Gempa disusul tsunami hebat yang menghantam pesisir Aceh sepuluh tahun lalu (26 Desember 2004), ternyata bukan hanya merubah wajah pesisir Barat Aceh berikut infrastrukturnya, pun melahirkan pulau-pulau baru yang sampai saat ini belum bernama.
Puluhan pulau baru terutama muncul di sebelah barat pesisir Aceh yang masuk ke dalam Kabupaten Simeulue. Hal ini dikemukakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti usai kunjungan kerja ke Aceh tepatnya Pulau Simeuleu, 20 sampai 21 Desember 2014.
Menurutnya pascatsunami Aceh menyumbang 22 pulau baru. “Pulau-pulau tesebut muncul ke permukaan akibat proses geologi yang terjadi saat gempa besar berlangsung sesaat sebelum tsunami,” jelasnya di Jakarta baru-baru ini.
Saat bertemu dengan Bupati Simeulue, Riswan, Susi yang didampingi Dirjen Kelautan dan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (KP3K) Sudirman Saad dan Dirjen Perikanan Budidaya, Slamet Subijakto diminta untuk melakukan penelitian serta memberikan nama pada 22 pulau kecil yang muncul setelah bencana tsunami pada 2004 lalu.
Susi pun langsung menginstruksikan kepada Sudirman Saad untuk menindaklanjuti permintaan Riswan tersebut dengan men-survey keberadaan pulau-pulau tersebut.
Riswan mengakui tidak mengetahui pasti hal ilmiah terkait kemunculan pulau-pulau baru di Simeulue itu. “Banyak yang menganggap kemunculan pulau-pulau baru itu sebagai simbol dari kebangkitan Aceh usai diporakporandakan bencana,” terangnya
Hingga saat ini, 22 pulau misterius itu belum memiliki nama. Selain itu, belum seorang pun yang berani memanfaatkan kekayaan alam yang mungkin saja banyak terkandung di pulau-pulau baru itu.
Menteri KP Susi berharap keberadaan pulau-pulau baru itu dimanfaatkan dengan baik, antara lain dikembangkan menjadi ekowisata. "Ekowisata akan memberikan uang lebih banyak. Belum lagi alamnya bisa terjaga,” imbuhnya.
Sudirman Saad menambahkan potensi bahari di Simeulue dan di pulau-pulau baru tersebut sangat baik untuk dikembangkan. Pantai-pantai di Simeulue selama ini merupakan tujuan wisata bahari turis untuk menyelam dan berselancar mengingat lokasinya berhadapan langsung dengan Samudra Hindia.
Untuk mendukung upaya itu, lanjutnya, KKP akan segera melakukan penghijauan di pulau-pulau tersebut tahun depan. “Kami akan mulai menanam vegetasi, seperti mangrove, cemara laut, ketapang, dan pohon-pohon yang bisa hidup di pulau,” jelasnya.
Kehadiran 22 pulau baru itu di Aceh itu menambah koleksi pulau Indonesia. Kini, jumlah pulau di Indonesia tidak lagi 17.504, melainkan menjadi 17.526. "Ini merupakan berkah dari tsunami," ungkapnya.
Kabupaten Simeulue yang berdiri tegar di Samudera Hindia berada kurang lebih 150 Km dari lepas pantai barat Aceh. Kabupaten ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat sejak tahun 1999.
Sebelum tsunami, di kabupaten ini tercatat ada sekitar 44 pulau. Pascatsunami diperkirakan bertambah menjadi 66 pulau, berkat munculnya 22 pulau baru. Dari 66 pulau yang ada di Simeulue, terdapat pulau terdepan yakni Pulau Salaut Besar dan Salaut Kecil hingga Pulau Simeulue Cut yang menjadi pulau terluar Indonesia.
Pulau Simeulue Cut yang berluas 714 Km2 secara administratif terletak di wilayah Desa Kampung Air, Kecamatan Simeulue Tengah. Untuk mencapai pulau mungil penghasil kelapa dan perairannya banyak terumbu karang ini diperlukan perjalanan cukup jauh dari pusat Kota Sinabang, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan kapal nelayan dari Desa Latakayah, Kecamatan Simeulue Tengah.
Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@gmail.com)
Captions:
1. Mengabadikan salah satu pantai di Aceh yang berubah wajahnya karena dihantam tsunami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.