Kopi Indonesia diam-diam makin diminati warga Amerika Serikat (AS). Buktinya ekspor kopi Indonesia dari tahun ke tahun sebanyak 85 persen di antaranya diserap oleh pasar negeri Paman Sam itu.
Staf pada Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Zulfikar Mark Zulkifli mengatakan AS merupapan salah satu negara dengan tingkat konsumsi kopi asal Indonesia yang tertinggi.
“Ekspor kopi kita sekitar 85-90 persennya diserap oleh pasar AS,” katanya dalam acara jumpa pers Indonesian Coffee Festival 2013 di Gandaria City Mal, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Pada 2012 pihaknya mencatat ekspor kopi Indonesia mencapai 320 ton atau naik 8 persen dibandingkan tahun lalu.
Potensi pasar AS, lanjutnya merupakan salah satu yang terbesar meskipun di dunia AS bukan negara termasuk konsumen kopi terbesar. “Kalau dibandingkan dengan komposisi peminum kopi dunia, AS termasuk yang terbesar namun dari peminum kopi yang berkualitas masih dipegang Finlandia ,” terangya.
Populasi penduduk AS berkisar 320 juta penduduk. “Andai 200 juta di antaranya adalah peminum dua gelas kopi per hari maka jumlah konsumsi kopi di AS sangat besar,” akunya.
Pihaknya terus mendorong sentra-sentra kopi di Tanah Air untuk meningkatkan produktivitasnya, khususnya dari sisi teknologi. “Dibandingkan dengan produktivitas negara lain, produksi kopi kita masih sangat rendah,” akunya.
Padahal Indonesia pemilik kopi yang varietasnya terbanyak di dunia. “Bahkan tiga dari lima kopi terbaik dunia dimiliki Indonesia yakni Kopi Sumatera, Toraja, dan Kopi Jawa,” terangnya.
Produktivitas kopi Indonesia diperkirakan masih 1 ton per hektar, kalah dengan Vietnam yang mencapai 4 ton per hektar. “Kita bisa tingkatkan lagi, lahan kita masih banyak yang bisa dimanfaatkan,” katanya.
Menurut Zulfikar, Aceh termasuk salah satu penyumbang ekspor kopi Indonesia. Akibat gempa yang melanda Dataran Tinggi Gayo, Aceh beberapa hari lalu, dia memprediksi produksi Kopi Gayo turut menurut.
“Sampai saat ini saya belum tahu berapa besar kerusakan perkebunan kopi di Gayo akibat gempat tersebut. Paling tidak akses menuju ke perkebunan kopinya jadi tersendat dan mempengaruhi produktivitasnya,” akunya.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.