Minggu, 05 Juli 2015

Mengurangi Buta Aksara Alquran Lewat Program Gerakan Mengaji

Sungguh Ironis, penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 250 juta dan mayoritas muslim, ternyata dari hasil penelitian Institut Ilmu Al-Qur’an tahun 2013 menunjukkan bahwa 65% umat Islam di Indonesia masih buta aksara Al-Qur’an, 35% hanya bisa membaca Al-Qur’an saja, dan cuma 20% yang dapat mengaji atau membaca Al-Qur’an dengan baik. 

Kondisi tersebut melatarbelakangi sejumlah pihak melakukan program gerakan mengaji. Kementerian Agama RI contohnya, beberapa tahun lalu, tepatnya Rabu, 30 Maret 2011 telah meluncurkan program Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji (G3M) di Istora Senayan, Jakarta.

Program yang diresmikan oleh Menteri Agama Suryadharma Ali ini mengajak masyarakat muslim agar mengisi waktu maghrib dengan mengaji, mengingat waktu maghrib masyarakat muslim Indonesia lebih banyak yang menonton TV atau nongkrong di luar rumah dibandingkan dengan mengaji.

Kemudian pada 2 Maret 2015, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang akrab disapa Aher meresmikan Gerakan Jabar Menghafal Al-Qur’an di sejumlah daerah seperti Kota Bandung, Cianjur, Garut, Purwakarta, Cianjur, Sukabumi, dan Cirebon. Sasaran program ini seluruh siswa mulai dari jenjang SD sampai dengan SMA sekitar sembilan juta orang. Gubernur Jabar Ahmad Heryawan yang juga merupakan seorang penghafal (hafidz) Al-Qur’an yang meluncurkan program tersebut.

Setelah program G3M, kemudian muncul program One Day One Juz (ODOZ). Program ini lebih banyak ditujukan kepada umat Islam yang telah lancar (tartil) membaca Al-Qur’an dan bacaannya bagus (tahsin) sesuai dengan hukum-hukumnya. Program ini juga dikenakan kepada setiap kader partai politik tertentu. Setiap kader setiap hari atau setiap minggu diminta “setorannya”. Selain pada kader partai politik tertentu, ODOZ juga populer di kalangan aktivis dakwah kampus.

ODOZ diharapkan bukan hanya dilakukan pada komunitas yang terbatas, tetapi diharapkan dapat dilakukan pada seluruh umat Islam, walau pelaksaannya perlu dilakukan bertahap, karena sebagaimana disebutkan diatas, masih banyak yang buta huruf Al-Qur’an.

Baru-baru ini, bertepatan dengan peringatan malam Nuzulul Qur’an di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat, 3 Juli 2015 malam, Ar-Rahman Qur’an Learning (AQL) Center pimpinan Ustadz Bachtiar Nasir bekerjasama dengan Badan Koordinasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Jakarta mengadakan launching program yang disebut Gerakan Jakarta Mengaji (GJM). Program yang juga didukung penuh Pemprov DKI Jakarta ini Jakarta ini dihadiri lebih dari 5.000 orang dari Jabodetabek.

Sekretaris Daerah DKI Jakarta Dr Saefullah mengharapkan program ini dapat mewarnai Kota Jakarta. “Kegiatan ini akan mewarnai DKI Jakarta. Dengan ini Warga Jakarta akan berakhlaqul karimah,” harapnya. Program yang melibatkan 10 masjid sebagai duta yang mewakili seluruh wilayah di Jakarta ini diakhiri dengan penandatanganan pakta intergritas sebagai dukungan Gerakan Jakarta Mengaji.

Sepuluh masjid ini akan menjalankan program Gerakan Jakarta Mengaji yang berisi pembelajaran tahsin Qur’an, tahfidz Qur’an dan tadabbur Qur’an.

Ketua DPW BKPRMI DKI Jakarta Zuhdi Mamduhi mengatakan dalam menghadapi tantangan, pemuda Indonesia khususnya ibu kota perlu diingatkan serta dikembalikan kepada petunjuk kehidupan yang sempurna yaitu Alquran agar pemuda bisa menjadi sosok sukses dunia dan akhirat. "Dalam merealisasikan cita-cita mulia tersebut, BKPRMI akan membuat kesepakatan bersama di lima wilayah Jakarta yang akan diwujudkan dalam kegiatan Launching Gerakan Jakarta Mengaji," ujar Zuhdi.

Zuhdi juga mengimbau kepada seluruh remaja dan pemuda Islam di Jakarta untuk bisa sama-sama mendukung kegiatan membumikan Alquran ini. Dia juga berharap seluruh lapisan masyarakat bisa kembali kepada Alquran dan ikut mendukung kegiatan ini sebagai langkah awal menuju cita-cita tersebut.

Peluncuran Gerakan Jakarta Mengaji diawali dengan wakaf 1.436 Alquran dan ditutup dengan pembagian hadiah umrah bagi peserta yang beruntung.

Sebelumnya pada kesempatan lain, artis Peggy Melati Sukma yang belakangan ini konsen dibidang pendidikan Islam mengaku prihatin dengan umat muslim di Indonesia yang mayoritas tapi justru banyak yang tidak bisa membaca Alquran.

Salah satu upaya yang dilakukan Peggy untuk memberantas buta aksara Alquran adalah dengan melakukan pelatihan di sejumlah titik. Di Bandung, deMoss jadi sentral pelatihan. Tapi untuk wilayah lain di Indonesia, pihaknya juga melakukan sistem jemput bola untuk melatih kaum muslimah membaca Alquran

Di Bandung dan Jawa Barat, Peggy menggandeng deMoss (outlet baju muslim) dan Majelis Ta'lim Miskha untuk melakukan gerakan Amazing Muslimah. "Mudah-mudahan Amazing Muslimah bisa melakukan aktivitas membebaskan buta Alquran untuk wilayah Bandung dan Jawa Barat," harapnya.

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Captions: 
1. Tanamkan Cinta Alquran sejak dini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.