Minggu, 09 Desember 2018

Empat Film Panjang Nominasi FFI 2018 Ini Turut Angkat Daya Tarik Budaya dan Wisata

Empat film panjang yang masuk  nominasi peraih Piala Citra dalam ajang Festival Film Indonesia (FFI) 2018 yakni Aruna & Lidahnya, Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak, Sekala Niskala dan Sultan Agung: Tahta, Perjuangan dan Cinta turut andil dalam mengangkat daya pikat  budaya dan wisata yang menjadi lokasi syuting masing-masing. 

Film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak yang masuk nominasi FFI 2018 antara lain kategori Film Terbaik, Sutradara Terbaik untuk Mouly Surya, Penulis Skenario Asli Terbaik untuk Mouly Surya & Rama Adi, Pemeran Utama Wanita Terbaik untuk Marsha Timothy, Pemeran Pendukung Wanita Terbaik untuk Dea Panendra, Pemeran Pendukung Pria Terbaik untuk Egi Fedly dan Yoga Pratama, dan lainnya ini misalnya mengangkat pesona Bukit Tanarara dan Bukit Merdeka di Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Keindahan Bukit Tanarara digambarkan dengan jelas pada beberapa adegan dalam film tersebut.

Ketika kemarau, savana atau padang rumput yang ada di bukit itu berwarna coklat keemasan. Dan berubah bak permadani raksasa berwarna hijau segar saat musim penghujan.

Bukit itu yang tersaji di film itupun memikat hati para traveler dan backpacker.

"Gara-gara nonton film itu gue jadi pingin banget ke bukit itu tahun depan," ujar Reno, backpacker asal Jakarta.

Sementara film Aruna & Lidahnya yang memperoleh sejumlah nominasi di antaranya kategori Film Terbaik, Sutradara Terbaik untuk Edwin, Penulis Skenario Terbaik untuk Titien Wattimena, Pemeran Utama Wanita Terbaik untuk Dian Sastrowardoyo, Pemeran Utama Pria Terbaik untuk Oka Antara, Pemeran Pendukung Wanita Terbaik untuk Hannah Al Rashid, dan Pemeran Pendukung Pria Terbaik untuk Nicholas Saputra turut melambungkan sejumlah kuliner di empat kota yakni Surabaya, Pamekasan (Madura), Pontianak, dan Singkawang yang menjadi lokasi syuting film tersebut.

Kuliner yang kian terdongkrak kesohorannya antara lain Soto khas Lamongan di kawasan MERR, Jalan Ir. H. Soekarno, Surabaya.

Lalu panganan Pengkang Peniti di Pondok Pengkang yang beralamat di Jalan Raya Peniti, Peniti Luar, Siantan, Pontianak, Kalimantan Barat.

Juga Choipan makanan khas Singkawang di Rumah Marga Tjhia, salah satu cagar budaya di Singkawang dan "Mie Loncat" atau "Mie Lempar" kedai Bakso Sapi Bakmi Ayam 68 di Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 68, Singkawang.

"Sumpah, abis nonton Aruna & Lidahnya gue pingin banget jelajahi tempat-tempat kulinernya," ungkap Santi, food traveler juga asal Jakarta.

Lain lagi dengan film Sekala Niskala mendapatkan sejumlah nominasi FFI 2018 antara lain kategori Film Terbaik, Sutradara Terbaik untuk Kamila Andini, Penata Sinematografi Terbaik untuk Anggi Frisca, Penulis Skenario Asli Terbaik untuk Kamila Andini, Pemeran Pendukung Wanita Terbaik untuk Ayu Laksmi, dan lainnya ini turut mengangkat budaya Bali.

Pasalnya film ini berangkat dari tradisi dan kepercayaan yang ada di masyarakat Bali. “Sekala” dan “Niskala” secara filososfis berarti yang terlihat (Sekala) dan yang tidak tampak (Niskala).

Di film yang berkisah tentang anak-anak yang memaknai kehilangan ini divisualisasikan dengan tari-tarian dan pertunjukan yang artistik serta ditambah unsur kesenian dan keindahan alam Bali.

"Atmosfer Bali-nya banget, soalnya keseluruhan adegannya berlatar di Bali, dialognya juga  berbahasa Bali ditambah pemainnya diperankan para seniman Bali. Jadi pingin balik ke Bali lagi terutama ke lokasi-lokasi di film itu," ujar Santi, penikmat wisata budaya di Jakarta.

Terakhir, film Sultan Agung: Tahta, Perjuangan dan Cinta yang mendapatkan sejumlah nominasi di antaranya kategori Film Terbaik, Pemeran Utama Pria Terbaik untuk Ario Bayu, dan Pemeran Pendukung Pria Terbaik untuk Marthinus Lio ini  berhasil membuat Studio Alam Gamplong sebagai salah satu lokasi syuting-nya menjadi daya tarik wisata baru.

Studio alam tersebut berada di Dusun Gamplong 1, Desa Sumberrahayu, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, DIY.

Berdasarkan pengamatan TravelPlus Indonesia, di dalam kompleks studio tersebut ada replika pendopo kerajaan dengan pagar berpintu kayu dan tembok tebal, rumah-rumah pecinaan, benteng Batavia berikut jembatan Kota Intan dan parit yang merupakan replika kali Ciliwung berikut perahu sampannya, kereta, gerobak, dan lainnya.

Beragam set bangunan tersebut kini diburu para traveler penggila selfie dari berbagai penjuru Tanah Air.

"Aku jauh-jauh dari Aceh sempat-sempatin ke Studio Alam Gamplong ini karena penasaran usai nonton filmnya," aku Rini.

Film panjang apakah yang akan memboyong Piala Citra FFI 2018 yang akan diumumkan di Teater Besar Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Minggu (9/12) malam?

Tunggu saja kabarnya, namun yang pasti keempat film itu sudah turut kian melambungkan pesona alam, aneka kuliner, budaya khas, dan bahkan menciptakan daya tarik wisata buatan baru.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)

Captions:
1. Studio Alam Gamplong yang menjadi lokasi syuting film Sultan Agung, kini jadi daya tarik wisata buatan di Sleman, DIY.
2. Potongan syuting Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak di Sumba NTT. (dok. twitter.com)
3. Salah satu adegan film Aruna & Lidahnya. (dok. @plarifilms)
4. Wisatawan pemburu selfie di Studio Alam Gamplong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.