Pesta Budaya Asmat (PBA) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asmat bekerjasama dengan Kurator Museum Asmat, dan Keuskupan Agats serta didukung Pesona Indonesia-nya Kementerian Pariwisata (Kemenpar) ini dibuka secara resmi oleh Bupati Asmat Elisa Kambu didampingi Wakil Bupati Asmat Thomas Eppe Safanpo, dan Uskup Agats serta perwakilan dari Pemerintahan Pusat.
Pembukaan PBA 2017 ditandai dengan pembambahan kayu ke “Wayir” atau tungku api utama yang diletakkan di tengah lapangan oleh Elisa Kambu dan diikuti yang lainnya secara bergantian.
Penambahan kayu ke tungku api utama tersebut dimaksudkan supaya tungku api “wayir” yang merupakan simbol jantung kehidupan masyarakat Asmat itu tetap menyala terus.
Selepas itu Elisa Kambu dan lainnya memercikan serbu kapur putih di beberapa sudut lapangan ke arah para peserta karnaval dan pengunjung sebagai tanda peresmian pembukaan PBA 2017.
Dalam sambutannya Bupati Asmat Elisa Kambu menjelaskan bahwa PBA merupakan salah satu upaya untuk menjaga kelestarian budaya Asmat yang terus tumbuh dan berkembang. Sekaligus untuk mempererat pembauran kebangsaan antar-masyarakat lewat karnaval.
Elisa mengajak masyarakat dan pengunjung untuk merayakan PBA 2017 penuh suka cita dengan tetap memelihara keamanan dan ketertiban sehingga pesta budaya yang berlangsung selam 6 hari mulai tanggak 19-24 Oktober ini bisa terlaksana dengan lancar dan sukses.
“Terimakasih untuk semua pihak yang sudah hadir menyaksikan dan mengambil bagian pada PBA 2017,” ujar Elisa.
Selepas pembukaan, acara dilanjutkan dengan Karnaval Bhinneka Tungal Ika yang diikuti seluruh distrik se-Kabupaten Asmat, bahkan dari luar Asmat.
Seluruh peserta karnaval sudah berkumpul sejak jelang siang.
Selepas mengikuti acara pembukaan di Lapangan Yos Sudarso, satu persatu peserta karnaval keluar dari lapangan melalu pintu keluar arah pasar.
Adapun rute karnaval PBA 2017 dari Lapangan ke Jalan Yos Sudarso menuju Bintang Laut.
Lalu masuk Jalan Dendeo lurus menuju Jalan Misi, lurus ke Tugu Tangan, lurus ke Postel sampai ke Jalan Dolok.
Seluruh peserta kemudian belok kiri ke Jalan Yos Sudarso, lurus dan kembali masuk ke Lapangan Yos Sudarso melalui pintu pasar.
Menariknya Lapangan Yos Sudarso yang menjadi lokasi acara pembukaan sekaligus pusat acara PBA 2017 bukan lapangan tanah atau lapangan sepakbola, melainkan lapangan yang terbuat dari ribuan papan kayu besi di atas rawa-rawa.
Jalan yang dilalui peserta karnaval juga dari kayu besai dan beton yang terpancang di atas lahan rawa-rawa khas Distrik Agats.
Sesuai namanya, Karnaval Bhinneka Tungal Ika bukan hanya diikuti warga Asmat dari sejumlah distrik seperti Agats, Atsj, Akat, Fayit, Pantai Kasuari, Sawa Erma, Suator, Kolf Brasa, Unir Sirau dan Suru-suru, serta perwakilan dari luar Asmat seperti dari Sorong, Biak, Manokwari, dan Serui, pun sejumlah peserta dari Bugis-Makassar, Toraja, Buton, Batak, Kei-Maluku, Tanimbar,Dobo, dan Jawa yang menetap di Asmat.
Pantauan TravelPlus Indonesia, sejumlah pengunjung termasuk wisatawan berbaur dengan ribuan masyarakat menyaksikan dan mengabadikan peserta karnaval yang tampil unik dan menarik, dengan gerakan tarian khas Papua mengikuti bunyi Tifa atau gendang kecil khas Papua yang dipukul.
Pesertanya bukan cuma muda-mudi pun orang tua, bahkan ada seorang ibu yang sedang hamil dan banyak pula para ibu yang membawa serta anak-anaknya yang masik kecil.
Ada beberapa peserta laki-laki dewasa ada yang menyolok perhatian pengunjung lantaran tidak mengenakan sehelai pakaian. hanya mengenakan beberpa aksesoris seperti gelang, kalung dan ikat kepala. Mereka tampil di depan kelompoknya sambil menari dengan gerakan enerjik.
Seluruh peserta nampak antusias sekali berpawai. Sepanjang rute yang dilalui mereka menari dan berteriak, seperti tak ada lelahnya. Ada yang membawa tombak, panah, dan ada yang sambil memainkan alat musik seperti meniup suling dari bambu, dan lainnya.
Boleh dibilang PBA memang menjadi ajang pestanya orang Asmat, khususnya, sekaligus menjadi tempat berkumpul, bertemu, dan bersilaturahmi antar-sesama warga distrik se-Asmat dan di luar Asmat.
Bupati Asmat Elisa Kambu memberikan door prize kepada peserta karnaval berupa 4 sepeda dan satu sepeda motor.
Pemberian door prize dilakukan setelah karnaval usai di Lapangan Yos Sudarso.
Caranya setiap kelompok diwakili seorang ketua rombongan untuk mengambil undian. Siapa yang beruntung, dialah yang akan mendapat hadiah door prize tersebut.
Ketua Panitia PBA 2017 Emrickus Sarkol menjelaskan jumlah peserta dalam PBA kali ini sebanyak 449 seniman dan seniwati yang terdiri atas pengukir 200 orang, pengayam 60 orang, kelompok penari 90 orang, dan 20 peserta manuver perahu yang berjumlah sekitar 100 orang
Usai karnaval yang selesai sampai jelang Maghrib, malam harinya di Lapangan Yos Sudarso.
Mulai pukul 12 malam ada suguhan pukul Tifa sampai pagi. Dilanjutkan dengan acara Manuper Perahu di sungai pada Sabtu pagi pukul 8.
Pada hari Minggu (22/10) ada Manuver Perahu di Sungai Syirets dan eksebisi tarian Lapangan Yos Sudarso.
Sementara Senin dan Selasa (23 & 24/10) ada inti PBA 2017 yaitu lelang ukiran dan anyaman di lapangan yang sama, dan diakhiri dengan acara penutupan.
Penyelenggaraan PBA 2017 merupakan yang ke-32, semenjak ajang tersebut pertama kali dilangsungkan pada 1979 atas prakarsa dan inisiatif dari Mgr Alphonsus Augustinus Sowada OSC, Uskup Keuskupan Agats Asmat pertama.
PBA rutin digelar setiap tahun.
Namun pernah tiga kali batal digelar, termasuk pada 2015 lantaran bertepatan dengan momentum politik pemilihan Bupati-Wakil Bupati Asmat.
Keterlibatan Pemkab Asmat baru mulai terasa sejak era tahun 2000-an, setelah Asmat secara resmi terbentuk sebagai kabupaten otonomi baru, terpisah dari Kabupaten Merauke.
Adapun keterlibatan Pemkab Asmat lebih pada dukungan personel maupun dana dalam hal pengumpulan dan penyeleksian hasil ukiran dari masyarakat Asmat yang akan dipamerkan dan dilelang.
Sementara dukungan dari Kemenpar dalam PBA tahun ini berupa promosi dan publikasi.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Peserta karnaval Bhineka Tunggal Ika Pesta Budaya Asmat (PBA) 2017 menari di jalan kayu khas Agats, Asmat.
2. Bupati Asmat Elisa Kambu (bertopi putih) membuka secara resmi PBA ke-32 tahun 2017.
3. Pria Asmat dan Tifa.
4. Kaum ibu ikut menari di karnaval.
5. Peserta karnaval meniup suling dari bambu.
6. Anak-anak ikut berkarnaval dengan wajah senang.
7. Riasan wajah pemuda Asmat saat berkarnaval di PBA 2017.
8. Salah seorang wisatawan mengabadikan peserta karnaval di PBA 2017.
Captions:
1. Peserta karnaval Bhineka Tunggal Ika Pesta Budaya Asmat (PBA) 2017 menari di jalan kayu khas Agats, Asmat.
2. Bupati Asmat Elisa Kambu (bertopi putih) membuka secara resmi PBA ke-32 tahun 2017.
3. Pria Asmat dan Tifa.
4. Kaum ibu ikut menari di karnaval.
5. Peserta karnaval meniup suling dari bambu.
6. Anak-anak ikut berkarnaval dengan wajah senang.
7. Riasan wajah pemuda Asmat saat berkarnaval di PBA 2017.
8. Salah seorang wisatawan mengabadikan peserta karnaval di PBA 2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.