Minggu, 07 Desember 2014

Tari Pangkur Sagu Hibur Seribu Guru di Museum Perangko

Pangkur Sagu, tarian khas Suku Asmat, Papua yang dibawakan para pelajar SMP dan SMK asal Papua yang bersekolah di Sekolah Anak Indonesia (SAI), Sentul Bogor, Jabar menghibur para guru di acara Hari Untuk Guru di Museum Perangko, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Sabtu (6/12). 

Sebelum tampil, para penari melakukan persiapan di dalam Museum Perangko. Para pelajar berusia belasan tahun ini menghias wajah dan badannya secara bergantian dengan cairan kapur berwana putih dan merah. "Cairan ini tidak gatal dan nanti mengelupas sendiri," aku Boni, salah seorang penari.

Acara Hari Untuk Guru yang diadakan Majalah CIA (Creativity in Action) dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional ini diikuti seribu (1.000) guru se-Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak, SD, SMP hingga SMK.

Ketua Pelaksana Hari Untuk Guru (HUG), Stefanie Agustin menjelaskan guru merupakan profesi penting dalam kehidupan manusia. “Sayangnya, guru saat ini seperti pejuang di masyarakat yang sedang berjalan sendiri di lapangan. Posisi guru tenggelam di antara profesi popular lainnya dan sering diabaikan,” ujar Stefanie seraya menambahkan ajang ini digelar ini sebagai bentuk apresiasi terhadap profesi dan jasa guru sekaligus untuk mengngkat harkat priofesi guru dalam masyarakat.

Pada pelaksanaan Hari Untuk Guru ini para guru selain mendapatkan kegiatan hiburan yang edukatif dan interaktif serta sejumlah bingkisan, juga memperoleh Kartu Hanya Untuk Guru (HUG) secara cuma-cuma. Kartu membership tersebut hanya ditujukan khusus buat guru. “Dengan kartu ini, setiap guru yang memiliki katu ini mendapatkan fasilitas khusus diberbagai tempat dalam bentuk diskon, harga khusus, hadiah, dan lain sebaginya,” jelas Stefanie.

Di tahap awal, kartu HUG diberikan untuk kebutuhan dasar guru seperti retail, kesehatan dan asuransi. “Retail yang sudah berkontribusi dalam kartu ini baru Alfamart dengan Kartu Aku. Nantinya kartu ini akan mengarah pada kartu asuransi, kartu untuk laboratorium, bahkan ke depan juga KPR,” ungkap Stefanie yang menargetkan lewat Kartu HUG ini kelak juga dapat bekerjasama dengan lebih banyak bidang industri, termasuk otomotif.

Menurut Stefanie, pemberian Kartu HUG ini terinpirasi dari pengalamannya sendiri. Ketika dia menggelar reuni SMP, ada gurunya yang sakit dan tidak ada biaya berobat. “Sampai guru itu meninggal tidak ada yang tahu kesulitannya. Dari kejadian itu saya tergerak untuk memberikan sesuatu kepada para guru,” kata mantan murif SMP Marsudirini, Jakarta ini. 

Untuk tahap pertama tahun 2014 ini Kartu HUG ini masih diberikan untuk guru-guru di Jabodetabek. Mulai 2015 dan tahun-tahun berikutnya mudah-mudahan bisa diberikan untuk guru-guru di daerah lain di luar Jawa,” harapnya. 

Peringatan HUG kali ini terasa spesial karena dihadiri Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan. Selain itu juga ada Asisiten Sekretaris Daerah Bidang Kesejahteraan Masyarakat DKI Jakarta Bambang Sugiyono, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Lasro Marbun, Sekretaris Dinas Pendidikan DKI Jakarta Achmad Firdaus, Walikota Jakarta Timur Krisdianto, Kepala Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Timur Budiana, dan Direktur Umum TMII Bambang Parikesit.

Anies Baswedan memberi apresiasi guru-guru atas pengabdiannya dalam mengajar. Menurutnya guru harus mendapatkan tempat yang paling tinggi di masyarakat. "Jadi saya sampaikan apresiasi dan ikhtiar untuk guru. Kita tidak akan ada di sini tanpa seorang guru," kata Anies. 

Anies juga memuji langkah perusahaan yang memberikan potongan harga kepada guru. Dalam acara tersebut, Anies meluncurkan program Kartu Hanya Untuk Guru (HUG) serta website www.hanyauntukguru.com sebagai langkah memuliakan guru.

"Saya mengapresiasi langkah ini dalam meluncurkan program Hanya Untuk Guru, semoga perusahaan lain segera menyusul memberi potongan kepada guru," pungkas Anies.

Dalam acara ini, sejumlah guru mengaku senang mendapatkan hiburan, bingkisan dan juga Kartu HUG dan Kartu AKU. 

“Saya bersyukur dan berterimakasih masih ada pihak yng memperhatikan profesi dan jasa guru,” aku Dwi Sulistyowati, salah satu guru SD dari Bogor, Jawa Barat yang mengikuti acara ini seraya menunjukkan Kartu HUG dan juga Kartu AKU dari Alfamart yang didapatnya secara gratis.

Corporate Communication General Manager Alfamart Nur Rachman mengatakan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, (SAT) yang merupakan pemilik jaringan Alfamart dan Alfamidi menjelaskan  Kartu AKU yang diberikan kepada 1000 guru yang hadir secara gratis punya manfaat banyak, antara lain diskon 10 % untuk pembelian produk Alfamart yakni Produk Home Brand Private Label (HBPL) yang diproduksi khusus untuk dijual di toko Alfamart.

"Kartu AKU ini juga punya banyak manfaat lain seperti kalender belanja,  produk-porudk spesial, hadiah langsung ataupun undian, dan lainnya khusus untuk member atau pemilik kartu," ujar Nur. 

Boni yang bernama lengkap Bonifasius Yaisi, salah seorang penari Pangkur Sagu asal Papua mengaku bangga ikut meramaikan acara Hari Untuk Guru ini. 

“Selaku murid saya berharap pemerintah lebih memperhatikan nasib guru dan pendidikan di daerah terpencil di Indonesia Timur termasuk di Papua,” jelasnya sebelum tampil menari dengan pakaian dan atribut serta make up khas Papua. 

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com) 

Captions: 
1. Penari pangkur sagu sebelum tampil di acara Hari Untuk Guru di Museum Perangko, TMII. 
2. Inilah Kartu Hanya Untuk Guru (HUG) yang ditujukan khusus untuk guru.
3. Para guru mendapat kartu HUG dan sejumlah bingkisan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.