Rabu, 05 Agustus 2020

Balai KSDA Yogyakarta Hijaukan Daerah Penyangga SM Paliyan Via Program Social Forestry

Dalam upaya mendorong pembangunan hutan milik masyarakat di sekitar kawasan penyangga konservasi seperti Suaka Margasatwa (SM), perlu dukungan intens dari sejumlah pihak.

Hal itu diutarakan Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Yogyakarta, M. Wahyudi saat meninjau lokasi Program Social Forestry masyarakat daerah penyangga SM Paliyan di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakara (DIY), Selasa (4/8/20).

Kegiatan Social Forestry masyarakat daerah penyangga SM Paliyan ini, lanjut M. Wahyudi, merupakan pengembangan dari pelaksanaan program kerjasama yang dilakukan Mitsui Sumitomo Insurance Group (MSIG) melalui PT Rimba Partikel Indonesia (RPI). 

Selain sebagai upaya mendorong pembangunan hutan milik masyarakat di sekitar kawasan SM Paliyan yang diarahkan untuk menambah tutupan lahan sekitar kawasan SM Paliyan,  kegiatan ini juga dilakukan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat melalui penanaman kayu industri. 

Menurut M. Wahyudi Program Social Forestry telah dilaksanakan secara kontinyu sejak tahun 2016.

Setiap tahunnya di awal musim penghujan MSIG bekerjasama dengan Balai KSDA Yogyakarta menyediakan bibit secara gratis kepada masyarakat sebanyak 40.000 – 50.000 bibit yang terdiri atas jenis-jenis seperti Sengon, Gmelina, Eucalyptus, dan Akasia.


Sejak tahun 2019, penyediaan bibit dilakukan oleh kelompok tani hutan (KTH) Ngudi Rejeki.

"Di tahun 2020 ini, KTH Ngudi Rejeki membuat 20.000 bibit Sengon," terang M. Wahyudi.

Untuk dapat menghasilkan bibit yang berkualitas baik, sambungnya, MSIG dan Balai KSDA Yogyakarta terus melakukan pendampingan kelompok termasuk upaya pembinaan dan pelatihan terhadap kelompok.

"Dengan demikian diharapkan anggota kelompok tani dapat memiliki kemampuan dalam hal pembibitan maupun penguasaan teknologi persemaian yang tentunya berdampak terhadap tambahan penghasilan anggota kelompok tani," jelas M. Wahyudi.

Bibit yang dihasilkan KTH Ngudi Rejeki tersebut nantinya akan dibeli MSIG dan selanjutnya dibagikan gratis kepada masyarakat sekitar SM Paliyan yang membutuhkan bibit saat musim hujan tiba. 

Saat melakukan peninjauan, M. Wahyudi didampingi Plt. Kepala Seksi Konservasi Wilayah II, Kepala Resort SM Paliyan dan Manager Lapangan PT. RPI.

Dalam kesempatan itu, M. Wahyudi menyampaikan pesan kepada anggota KTH Ngudi Rejeki agar terus peduli terhadap kelestarian kawasan SM Paliyan.

“Apa yang dilakukan KTH Ngudi Rejeki ini dapat menjadi contoh bagi masyarakat sekitar SM Paliyan," ungkapnya.

Meskipun kawasan SM Paliyan ini dikenal sebagai kawasan batu bertanah karena lebih banyak batu dibanding tanahnya, namun dengan kesungguhan tekad, mewujudkan Paliyan yang hijau bukanlah sesuatu yang mustahil.

"Yang diperlukan saat ini adalah kerjasama seluruh elemen masyarakat. Bibit yang ada nantinya dapat ditanam dan terus dipelihara agar dapat tumbuh dengan baik. Jika kawasan Paliyan ini menghijau, masyarakat sendiri yang akan memetik manfaatnya,” pungkas M. Wahyudi.


SM Paliyan terletak di sebagian besar wilayah Kecamatan Paliyan dan sisanya berada di Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunung Kidul, DIY dengan luas total 434,60 hektar.

Topografinya berupa perbukitan karst dengan lapisan tanah yang tipis, memiliki kelerengan diatas 40 % serta pada ketinggian antar 100 – 300 Mdpl.

SM in merupakan alih fungsi dari kawasan hutan produksi menjadi hutan lindung sejak tahun 2000. 

Habitat asli yang dilindungi di SM ini adalah kera ekor panjang (Macaca fascicularis) dan sekitar 40 macam jenis burung liar dan langka.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Sumber & foto: Balai KSDA Yogyakarta





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.