Rabu, 04 Oktober 2017

NYIA Hadir, Purworejo Sambut Wisatawan dengan Suguhan Parade Gethek Emas

Belasan gethek berhias berikut modelnya yang berbusana nyentrik, menyusuri Sungai Bogowonto. Mereka tengah ber-Parade Gethek Emas sebagai acara andalan Festival Bogowonto 2017.

Festival Bogowonto digelar setiap tahun oleh Pemkab Purworejo lewat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo serta InBound Tourism Community (IBTC).

Tahun ini, Festival Bogowonto mendapat dukungan dari Pesona Indonesia-nya Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

Salah satu acara andalan festival tahunan tersebut adalah Parade Gethek Emas yang berlangsung di Sungai Bogowonto yang melewati Desa Wisata Jogoboyo, pada Minggu, 1 Oktober 2017 yang dihadiri Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.

Menurut Ganjar Sungai Bogowonto harus dilestarikan dan dimanfaatkan potensi pariwisatanya.

“Saat ini Indonesia mau berharap apalagi selain dari pariwisata. Berharap dari minyak sudah pasti akan habis, dari industri kita kalah, berharap dari gas? habis dari hutan? Hutan kita gundul. Cuma dari pariwisata yang bisa kita harapkan. Saya sangat senang geliat pariwisata disetiap kabupaten di Jawa Tengah saat ini bisa jadi leading sektor,” ungkapnya.

Ganjar yang hadir menggunakan basecap warna ungu dan ikat di kepala warna hitam juga mengucapkan terima kasih kepada Kemenpar yang selalu hadir mendukung setiap kegiatan pariwisata di Indonesia.

"Menpar Arief Yahya, sangat serius mengembangkan Joglosemar sebagai destinasi prioritas," ungkapnya.

Ketika menyusuri Sungai Bogowonto dengan perahu, Ganjar berpesan, Festival Bogowonto kedepannya harus ditingkatkan lagi promosinya sehingga bisa menjadi atraksi untuk wisatawan yang datang ke Purworejo.

Ada 12 gethek yang terbuat dari rangkaian bambu yang mengikuti Parade Gethek Emas di Festival Bogowonto kali ini.

Menariknya lagi di setiap gethek ada model baik laki maupun perempuan yang mengenakan pakaian unik. Sepintas seperti tengah fashion show di atas Sungai Bogowonto yang lebar dan berarus tenang.

Tak bisa dipungkiri Parade Gethek Emas ini menjadi magnet utama Festival Bogowonto 2017, buktinya berhasil menyedot perhatian ribuan pengunjung yang memadati lokasi acara. Mereka berdiri dan duduk di sepanjang tepian sungai, bahkan banyak yang menonton dari atas jembatan.

Penontonnya bukan hanya dari berbagai darah di Purworejo, tapi juga dari kabupaten lain anatra lain dari Kulon Progo.

Agus (36), salah seorang pengunjung dari Kulon Progo menghimbau agar tahun depan acara parade gethek emas-nya dimulai lebih pagi.

“Jangan terlalu siang karena panas. Satu lagi gethek-nya lebih banyak lagi dan modelnya juga lebih unik lagi pakaian dan dadanannya,” usulnya.

Keberadaan Parade Gethek Emas di Festival Bogowonto, memang bisa menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan untuk bertandang ke Purworejo.

Kini tinggal bagaimana Pemkab Purworejo beserta panitia pelaksananya mengemasnya lebih profesional dan menarik lagi, kalau bisa dalam kemasan internasional.

Kenapa? Ya karena Purworejo dekat dengan New Yogyakarta International Airport atau disingkat NYIA, bandara internasional baru milik Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang berlokasi di ujung Kabupaten Kulonprogo, DIY yang berbatasan dengan Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Bukan cuma kemasan Festival Bogowonto saja yang harus ditingkatkan Pemkab Purworejo untuk menangkap peluang dengan kehadiran NYIA, pun kemudahan mendapatkan beragam kuliner tradisionalnya, seperti sego pelas, tiwul sayur belut, sate kroco, sayur rica yode (kerang), kentaki yode, geblek genduk atau (GG) dan lainnya.

Termasuk oleh-oleh bermacam pangangannya antara lain keripik melinjo, tape telo madu, gula aren, peyek daun mangrove, Kopi Benowo, dan lainnya.

Kedai, rumah makan, dan atau restoran yang menyajikan aneka kuliner Purworejo harus tersedia dengan mudah.

Begitupun sentra oleh-olehnya. Jangan lupa, kemasan oleh-olehnya juga harus dibuat semanrik mungkin, jangan asal-asalan.

Beragam amenitas lain seperti bermacam jenis penginapan mulai dari hotel berbintang, kelas melati, dan homestay harus diperbanyak.

Tak ketinggalan memoles semua objek wisata alamnya mulai dari pantai, gua, bukit, air terjun dan lainnya biar lebih kinclong, tertata rapih, bersih, dan berkelas.

Kalau perlu Purworejo memiliki objek wisata buatan yang juga berkelas internasional untuk menjaring wisatawan, dalam dan luar negeri.

Berdasarkan pantauan TravelPlus Indonesia, pembangunan NYIA sendiri sudah dimulai, dan saat ini masih dalam tahap pengurukan tanah di dekat Pantai Congot ke arah  Muara Sungai Bogowonto.

Diperkirakan pembangunan tahap pertama selesai pada Maret 2019.

PT Angkasa Pura I pun sudah mensosialisasikan desain NYIA yang akan dibangun dengan mempertimbangkan nuansa khas Yogyakarta. Dimana penumpang pesawat dari ketinggian bisa menikmati bandara layaknya menikmati hamparan jarik atau kain batik bermotif kawung.

Desain itu karya PT Virama Karya, pemenang basic design contest yang dipresntasikan oleh airport planner PT Virama Karya, Benyamin Aris Nugroho dalam acara ‘Babar Gambar bandara Anyar’ di Yogyakarta, beberapa bulan lalu.

Menurut Benyamin, arsitektur NYIA akan berkonsep galeri seni. Interiornya menginterprestasikan tentang Yogyakarta bagaian Selatan berupa Glagah dan Gumuk.

Sedangkan bagian atapnya berdesain batik motif kawung yang merupakan simbolisasi pencapaian menuju hakikat Ketuhanan Yang Maha Esa.

"Dari ketinggian NYIA akan tampak seperti hamparan kain batik bermotif kawung," jelasnya.

NYIA berjarak sekitar 42,7 Km dari kota Gudeg, Jogja atau lebih kurang 1,5 jam dalam kondisi lalu lintas lancar. Sedangkan dari Kota Purworejo sekitar 27 Km atau cuma sekitar 35 menit.

Diperkirakan NYIA akan selesai dan bisa dioperasionalkan pada 2020 mendatang. 

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Model pria di Parade Gethek Emas Festival Bogowonto 2017
2. Bak pagelaran busana di atas sungai.
3. Parade Gethek Emas acara andalan Festival Bogowonto.
4. Ribuan pengunjung menyaksikan Parade Gethek Emas dari tepian sungai dan atas jembatan.
5. Sego Pelas, salah satu kuliner tradisional Purworejo.
6. Tape Telo Madu, salah satu oleh-oleh panganan Purworejo.
7. Wisatawan mengabadikan Parade Gethek Emas.
8. Pengerukan lahan untuk NYIA, tak jauh dari Pantai Congot.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.