuman Kepala Balai KSDA Kaltim Nomor: PG.121/K.18/TU/T.2/8/2020 tanggal 6 Agustus 2020 tentang Reaktivasi/Pembukaan Tahap I Kunjungan Wisata Alam di TWA P. Sangalaki.

Surat pengumuman reaktivasi tersebut diunggah di akun Instagram IG @twa_p_sangilaki_official, Kamis (/8/2020).
Sebelumnya TWA P. Sangilaki ditutup mulai tanggal 20 Maret 2020 berdasarkan Surat Nomor : PG.62/K.18/T.2/03/2020, dalam rangka mengurangi penyebaran pandemi Covid-19.

Setelah lima bulan ditutup, tepatnya tanggal 10 Agustus 2020, TWA ini kembali dibuka secara bertahap dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, baik untuk petugas maupun pengunjung.

"Untuk pengunjung wajib memesan tiket terlebih dahulu melalu pesan Whatsapp di Nomor Yanmas SKW I : 081218839030," tulis admin akun tersebut.

Sebagai informasi, Pulau Sangalaki berstatus kawasan konservasi TWA  berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 604/Kpts/Um/8/1982 tanggal 19 Agustus 1982 dengan luas +/- 280 ha yang terdiri dari daratan (+ 15,9 ha) dan perairan.

Jadi kawasannya terdiri atas lautan dengan 1 buah pulau berluas sekitar 15 Ha dan bergaris pantai kurang dari 2 Km.

Topografi kawasannya umumnya datar dan landai, dengan ketinggian antara 0-8 Mdpl.  

Flora yang hidup di dalamnya antara lain Waru Laut (Hibiscus tiliaceus), Pandan-Pandanan (Pandanus sp.), dan Ketapang (Terminalia catappa). Sedangkan faunanya seperti Kadal Ekor Biru (Emoia similis), Biawak Air (Varanus salvator), Kepiting Kelapa (Birgus latro), Burung Gosong Filipina (Megapodius cuminggi), Burung Ekang (Haliatus leucogaster), dan umang-umang (Coenobita sp).

Aktivitas wisata yang bisa dilakukan pengunjung di TWA ini antara lain nyantai dan berjemur sambil menikmati panorama alam pantai, diving, snorkeling, berenang, memancing, fotografi bawah air dan pengamatan satwa perairan,

Selain itu, pengunjung juga bisa susur pantai mengelilingi pulau ini sekitar 30 menit sambil melakukan pengamatan flora dan faunanya.

Aktivitas wisata yang paling diminati pengunjung di TWA ini antara lain menyaksikan Penyu Hijau betina mendarat di pantai, menggali pasir, kemudian bertelur serta melihat pelepasan tukik ke laut.

Maklum TWA satu ini memang menjadi rumah bagi Penyu Hijau dan Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata). Sementara perairan di sekitarnya juga arena bermain Pari Manta (Manta birostris).

Puncak masa mendarat dan bertelur penyu di Sangalaki terjadi pada Juli hingga Agustus setiap tahun. 

Rata-rata jumlah penyu yang mendarat dan bertelur bisa mencapai 20-30 ekor. Ini kabarnya merupakan angka rerata terbesar di Indonesia bahkan Asia Tenggara. 
Pengunjung yang ingin ke TWA P. Sangilaki, bisa dari Bandara Sultan AM Sulaiman Sepinggan, Balikpapan ke Bandara Kalimarau, Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, lebih kurang 45 menit. Lalu dari Tanjung Redeb ke Tanjung Batu menggunakan kendaraan bermotor lebih kurang 2,5 jam.

Selanjutnya menggunakan speedboat dari Tanjung Batu ke TWA P. Sangalaki dengan waktu tempuh sekitar 1 – 2 jam.

Tanjung Redeb ke TWA P. Sangalaki dapat juga ditempuh dari Pelabuhan Speedboat Tanjung Redeb kira-kira 3-4 jam (dengan motor kapal berkekuatan 200 PK).

Nah, buat wisatawan lokal dari Kaltim dan Kaltara, TravelPlus ucapkan selamat berwisata ramah lingkungan di TWA Pulau Sangalaki, a tiny paradise for seaturtle. 

Buat wisnus apalagi wisman, harap bersabar dulu ya...

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok. @twa_p_sangilaki_official


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.