Tak bisa dipungkiri Reuni 212 yang berlangsung Sabtu, 2 Desember 2017 telah membuat pesona Tugu Monumen Nasional atau Monas semakin mendunia. Soalnya, nama dan wajah Monas senantiasa tersebut dan terpampang di pemberitaan sejumlah media, termasuk media sosial. Wow emejing.
Nama Monas disebut-sebut di beragam media bukan cuma jelang dan pas hari pelaksanaan Reuni 212, melainkan beberapa bulan sebelumnya.
Alhasil ketenaran dan pesonanya melangit, jauh mengalahkan tinggi tugunya sendiri yang cuma 132 m atau 433 kaki.
Pro-kontra terkait tempat pelaksanaan Reuni 212 di Tugu bermahkota lidah api berlapis lembaran emas yang melambangkan semangat perjuangan menyala-nyala ini, justru kian membuat nama ikon landmark Ibukota NKRI ini mengangkasa.
Ummat pun semakin terpicu untuk datang pas Hari ‘H’. Terbukti jutaan ummat dari berbagai daerah/kota di Tanah Air menyemut di Tugu berbentuk Lingga (simbol laki-laki) dan Yoni (melambangkan perempuan) atau kesuburan yang berdiri di areal seluas 80 hektar ini, di Medan Merdeka, Jakarta Pusat.
Kabarnya jumlah peserta Reuni 212 di tugu yang diarsiteki F. Silaban dan R. M. Soedarsono dan dibangun tanggal 17 Agustus 1961 di bawah perintah Presiden Soekarno, dan dibuka untuk umum tangal 12 Juli 1975 ini, di atas 7,5 juta orang, lebih besar dibanding aksi damai 212.
Peserta Reuni 212 pertama ini bukan hanya datang dari Pulau Jawa seperti Jabodetabek, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Jogja, Semarang, Solo, dan Surabaya, pun dari beberapa kota di Sumatera.
Mereka yang datang dari luar Jakarta, ada yang membawa kendaraan pribadi, naik kereta api, menyewa bus metromini, kopaja, dan sejumlah bus pariwisata.
Tak sedikit pula yang menggunakan pesawat, bahkan ada yang berjalan kaki sebagaimana dilakukan ratusan massa dari berbagai ormas Islam yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF) Bogor yang melakukan aksi jalan kaki (longmarch) dari Masjid Al Hijri 2 Kampus UIKA Bogor pada Jumat (1/12) dini hari sampai ke Monas Jumat malam atau malam Sabtu.
Pesertanya bukan hanya anak muda, pun anak-anak, the power of emak-emak sampai nenek dan kakek. Ada yang membawa bendera Sang Saka Merah Putih, bendera Ar-Rayah (bukan bendera HTI), dan atribut Islami lainnya.
Tujuan mereka satu ke Monas, merayakan Reuni 212, bersilaturahim, menguatkan Ukuwah Islamiyah.
Menariknya lagi, bukan cuma ummat Islam yang datang kemudian berkumpul di Monas, pun terlihat beberapa wisatawan mancanegara (wisman) atau turis asing di sana.
Chris, bule asal Polandia terlihat sedang jalan-jalan di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat dan sekitar lapangan Monas.
Dia tak sendiri, melainkan bersama istri dan kedua anaknya yang masih kanak-kanak, laki dan perempuan.
Chris mengaku tidak merasa terganggu dengan Reuni 212. Menurutnya aman-aman saja dan sama sekali tidak ada kerusuhan.
Begitupun yang dirasakan bule bernama Mike asal Austria. Dia mengaku meskipun sangat ramai namun aman-aman saja dan orang-orangnya pun ramah-ramah. Mike pun tak segan melayani permintaan foto bersama para peserta Reuni 212.
Begitupun yang dirasakan bule bernama Mike asal Austria. Dia mengaku meskipun sangat ramai namun aman-aman saja dan orang-orangnya pun ramah-ramah. Mike pun tak segan melayani permintaan foto bersama para peserta Reuni 212.
Pantauan TravelPlus Indonesia, Agenda Reuni 212 sendiri sudah dimulai sejak tanggal, Jumat malam, 1 Desember 2017.
Acaranya dimulai dengan sholat tahajud atau qiyamul lail berjamaah di lapangan Monas dengan imam KH. Muhammad Nasir Zein.
Selepas itu zikir bersama, dilanjutkan dengan Shalat Subuh berjamaah.
Jumlah jamaah yang hadir semakin bertambah jelang Shalat Subuh. Lebih dari ¾ halaman Monas sudah dipadati jutaan ummat, termasuk di sebagian jalan Gambir.
Beberapa peserta yang TravelPlus Indonesia temui mengaku bersyukur bisa bergabung dalam lautan manusia yang dipenuhi cinta pada agamanya.
Mereka ikhlas datang jauh-jauh dari berbagai daerah untuk membela agamanya dengan niat lillahi ta’ala.
Rata-rata mereka benar-benar mendamba ukhuwah Islamiyah di negeri ini semakin kokoh.
Sebagian besar mereka pun berjanji akan datang lagi jika ada acara serupa tahun depan, atau kegiatan Islami lainnya.
Sejak peserta Reuni 212 datang lalu sholat malam, zikir, Shalat Subuh dan seterusnya mendengarkan ceramah singkat dari beberapa ustad sampai Sabtu siang di panggung utama sebelah barat Monas, hampir rata-rata mereka turut mengabadikan suasananya, termasuk memotret dan narsis sendiri maupun bersama-sama berlatar belakang Monas kemudian menyebarluaskannya ke medsos masing-masing, entah itu FB, Twitter maupun Instagram.
Alhasil, semakin mengangkasalah pamor dan ketenaran Monas.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Sepenggal keindahan Monas berlatar tanaman berbunga.
2. Jutaan ummat Islam mendatangi Monas rayakan Reuni 212.
3. Ketenarannya kini jauh melebihi tingginya.
4. Peserta Reuni 212 mulai dari balita, anak-anak, kaula muda hingga orangtua.
5. Peserta Reuni 212 duduk-duduk di bawah kerindangan pepohonan di Monas tanpa merusak rumput dan tanaman.
6. Pesona Monas pun melangit gara-gara Reuni 212.
Captions:
1. Sepenggal keindahan Monas berlatar tanaman berbunga.
2. Jutaan ummat Islam mendatangi Monas rayakan Reuni 212.
3. Ketenarannya kini jauh melebihi tingginya.
4. Peserta Reuni 212 mulai dari balita, anak-anak, kaula muda hingga orangtua.
5. Peserta Reuni 212 duduk-duduk di bawah kerindangan pepohonan di Monas tanpa merusak rumput dan tanaman.
6. Pesona Monas pun melangit gara-gara Reuni 212.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.