Sabtu, 13 April 2019

Ini Keistimewaan Wujud dan Legenda Danau Tendetung di Banggai Kepulauan

Kalau di Kabupaten Solok, Sumatera Barat ada Danau Dieteh (diatas) dan Danau Dibawah, nah di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah ada Danau Tendetung yang airnya kadang naik kadang turun (surut) serta berlegenda unik.

Secara administratif, Danau Tendetung yang memiliki panjang kurang lebih 2,5 Km dan lebar variasi 600-800 meter ini berada di Kecamatan Totikum Selatan yang mencakup wilayah tiga desa yaitu Desa Peley, Kanali, dan Desa Tobungku.

Menurut Anto Scout, pemandu lokal yang kerap membawa tamu  ke Danau Tendetung, mengatakan danau ini mempunyai keunikan tersendiri.

Air danaunya pada bulan-bulan tertentu kadang naik dan kadang turut atau surut.

Saat surut, yang nampak kelokan sungai yang oleh masyarakat setempat disebut 101 Kelokan.

"Nah posisi sekarang sudah mau naik air danaunya bang," terang Anto kepada TravelPlus Indonesia.

Keunikan lainnya, lanjut Anto, Danau Tendetung memiliki legenda atau cerita rakyat tersendiri.

Media online banggaipost.com pernah menulis kalau dari  penuturan beberapa penduduk lokal yang tinggal di sekitar lokasi danau,

Danau Tendetung adalah reinkarnasi dari sebuah ‘kisah cinta terlarang’ antara Sundano dan Kokiap di Desa Kanali.

Hubungan asmara keduanya tidak direstui oleh kedua orang tua dan kemudian mereka melarikan diri dengan menggunakan perahu.

Konon, adanya 101 kelokan di sepanjang danau tersebut terbentuk karena perahu yang dipakai mereka tersebut.

Menurut Anto keberadaan Danau sebenarnya sudah lama terekspos, cuma baru 2 tahun terakhir ini ada pembangunan gazebo dan wahana bebek apung.

"Kalau aktivitas wisata yang biasa dilakukan pengunjung antara lain menikmati pemandangan dan memancing ikan mujair. Tapi disaat surut asyik juga digunakan untuk camping," tambah Anto.

Kata Anto pengunjung yang datang bukan hanya wisatawan lokal tapi juga wisatawan nusantara dan mancanegara.

"Kalau saya pernah antar tamu wisnus antara lain dari Palu, Manado, Jogja, dan Bandung. Sedangkan teman saya sering bawa turis asing ke danau ini dan beberapa tempat wisata lainnya," terang Anto lagi.

Objek wisata yang dekat dengan wilayah danau ini antara lain Pantai Abason, Pantai Mandel, dan Air Terjun Tembang.

Travel Tips
Kabupaten Banggai Kepulauan sebelumnya merupakan kesatuan wilayah dengan Kabupaten Banggai.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1999 menetapkan pulau-pulau di tengah lautan tersebut menjadi daerah otonom Banggai Kepulauan, sementara kabupaten induk tetap disebut Kabupaten Banggai dan pemekarannya disebut Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep).

Kendati Bangkep diguncang gempa bumi bermagnitudo 6,9  pada Jumat (12/4/2019), namun menurut  Anto, objek-objek wisata di Bangkep tetap aman dan siap dkunjungi.

Untuk menjangkaunya, kalau dari Jakarta paling cepat naik pesawat transit Makassar kemudian lanjut ganti pesawat ke Luwuk (Ibukota Kabupaten Banggai).

Setelah itu naik kapal malam menyeberang ke Kabupaten Bangkep selama 5 jam perjalanan laut.

Setiba di Salakan, Ibukota Bangkep lalu ke Danau Tendetung di Desa Peley dengan menyewa mobil rental ataupun sepeda kotor. Waktu tempuhnya sekitar 1,5 jam dengan jarak sekitar 55 Km.

Kalau mau menginap dulu di Salakan, ada akomodasi antara lain ada Hotel Sidapore, Pawas, dan Hotel Barata. Tarifnya per hari mulai Rp 100 ribu-Rp 300 ribu per malam.

"Pengunjung juga bisa berkemah di pinggir danau pakai tenda dome. Di Salakan juga sudah tersedia penyewaan peralatan camping," pungkas Anto.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.@anto.scout

Captions:
1. Pesona Danau Tendetung di Kecamatan Totikum Selatan, Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep), Sulawesi Tengah.
2. Ini perbedaan Danau Tendetung saat surut dan ketika airnya naik yang terjadi pada bulan-bulan tertentu.
3. Wajah Danau Tendetung saat surut menyisakan sejumlah kelokan yang disebut 101 kelokan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.