Sport tourism event di Sumatera Barat (Sumbar) bukan hanya Tour de Singkarak. Fakta ini terkuak dalam Talkshow Ragam Pesona Indonesia edisi Sumbar.
Talkshow spesial pariwisata yang digelar Radio Republik Indonesia (RRI) bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dan TravelPlus Indonesia itu berlangsung hampir 1 jam di studio RRI Pro2 FM Jakarta, Sabtu (23/2/2019) mulai pukul 11 siang.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Sumbar Oni Yulfian, salah satu nara sumber talkshow tersebut, Tour de Singkarak atau disingkat TdS memang masih jadi andalan sport tourism event Sumbar.
"Sebab lewat ajang lomba balap sepeda berkelas internasional ini mampu menjaring peserta/pesepeda bukan hanya dari berbagai daerah di Indonesia pun mancanegara," terang Oni lewat sambungan telepon ketika dihubungi Ivone sebagai penyiar talkshow kali ini.
Bukti penguat lainnya, lanjut Oni TdS tahun ini kembali masuk daftar 100 Calendar of Events (CoE) Nasional pilihan Kemenpar.
"Dari Sumbar ada 3 event yang masuk CoE 2019. Selain TdS yang akan digelar tanggal 2 - 10 November, juga ada Pasa Harau Art & Culture Festival tanggal 9 - 11 Agustus, dan Festival Pesona Budaya Minangkabau tanggal 4 - 7 Desember mendatang," jelas Oni.
Sesuai namanya sport tourism TdS memadukan olahraga sepeda dengan pariwisata.
"Pastinya sepanjang etape TdS, seluruh pesertanya akan melewati sejumlah obyek wisata tersohor di sejumlah kabupaten dan kota di Sumbar antara lain Jam Gadang di Bukittinggi, Lembah Harau dengan pesona bukit bertebingnya, Sawahlunto dengan wisata tambang dan bangunan tua peninggalan Belanda, Istana Pagaruyung, Istano Basa, Kelok 44, Danau Kembar, Danau Singkarak, dan menikmati suguhan kesenian dan tarian tradisional setempat serta bermacam kuliner khas Minang," terang Oni.
Selain sport tourism balap sepeda, Sumbar pun masih memiliki sederet sport toursim event lainnya seperti selancar (surfing), lari marathon, paralayang (paragliding), offroad, panjat tebing alam, dan lainya.
"Kalau untuk surfing, Sumbar punya Mentawai yang sudah tersohor sebagai salah lokasi surfing dambaan para surfer dunia. Tahun ini di Mentawai akan digelar World Surfing League (WSL) yang akan diikuti para peselancar profesional dalam dan luar negeri," tambah Oni.
"Minang Geopark Run itu ajang lari 5K Fun Run, 10K, dan 21K dengan pemandangan eksotis di kawasan wisata Taman Bumi atau Geopark Ngarai Sianok. Tahun lalu lomba lari ini mengambil tema ‘Run the Nature: Lari Menembus Keindahaan Alam dan Budaya Sumataera Barat’," terang Oni lagi.
Sementara sport tourism Mandeh Run 2019 akan digelar di Kawasan Wisata Bahari Terpadu Mandeh, Kabupaten Pesisir Selatan, 3 Maret mendatang.
"Mandeh Run 2019 yang baru kali pertama digelar oleh sebuah bank BUMN dan didukung Kemenpar ini juga akan diikuti sejumlah pelari baik dari dalam maupun luar negeri," terangnya.
Kelebihan mengikuti ajang Mandeh Run 2019, peserta maupun pengunjung bisa menikmati panorama indah kawasan Mandeh yang disebut-sebut 'Raja Ampat-nya Sumbar'.
"Di perairan Mandeh juga terdapat beberapa spot dive, jadi wisatawan bisa menyelam atau diving maupun snorkeling," tambah Oni.
Lokasi diving di Sumbar juga terdapat di Gosong Laut, perairan Kota Padang yang berjarak sekitar 11 mil dari Pantai Padang.
Lalu di perairan laut Pulau Pandan, Kota Padang; perairan Pulau Air, Kota Padang; dan perairan laut Pulau Pieh di Kabupaten Padang Pariaman; serta perairan laut Pulau Marak di Kabupaten Pesisir Selatan.
Buat wisatawan minat khusus yang hobi mendaki gunung, Sumbar memiliki sejumlah gunung populer yang kerap didaki para pendaki baik dari Sumbar dan sejumlah provinsi lain.
"Ada Gunung Marapi, Singgalang, Talang, Tandike, dan satu lagi Gunung Kerinci yang berada diantara Sumbar dan Jambi," terang Oni.
Sebagai informasi, tahun lalu Sumbar menjadi tuan rumah Gladian Nasional (Galdnas) Pecinta Alam XIV atau pertemuan para mahasiswa pecinta alam (Mapala) dari berbagai universitas di Indonesia.
Ada sekitar 188 peserta dari 24 provinsi di Indonesia yang hadir di lokasi acara di Kawasan karst nan elok Lembah Harau, Payakumbuh.
Khusus peminat olahraga dirgantara paralayang, Sumbar juga memiliki beberapa tempat untuk itu, sekaligus sport tourism event-nya.
Tahun lalu, Sumbar menggelar kejuaraan olahraga paralayang internasional bertajuk Paralayang Internasional Agam 2018 di Puncak Lawang, Kabupaten Agam. Pesertanya terdiri atas atlit paralayang lokal, Nasional dan dari luar negeri lebih dari 17 negara antara lain Vietnam, Swiss, Belanda, Jerman, Filipina, Malaysia, dan Singapura.
Menurut Oni Puncak Lawang telah diakui sebagai lokasi terbaik di Asia Tenggara untuk olahraga Paralayang.
"Tempat ini merupakan salah satu obyek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Di puncak Lawang, di ketinggian 1.210 Mdpl, pengunjung bisa menikmati keindahan Danau Maninjau dan sekitarnya, bahkan tanpa berparalayang," terangnya.
Buat yang senang berarung jeram atau rafting, Sumbar punya beberapa sungai yang menantang untuk diarungi antara lain Batang Anai di Kabupaten Padang Pariaman.
Di sana wisatawan bisa memilih salah satu dari tiga paket yang ditawarkan yakni paket pendek dengan start dari Balah Aie ke Pasie Laweh sepanjang 4,5 Km dan waktu tempuhnya sekitar dua jam.
Kemudian paket menengah, dari Anduriang ke Pasie Laweh (11,2 Km) selama lebih kurang 4 jam. Satu lagi paket jauh dari Guguak ke Pasie Laweh sejauh 15,8 Km selama sekitar 5 jam.
Bagi peminat olahraga dayung perahu naga, Sumbar juga memiliki tempat dan kejuaraan internasional perahu naga di Padang, yang digelar setiap tahun.
Kejuaraan Internasional Perahu Naga di Padang tahun lalu misalnya diikuti 40 tim dayung dari berbagai daerah Indonesia dan 6 negara yakni Jepang, Taiwan, Malaysia, Hongkong, Vietnam, dan Jerman.
Sementara peminat olah raga offroad, Sumbar juga kerap menggelar sejumlah sport tourism event khusus offroad antara lain West Sumatera Adventure Offroad (WSAO) 2017 yang diikuti 97 mobil dengan 200 lebih peserta dari klub di Sumbar, Sumut, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumsel, dan Jawa.
Start-nya dari Istana Gubernuran, Padang lalu menjelajahi Kawasan Wisata Mandeh Pesisir Selatan melalui jalur baru Sungai Pisang-Sungai Nyalo-Mandeh Pesisir Selatan untuk hari pertama.
Hari berikutnya menjelajah rute Pantai Carocok Pesisir Selatan menuju Pasar Baru-Puncak Bulan-Bukit Gandum-Sarik Bayang. Sedangkan hari ketiga Alahan Panjang Solok-Bukit Cambai.
Kalau untuk rute Ekstrem Offroad-nya dari Pasar Baru Bayang Pesisir Selatan-Alahan Panjang Solok.
Tahun lalu Sumbar juga menggelar Wirabraja Merah Putih Adventure Extreme Offroad 2018 yang berlangsung di seputaran Ngalau Indah dan di kawasan Kenagarian Sarilamak serta Taram, Kecamatan Harau, Kabuoaten 50 Kota.
Belum lama ini, tanggal 5 dan 6 Januari 2019, sebanyak 60 komunitas offroad Sumbar dan peserta dari beberapa provinsi melakukan kegiatan offroad dengan menjelajahi alam Kinali, tepatnya di lokasi Embung Bancah Sopan, Jorong Sigunanti, Kabupaten Pasaman Barat yang rencananya bakal menjadi agenda tahunan.
Lalu bagaimana strategi promosi dan publikasi ragam sport tourism event Sumbar?
Oni menjelaskan pihaknya akan melakukan BAS (Branding, Advertising & Selling).
"Kita mengikuti anjuran dari pusat dalam hal ini Kemenpar untuk melakukan BAS dan tentunya promosi lewat berbagai media antara lain media digital," terangnya.
Dalam talkshow ini, nara sumber lainnya Adji Kurniawan sebagai wartawan pariwisata dan travel blogger senior dari TravelPlus Indonesia menambahkan kalau bicara sport tourism, pasar wisatawan yang menjadi target Sumbar sebenarnya sudah amat jelas dan spesifik.
Dia menyarankan agar Sumbar untuk fokus menyasar komunitas-komunitas terkait sport tourism event yang digelar.
"Kalau TdS tentu pasar utama yang dibidik adalah para klub pesepeda baik di Indonesia maupun mancanegara. Begitupun dengan Mandeh Run, tentu yang disasar adalah komunitas-komunitas pelari di dalam dan luar negeri," terang Adji seraya menambahkan hal itu berlaku pula buat sport tourism lain seperti surfing, paralayang/aero sport, diving, offroad, sampan (cannoeing), dayung perahu naga, rafting, dan mendaki gunung.
Untuk menjaring wisatawan dari luar Sumbar agar datang menyaksikan ragam sport tourism event-nya, Adji menyarankan promosi setiap event-nya harus dilakukan jauh-jauh hari.
Usahakan promosinya dilakukan di publik area di kota-kota besar di luar Padang, misalnya di salah satu mall tersohor/car free day/di tempat strategis yang ramai dikunjungi masyarakat umum di Jakarta dan kota-kota besar lain.
"Acara promosinya harus dikemas dalam kemasan menarik, menghibur, dan informatif lengkap dengan brosur paket wisata terkait sport tourism yang akan digelar. Jangan lupa mengundang komunitas terkait dan teramat penting wartawan pariwisata dan travel blogger yang selama ini loyal menulis pariwisata agar semakin tersebarluas infonya," tambah Adji.
Kalau mau lebih komplit lagi, sebulan sebelum sport tourism event dimulai, lanjut Adji, Sumbar harus mengadakan famtrip pra event dengan mengundang Travel Agent (TA) dan Indie Travel (IT) yang berkompeten di dalam kota dan luar kota serta sejumlah travel journalist/blogger berpengalaman dari Jakarta untuk melihat persiapan pelaksanaan sport tourism event tersebut sekaligus city tour.
Syaratnya TA/IT yang ikut WAJIB membuat paket wisata/tur terkait sport tourism event yang akan segera berlangsung.
Contohnya paket wisata TdS, paket wisata Mandeh Run, paket wisata World Surfing League (WSL) Mentawai, dan lainnya. Minimal menjual paket wisata yang sudah ada ditambah dengan menonton sport tourism tersebut.
Sementara travel journalist/blogger-nya, harus menulis segala hal baik itu objek wisata/desfinasi, MICE, kuliner, akomodasi, dan tentunya informasi tentang jadual serta venue sport tourism event Sumbar yang amat dibutuhkan calon peserta/wisatawan.
"Oleh karena itu libatkan travel journalist/blogger berpengalaman/kreatif/produktif atau yang bisa keduanya serta amat melek medsos artinya sangat aktif pula men-share link-link tulisan, foto, dan video via medsos-nya antara lain Instagram, FB, Twitter, WhatsApp Group/WAG komunitas, dan lainnya," tambah Adji.
Mengapa travel journalist/blogger bukan journalist/blogger bidang lain misalnya olahraga?
"Ya karena ini sport tourism (paduan olahraga dan pariwisata), dan jika ingin mengedepankan pariwisatanya tentu yang harus dilibatkan adalah travel journalist/blogger, bukan pewarta olahraga apalagi bidang lainnya. Biar nyambung," terang Adji.
Lalu kenapa pula travel journalist/blogger berpengalaman/kreatif/produktif atau yang bisa keduanya serta amat melek medsos?
"Ya karena mereka sudah punya jam terbang, terbiasa, dan terbukti loyal dan profesional dibidangnya selama ini. Jadi bukan hanya sekadar viral event tersebut, namun yang lebih penting informasi yang dibutuhkan pembaca dalam hal ini calon peserta atau wisatawan yang akan ikut/ingin menyaksikan sport tourism tersebut terpenuhi," pungkas Adji.
"Soalnya selain disiarkan secara langsung selama hampir 1 jam dengan jangkauan siaran ke seluruh Indonesia bahkan kawasan Asia Tenggara, juga dimuat di RRI Online serta tentunya di TravelPlus Indonesia, ditambah disebarluaskan lewat medsos dalam bentuk foto, video, dan link tulisan. Jadi amat komplit," terang Herlina.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Tour de Singkarak (TdS) masih jadi andalan sport tourism event Sumbar.
2. Mande Run 2019 yang bakal digelar 3 Maret mendatang, jadi new sport tourism event Sumbar.
3. Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Sumbar Oni Yulfian. (dok.IG)
4. Berfoto bersama usai talkshow Ragam Pesona Indonesia edisi Sumbar di RRI Pro 2 FM Jakarta, ada Adji dari TravelPlus Indonesia sebagai salah satu nara sumber, Herlina Jabir (ditengah berhijab bermotif) sang produser talkshow, dan Ivone (berhijab hitam) sebagai penyiar. (dok.RRI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.