Minggu, 30 Agustus 2020

Intip Ragam Pesona Teluk Cendrawasih Tepat di Hari Hiu Paus Internasional


Bertepatan dengan Hari Hiu Paus Internasional atau International Whale Shark Day yang diperingati setiap tanggal 30 Agustus, TravelPlus Indonesia sengaja mengajak travelers mengintip daya pikat Taman Nasional Teluk Cendrawasih (TNTC). Kenapa dan apa saja ragam pesonanya?

Jawabannya karena TN yang berada di  Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat dan Kabupaten Nabire, Provinsi Papua ini, perairannya menjadi salah satu 'rumah' Hiu Paus atau Cucut Geger Lintang (Rhincodon typus) yang masyarakat nelayan setempat menyebutnya Gurano Bintang karena punggungnya penuh dengan motif bintang. 

Buktinya pada 23 April 2020, Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih (BBTNTC) sampai meluncurkan logo baru untuk pengelolaan wisata Hiu Paus.

Di laman ksdae.menlhk.go.id, dari BBTNTC dijelaskan sejak tahun 2011 Hiu Paus telah menjadi magnet untuk kunjungan wisatawan ke TNTC, sampai pengunjungnya selama 5 tahun terakhir mengalami peningkatan.

Kepala Balai Besar TNTC, Ben Gurion Saroy menerangkan kalau logo tersebut merupakan ilustrasi TNTC sebagai rumah bagi Hiu Paus, karena ada garansi kemunculan hiu terbesar ini setiap hari sepanjang tahun.

"Oleh sebab itu, terkait kunjungan wisata ke TNTC kita harus menciptakan kondisi yang memungkinkan logo ini tetap dipertahankan. Kita sudah melakukan cipta kondisi melalui penetapan dan pengelolaan sanctuary Hiu Paus serta pembangunan WSC atau Whale Shark Center," terang Ben.

Hiu paus dapat dijumpai di perairan Kwatisore, Nabire. Hiu ini biasanya berinteraksi dengan bagan milik nelayan.

Pengunjung dapat menyaksikan Hiu Paus dari atas bagan atau dengan menyelam guna berinteraksi secara langsung di dalam air.

Walaupun nelayan di bagan tidak mendapatkan Ikan Puri di malam harinya tidak mempengaruhi Hiu Paus muncul di pagi hari.

Dari penelitian sebelumnya, kuat dugaan bahwa kemunculan Hiu Paus di TNTC tidak hanya disebabkan oleh keberadaan Ikan Puri sebagai sumber makanannya, namun juga kondisi biofisik TNTC yang mendukung tumbuhkembangnya pakan alami hiu paus dalam hal ini adalah crustacea (udang-udangan) yang merupakan jenis dari zooplankton.

Dalam berinteraksi dengan Hiu Paus ada beberapa panduan yang harus ditaati guna meminimalisir dampak negatif terhadap Hiu Paus, berdasarkan Surat Keputusan Kepala Balai Besar TNTC Nomor: 218/BBTNTC-1/Um/2013, antara lain kapal atau perahu harus mengurangi kecepatan, maximum 10 knot dalam 1 km dan 2 knot dalam jarak jarak 50 m dari bagan dengan hiu paus.

Selain itu kapal atau perahu harus diparkir di sisi lain bagan yang tidak ada Hiu Pausnya.

Kapal atau perahu harus menjaga jarak dengan Hiu Paus dan tidak boleh lebih dekat dari 20 m.

Tidak diperbolehkan lebih dari 10  orang dalam 1 grup per bagan dan 5 adalah angka yang ideal.

Durasi kunjungan antara 60 – 90 menit untuk tiap grup.

Selain Hiu Paus, mamalia laut lainya di TNTC yang bisa dilihat antara lain lumba-lumba (Delphinidae), paus biru (Balaenoptera musculus), dan duyung (Dugong dugong). Sedangkan untuk mamalia daratnya yang bisa ditemukan di area hutan antara lain Kanguru Tanah (Thilogale spp.), Kuskus (Phalanger sp.), Kalong (Pterocarpus vampyrus), Babi Hutan (Sus scrofa), dan Rusa Timor (Cervus timorensis).

Sekurangnya ada 5 pulau di TNTC yang kerap dikunjungi travelers, yaitu Pulau Roon, Rumberpon, Nusrowi, Mioswaar, dan Pulau Yoop.

Di Pulau Roon travelers bisa snorkeling, diving, photo hunting dan atau mengamati aneka satwa liarnya.


Di Rumberpon yang memiliki garis pantai mencapai 6 Km juga bisa ber wisata bahari seperti di Roon, ditambah mengunjungi hutan bakau.

Pulau Nusrowi cocok untuk ber-snorkeling. Sedangkan di Pulau Mioswaar bisa menyusuri  goa alam dan berendam di pemandian air panas yang mengandung belerang tanpa garam serta berkunjung ke air terjun.

Sementara di Pulau Yoop, bisa menyelam dan bertemu dengan lumba-lumba, ikan paus serta mengamati peninggalan kolonial dari abad ke-18.

Travel Tips

Ke TNTC lewat udara dari kota asal paling praktis naik pesawat ke Biak. Lanjut naik pesawat ke Nabire atau Manokwari.

Kalau via laut, naik kapal laut dari kota asal menuju Nabire atau Manokwari, kemudian diteruskan dengan long boat selama 6 jam menuju Pulau Rumberpon yang termasuk TNTC.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: @tn.teluk_cendrawasih & ksdae.menlhk.go.id


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.