Selasa, 26 Februari 2019

Menpar Arief Yahya: Tourism Event Ingin Sukses, Jangan Pelit-Pelit Investasi di Promosi

Promosi adalah salah satu faktor penentu kesuksesan sebuah kegiatan pariwisata (tourism event) baik itu yang bertema budaya (tarian, musik, kuliner, parade/karnaval, dll), wisata olahraga/sport tourism (marathon, triathlon, sepeda, lari, arung jeram, paralayang, surfing, dayung/sampan, dll) maupun cross border event (konser musik, dll) dalam menjaring wisatawan.

Saking pentingnya promosi itu, sampai Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya kerap menyinggungnya diberbagai kesempatan.

Baru-baru ini dalam acara peluncuran Calendar of Events (CoE) Danau Toba 2019 di Jakarta, Arief Yahya mengutarakan masih banyak rekan-rekan di daerah yang menganggap promosi untuk tourism event kurang penting alias diremehkan.

Alhasil event-nya bukan saja tidak mampu menjaring wisatawan dalam jumlah siqnifikan, pun tidak berkesan bahkan tidak dikenal.

Arief Yahya menilai hal itu disebabkan karena masih banyak sekali kesalahan yang dilakukan Pemda/Pemkot di sejumlah daerah dalam mengadakan tourism event.

Kesalahan fatal itu, sambung Arief Yahya adalah sering menggunakan seluruh anggarannya hanya untuk produksi acara tetapi tidak membaginya buat mempromosikan event tersebut.

"Saya sudah seringkali ingatkan, kalau misalnya punya uang Rp 1 milyar untuk membuat sebuah tourism event, maka Rp 500 juta digunakan untuk produksi acara dan sisanya Rp 500 juta lagi buat promosi," ungkap Arief Yahya dengan nada lantang.

Kenapa? Karena promosi itu sepenting produksi acara. "Apalagi tourism event, apalagi di zaman sekarang. Sebab presepsi bisa sangat dibentuk dengan promosi," tambahnya.

Promosi itu, lanjut Arief Yahya merupakan bagian dari media value, dan Media Value adalah cabang dari communication value yang merupakan salah satu dari 5C yang menjadi syarat kalau ingin tourism event di sejumlah daerah mau terpilih masuk 100 CoE Wonderful Indonesia-nya Kemenpar.

"Jadi kalau ingin event-nya sukses dan juga mau masuk 100 CoE Wonderful Indonesia, jangan pelit-pelit untuk investasi di promosi," tegasnya.

Selain communication value yang di dalamnya antara lain menyangkut promosi, kata Arief Yahya masih ada 4C lagi yang menjadi kriteria penilaian sebuah event bisa masuk daftar 100 CoE Wonderful Indonesia atau tidak.

Ke-4C itu adalah creative value, commercial value, CeO committed, dan consistency.

"Yang dimaksud kriteria creative value itu, eventnya harus didampingi koreografer, designer, penata musik minimal bertaraf Nasional. Itu semua atas arahan Presiden Jokowi," terangnya.

Arief Yahya memberi contoh nama-nama koreografer, dan lainnya yang bereputasi Nasional bahkan global. "Contohnya kalau koreografer atau penata tari ada nama Denny Malik, Eko Pece dan lainnya. Untuk penata musik atau arranger ada Dwiki Darmawan, dan lainnya. Sedangkan untuk parade/karnaval budaya ada Dynand Fariz, dan lainnya," jelasnya.

Untuk kriteria commercial value, lanjut Arief Yahya tourism event tersebut harus bisa mendatangkan wisatawan, bukan hanya wisatawan nusantara (wisnus) pun mancanegara (wisman).

Kriteria ketiga, CEO committed, artinya pemimpin daerah/kota baik itu gubernur, bupati/walikota harus punya komitmen kuat terhadap pariwisata, termasuk tourism event-nya.

"Kemenpar tidak akan mendukung tourism event sebuah daerah/kota, kalau gubernur/bupati/walikotanya tidak respek dengan pariwisata. Sebab itu cuma bikin lelah, buang waktu, tenaga, dan biaya. Lebih baik kita dukung CEO yang benar-benar punya komitmen terhadap pariwisata dan juga promosinya," tegasnya.

Kriteria keempat consistency, maksudnya tourism event-nya harus konsisten atau rutin digelar dan tepat waktu serta tempat pelaksanaannya.

"Jangan sampai sekali dibuat, tahun berikut tidak ada lagi, jadi harus kontinyu. Jangan gara-gara pejabatnya tidak ada atau tidak bisa hadir di acara pembukaan/peresmian event tersebut, lalu diganti tanggalnya atau diundur.  Jadi ada atau tidak ada pejabat, event itu harus sesuai jadual agar wisatawan yang datang tidak kecewa, mengingat promosinya sudah dilakukan jauh-jauh hari," pungkas Arief Yahya.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Menpar Arief Yahya saat diwawancari sejumlah awak media di Jakarta.
2. Menpar Arief Yahya bersama Wagubsu Musa Rajekshah, dan Menpar PUPR Basuki Hadimuljono dan lainnya me-launching CoE Danau Toba 2019 di Jakarta dengan memukul gondang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.