Punya rencana mendaki gunung untuk mengisi liburan akhir tahun ini? Jangan gunung itu-itu lagi! Cobalah ke Aceh. Daki gunung-gunungnya biar perbendaharaan gunung Anda bertambah. Mau gunungnya yang masih aktif atau yang sudah tak bergejolak lagi? Semua ada, Anda tinggal pilih. Dijamin Anda bakal menemukan atmosfir berbeda dengan gunung-gunung yang ada di Jawa dan pulau lainnya.
Dari sekian gunung yang ada di Tanah Rencong ini, Travelplusindonesia mencatat ada 6 gunung api yang menarik dan atau cukup menantang untuk didaki yaitu Gunung Lauser, Bur Ni Telong, Geureudong, Peuet Sague, Jaboi, dan Gunung Seulawah Agam.
Keenam gunung tersebut oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Indonesia dinyatakan masih berstatus aktif.
Gunung Lauser yang berketinggian 3.404 meter di atas permukaan laut (Mdpl) merupakan gunung tertinggi di Bumi Iskandar Muda ini. Gunung yang dulu pernah popular di kalangan pendaki asing ini letaknya di sebelah tenggara Aceh, dekat perbatasan dengan Sumatera Utara. Tepatnya di dalam Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) yang berluas 1.094.692 hektar.
Gunung Leuser pernah mengalami masa keemasan pendakian pada era tahun 80-90an. Pendaki asing berdatangan ketika itu terutama dari Jerman, Belanda, Swiss, dan AS. “Dulu setiap bulan Mei, Juni, dan Juli ada 50 pendaki asing yang mendaki ke Leuser setiap harinya. Tapi setelah terjadi konflik antara GAM dengan TNI, pendaki mancanegara menyusut tajam sampai sekarang,” kata Usman, salah seorang warga Gayo Lues yang pada era itu memiliki penginapan dan 8 pemandu ke Leuser namun kini usahanya bangkrut karena sepi pendaki asing.
Sekurangnya kini ada 2 jalur pendakian menuju Puncak Leuser. Pertama, dari Aceh Tenggara, tepatnya dari Dusun Penosan, Desa Kedah. Jalur ini merupakan rute normal yang sering dipakai pendaki. Jalur satu lagi dari Aceh Selatan, tepatnya dari Desa Pasie Lembang, Kecamatan Kluet Selatan. Jalur ini jarang dipakai karena cukup jauh dan medannya lebih berat.
Untuk mencapai Dusun Penosan, Desa Kedah, dari Jakarta atau kota Anda menuju Medan, Sumatera Utara. Dari terminal Pinang Baris - Medan, naik bis berukuran besar seperti Garuda, Pinem, dan lainnya ke Kutacane, ibukota Aceh Tenggara yang berjarak 233 Km selama 10 - 12 jam, melewati Brastagi dan Kabanjahe.
Pilihan lain naik mobil jenis L300 milik PO. Karsimana atau PO. BTN yang pool-nya di Jalan Bintang dengan jadwal keberangkatan pukul 19.00 WIB tiap hari dan sampai di Kedah keesokan harinya.
Kutacane juga dapat ditempuh lewat Banda Aceh dengan Colt L-300. Dari Kutacane naik angkutan lokal berlabel Loser, Marmas, dan lainnya jurusan Blangkajeren ke Desa Angusan. Kalau tak mau repot, Anda dapat mencarter langsung ke Dusun Penosan. Setibanya di Kedah, jangan heran Anda akan diserbu para pemandu yang memasang tarif antara Rp 800ribu hingga Rp 1juta per pendakian tergantung negosiasi Anda.
Untuk pendakian Gunung Leuser, Anda memang diharuskan dipandu pemandu lokal agar lebih aman. Segera urus surat ijin pendakian berupa surat jalan kepolisian dari daerah asal Anda, organisasi asal, surat keterangan dokter, dan TNGL Aceh Tenggara serta Foto Copy KTP Anda. Atau Anda bisa minta bantuan guide untuk mengurusnya.
Jangan lupa, Anda harus membawa persiapan logistik yang cukup dan tentunya fisik dan mental prima. Maklum untuk mencapai puncak Gunung Leuser bukan perkara main-main. Lewat jalur Aceh Tenggara, diperlukan waktu selama 9-10 hari tergantung cuaca dan kondisi fisik serta harus melewati 7 puncak gunung. Total pulang – pergi sekitar 14 - 16 hari.
Gunung Bur Ni Telong yang berketinggian 2.624 Mdpl hanya berjarak 5 Km dari Redelong, ibu kota Kabupaten Bener Meriah dan Bandar Udara Rembele (RBL).
Gunung bertipe strato ini memiliki lima kawah yang semuanya berada di puncak.
Bur Ni (gunung), Telong (terbakar). Jadi Bur Ni Telong artinya gunung yang terbakar. Ada juga yang menyebutnya Gunung Tutong, Boer Moetelong, Gunung Telong, dan atau Burni Cempege yang dalam Bahasa Gayo berarti gunung yang penuh belerang.
Bur Ni (gunung), Telong (terbakar). Jadi Bur Ni Telong artinya gunung yang terbakar. Ada juga yang menyebutnya Gunung Tutong, Boer Moetelong, Gunung Telong, dan atau Burni Cempege yang dalam Bahasa Gayo berarti gunung yang penuh belerang.
Gunung ini menjadi favorit para pendaki di Takengon dan sekitarnya. Sejumlah pendaki Malaysia yang tergabung dalam komunitas Orang Gunung Kuala Lumpur (OGKL) pernah menapaki gunung ini.
Untuk mencapai puncaknya ada beberapa jalur, salah satunya melalui Jalur Edelweis yang menjadi jalur favorit para pecinta alam atau pendaki gunung. Dinamakan Edelweis karena di sepanjang jalur itu ditumbuhi bunga yang disebut-sebut sebagai bunga abadi. Jalur ini diawali dengan jalan aspal mulai dari simpang jalan utama Takengon-Bireun sampai ke lereng Bur Ni Telong, tepatnya di Desa Bandar Lampahan, Kecamatan Timang Gajah yang berjarak 3 Km.
Gunung Geureudong yang berketinggian 2.885 Mdpl berada di Desa Wih Porak Lancang, Kabupaten Bener Meriah, sekitar 48 Km dari Kota Takengon. Di Desa Wih Porak Lancang banyak tanaman kopi dan buah-buahan. Di desa hijau ini terapat sejumlah sumber mata air panas.
Di tengah hutan bambu air terdapat sumber air panas berbentuk kolam alami berair jernih yang airnya menggelagak seperti air mendidih yang disertai kepulan asap berbau belerang. Suhu airnya sekitar 40-50 derajat Celcius.
Di sumber air panas tersebut Anda bisa berendam dan memasak telor ayam. Hanya butuh waktu 20 menit telor ayam mentah Anda akan berubah menjadi setengah matang.
Selain sumber air panas, sekitar dua jam jalan kaki dari desa ini ke arah bahu Gunung Geureudong, Anda akan bertemu dengan air terjun yang cukup tinggi.
Letak Geureudong berdekatan dengan Gunung Bur Ni Telong yang ada di Selatan gunung ini. Kedua gunung ini memang berada satu kompleks.
Gunung api berjenis Stratovolcano yang sering disebut Burni Geureudong ini juga pernah meletus. Dua Kerucut vulkanik yang ada di gunung ini merupakan bukit sedimen yang telah terbentuk sejak lama.
Gunung api berjenis Stratovolcano yang sering disebut Burni Geureudong ini juga pernah meletus. Dua Kerucut vulkanik yang ada di gunung ini merupakan bukit sedimen yang telah terbentuk sejak lama.
Usai mendaki dua gunung api di Takengon ini, lepaskan lelah di tepian Danau Lut Tawar. Luangkan waktu untuk menjala depik dan pedeh, ikan-ikan asli danau ini sambil menikmati panorama menawannya.
Gunung Puet Sague yang berketinggian 2.780 Mdpl ini terletak di Kecamatan Geumpang, Kabupaten Pidie. Jaraknya sekitar 220 Km dari Banda Aceh yang dapat ditempuh melalui jalur darat lebih kurang 6 jam.
Peut Sagoe, dalam Bahasa Aceh berarti Empat Segi, sebab gunung ini menjulang tinggi dengan empat buah puncak. Gunung ini diapit oleh Gunung Tutung (2435 mdpl) di sisi Barat Daya dan Gunung Tanpa Nama di sisi Timur. Ketiganya terpisah melalui over pass. Gunung ini dikelilingi hutan hujan tropis yang masih sangat lebat di pedalaman Aceh.
Pos Pengamatannya berada di Kecamatan Mane (bersebelahan dengan Kecamatan Geumpang) yang berjarak kurang lebih 21 Km dari Puncak Peut Sagoe.
Di Kecamatan Geumpang dan Kecamatan Mane terdapat objek Krueng (sungai) Geumpang yang berjeram-jeram. Anda bisa rafting di sini.
Gunung Jaboi yang berketinggian 617 Mdpl berada di Kota Sabang, Pulau Weh. Kendatai relatif pendek, gunung api ini layak untuk dikunjungi. Di kawasan gunung ini juga terdapat sumber air panas dan belerang.
Rangkaian gunung api ini jelas terlihat dari daratan Pulau Weh dan dari laut di sekitar perairan Sabang.
Usai mendaki gunung ini, Anda bisa melanjutkan perjalanan ke Tugu Nol Km, Pantai Kasih, dan lainnya.
Kalau Anda suka snorkeling dan diving, lanjutkan ke Pantai Iboih dan Pulau Rubiah. Di seputaran keduanya terdapat beberapa dive spots andalan Pulau Weh antara lain The Canyon, Bate Tokong, dan Seulako Barat.
Kalau Anda suka snorkeling dan diving, lanjutkan ke Pantai Iboih dan Pulau Rubiah. Di seputaran keduanya terdapat beberapa dive spots andalan Pulau Weh antara lain The Canyon, Bate Tokong, dan Seulako Barat.
Pilihan gunung lainnya, Gunung Seulawah Agam yang berketinggian 1.726 Mdpl. Puncaknya dapat digapai dari Kampung Suka Makmur, Desa Suka Damai, Kecamatan Saree, Kabupaten Aceh Besar minimal selama 7 jam.
Nama lain gunung ini Seulawain Agam, Solawa Agam, Solawaik Agam, Selawadjanten, dan Goldberg. Sedangkan nama kawahnya Kawah Heutsz dan Tanah Simpago. Kondisi puncaknya tak nampak pemandangan terbuka mirip puncak Gunung Salak di Jawa Barat.
Dari pangkalan mobil L300 di Banda Aceh, Anda bisa naik L300 ke kaki Seulawah di Kecamatan Saree. Jalan raya di kecamatan ini berada di lembah antara Gunung Seulawah Agam (pria) dengan Seulawah Inong (wanita).
Di Saree, sebelah kiri jalan ada Masjid Jami Saree dan di seberangnya deretan kios pedagang aneka keripik ubi dan kedai kopi yang merangkap rumah makan, pedagang mie Aceh, dan martabak Aceh.
Orang Jawa di sana banyak yang bercocok tanam ubi di lahan dekat kaki Gunung Seulawah. Sedangkan para pedagang keripiknya di kios-kios tepi jalan, kebanyakan orang Aceh. Harganya Rp 10.000 per bungkus. Kalau beli 3 bungkus dapat korting jadi Rp 25.000.
Sumaryono adalah salah satu petani ubi di kaki Seulawah yang rumahnya menjadi basecamp para pendaki sebelum mendaki Gunung Seulawah Agam. Petani asal Magelang ini beristrikan perempuan Aceh.
Biasanya pendaki bermalam mendirikan tenda di sekitar rumah Sumaryono. Keesokan paginya beranjak ke Pos Saluran Air Beton. Inilah pos tempat mengambil persediaan air bersih untuk minum dan masak selama pendakian. Pos ini juga dinamakan Pintu Rimba. Dinamakan begitu, karena disinilah gerbang awal memasuki rimba belantara Seulawah Agam yang sebenarnya, yang masih rapat oleh bermacam jenis pohon besar seperti beringin dan lainnya.
Lebih kurang 1,5 jam berjalan, Anda akan tiba di Pos Pintu Angin lalu Pos Beringin Tujuh. Tak jauh dari Beringin Tujuh ada jalur yang disebut areal Halusinasi. Di jalur inilah banyak pendaki yang tersesat. Dinamakan begitu jalurnya tak begitu kentara karena tertutup semak dan daun.
Selanjutnya menapaki medan terberat di pendakian ini, yakni jalur Tangga Batu.
Namun sebelum sampai di medan itu, Anda akan bertemu Pos Batu Gajah. Disebut begitu karena ada sebongkah batu besar yang ditumbuhi pohon dengan akar-akar besar membentuk fisik seekor gajah lengkap dengan belalainya.
Fisik Anda bakal terkuras saat menapaki jalur Tangga Batu yang terjal. Semakin mendekati kawasan puncak, vegetasi sekitarnya sudah berganti dengan jenis pepohonan yang lebih pendek dan bebatuan berlumut hijau tebal.
Sore hari sekitar pukul 3, Anda akan tiba di triangulasi yang tertanam kokoh di puncak Seulawah Agam.
Di dekat triangulasi itu ada sebidang tanah lapang yang mampu menampung tenda dome berkapasitas 6 orang. Anda bisa mendirikan tenda di sini untuk bermalam.
Seulawah, patut jadi gunung pilihan Anda karena namanya dijadikan nama pesawat dakota RI pertama yakni Seulawah RI 001 yang kini terpampang di depan Museum Tsunami, Blang Padang, Banda Aceh, dan replikanya ada di halaman Anjungan Provinsi Nangro Aceh Darusalam, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.
Gunung api bertipe strato ini terakhir bergejolak tahun 1975. Saat itu terdengar suara gemuruh dan asap keluar kawahnya. Sampai sekarang tidak nampak peningkatan aktivitas vulkanologi gunung ini. Tapi bukan berarti gunung ini mati.
Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Captions:
1. Gunung Seulawah Agam dan Seulawah Inong, Kabupaten Aceh Besar.
2. Gunung Bur Ni Telong di Kabupaten Bener Meriah.
3. Lepas lelah di Danau Lut Tawar, Takengon usai mendaki Bur Ni Telong dan Geureudong.
4. Di puncak Seulawah Agam berfoto di tugu triangulasinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.