Jumat, 15 Maret 2013

Bunga Rafflesia Mekar di Jakarta

Bunga Rafflesia yang ada di Bengkulu ternyata tumbuh di Jakarta. Bunga ini mekar Di Gedung Sapta Pesona, kantor Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Tapi sayangnya bukan bunga asli tapi imitasi. 

Bunga Rafflesia jadi-jadian itu berwarna merah ranum. Mekar di lantai dasar gedung ini. Kehadirannya sempat menarik perhatian karyawan Kemenparekraf dan juga para tamu.

Keberadaan bunga ini terkait adanya acara Semarak Pesona Bumi Rafflesia, di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kemenparekraf, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (14/3/2013) malam.

Tapi bunga ini sudah ada sejak pagi, sebagai dekorasi stand pameran ekonomi kreatif Bengkul, antara lain batik Bengkulu, emping melinjo, teh, dan beragam kuliner panganan khas lainnya.

Padma raksasa ini pertama kali ditemukan pada 20 Mei 1818 di hutan tropis Bengkulu di dekat Sungai Manna, Desa Pulau Lebar, Lubuk Tapi, Kabupaten Bengkulu Selatan oleh Dr. Joseph Arnold, seorang pecinta alam yang menjadi pemandu ekspedisi yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles, seorang Gubernur Jenderal Inggris. Bunga yang ditemukan itu berberat 15 pon.

Jadi penamaan bunga Rafflesia arnoldii didasarkan dari gabungan nama Thomas Stamford Raffles sebagai pemimpin ekspedisi dan Dr. Joseph Arnold sebagai penemu bunga.

 Bunga Raflesia merupakan tanaman endemik Pulau Sumatera. Ternyata dia tumbuh bukan hanya di Bengkulu, tapi juga di Jambi dan Sumatera Selatan. Tapi daerah konservasi utama spesies ini di Taman Nasional Kerinci Seblat.

Keberadaannya kini semakin mengkhawatirkan akibat penggundulan hutan yang menggila. Termasuk anggota genus Rafflesia yang lainnya.  Di Jawa, hanya tumbuh satu jenis patma parasit yakni Rafflesia patma.

Bunga Rafflesia merupakan tumbuhan parasit obligat dengan ciri bunganya berukuran tak biasa dan menjadi bunga terbesar di dunia.

Keunikan bunga ini tumbuh di jaringan tumbuhan merambat dan tidak berdaun, karena itu tidak bisa berfotosintesis. Bunga parasit ini juga tidak berakar dan tidak bertangkai. Ketika sedang mekar, diameternya dapat mencapai 1 meter dengan berat sekitar 11 kilogram.

Makanan utamanya dari tanaman inang Tetrastigma dengan cara menghisap unsur anorganik dan organiknya. Bunga ini memiliki lima daun mahkota yang mengelilingi bagian yang terlihat seperti mulut gentong. Di dasar bunga terdapat bagian seperti piringan berduri, berisi benang sari atau putik bergantung pada jenis kelamin bunga, jantan atau betina.

Sayangnya bunga yangi disukai lalat sebagai hewan penyerbuk karena bau busuk yang dikeluarkannya ini berumur pendek. Usianya cuma sekitar satu minggu (5-7 hari), setelah itu layu dan mati.

Berkat penemuan bunga ini di Bengkulu, dunia pun menyebut provinsi ini sebagai The Land of Rafflesia atau Buni Rafflesia sampai kini.

Seperti bunga aslinya. Bunga Rafflesia imitasi yang mekar di Jakarta itu pun berumur singkat. Keesokan harinya dia dipindahkan dari tempatnya, dan kembali menjadi pajangan entah dimana.

Naskah & foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.