"Ah masa? Mana mungkin, badak kan primadonanya Taman Nasional Ujung Kulon, Pandeglang, Banten? Becanda ya, itu satwa yang dilindungi undang-undang dan sudah langka lho? Ah pasti ngawur! Gimana bawanya? Ada-ada aja!".
Begitu sederet pertanyaan dan tanggapan beberapa orang ketika diberi tahu soal itu.
Begitu sederet pertanyaan dan tanggapan beberapa orang ketika diberi tahu soal itu.
Eiiits… jangan sewot dulu. Badak Jawa atau Badak Bercula Satu yang dibawa Arief Yahya memang bukan badak hidup sungguhan, melainkan hanya motif batik berupa badak yang terpampang di totopong atau ikat kepala khas Sunda Banten, khususnya Pandeglang. Selain itu juga ada di baju batik lengan panjang berwarna merah yang dikenakannya.
"Ah bisa aja. Jeli dan kreatif banget. Bikin penasaran tulisannya. Kirain badak beneran yang dibawa Menpar Arief Yahya". Begitu balas orang-orang itu setelah dikasih tahu.
"Ah bisa aja. Jeli dan kreatif banget. Bikin penasaran tulisannya. Kirain badak beneran yang dibawa Menpar Arief Yahya". Begitu balas orang-orang itu setelah dikasih tahu.
Di totopong berwarna hitam pekat yang dipakai Arief Yahya, memuat 2 motif Badak Jawa, yakni di sebelah kiri dan kanan.
Motif badak itu bergaris putih dengan kulit hitam menyatu dengan warna ikat kepalanya.
Sementara di bajunya ada sekitar 14 badak terdiri atas 4 badak di lengan tangan kiri dan kanan, 4 badak di bagian depan, dan 6 badak di bagian belakang.
List badaknya juga berwarna putih, dengan warna kulit senada dengan warna baju tersebut yakni merah yang menjadi warna kesukaan/favorit Arief Yahya.
Sewaktu TravelPlus Indonesia melihat Arief Yahya masuk Balairung Soesilo Soedarman mengenakan totopong dan baju batik bermotif badak didampingi Gubernur Banten H. Wahidin Halim, Bupati Pandeglang Hj. Irna Narulita, Chairman PT Banten West Java Tourism Development Corporation (TDC) Poernomo Siswoprasetijo, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara-Kemenpar Esthy Resko Astuty, dan Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Banten Eneng Nurcahyati, seketika langsung terlintas untuk membuat tulisan sisi lain dari event peluncuran Festival Pesona Tanjung Lesung (FPTL) 2017.
Ya tentunya sebuah tulisan nyentrik, menarik, dan beda, yang mungkin saja banyak orang tidak terpikirkan sama sekali lantaran terfokus sebatas peluncuran dan informasi terkait FPTL saja.
Untuk memperdalam terkait totopong dan baju batik bermotif badak yang dikenakan Arief Yahya, Travelplus Indonesia pun mewawancarai Aris Kurniawan selaku ketua Asosiasi Industri Kreatif dan Pelaku Usaha (ASIPA) Pandeglang yang tengah berjualan bermacam kerajinan tangan khas dari sejumah daerah Banten, di acara peluncuran tersebut.
Booth-nya berada di lantai dasar Gedung Sapta Pesona, dekat pintu masuk ke Balairung.
Menurut Aris baju batik yang dikenakan Menpar Arief Yahya itu salah satu jenis Batik Cikadu yang ada di Pandeglang, Banten.
“Harga kainnya selembar Rp 250 ribu dengan panjang dan lebarnya 2 meter kali 1,5 meter. Bisa untuk satu baju berlengan panjang. Ongkos jahitnya sekitar 150 ribu. Jadi kira-kira Rp 400 ribu harga satu baju-nya. Itu kalau jenis bahannya sama seperti yang saya jual dan jahitnya di tempat jahit biasa,” terang Aris.
Sementara harga totopong-nya yang bermotif badak, cuma Rp 80 ribu per satuannya.
Kata Aris, motif badak menjadi salah satu motif Batik Cikadu yang paling mudah dikenali dan cepat tersohor, dibanding motif lainnya. Maklum Banten memang terlanjur identik dengan Badak Jawa.
Selain motif batik badak, Aris juga menjual bahan Batik Cikadu bermotif lainnya seperti motif padi, lumbung, rampak bedug, dan motif Gunung Karang dengan harga masing-masing Rp 150 ribu per lembarnya.
Buat yang berminat membeli bahan Batik Cikadu motif badak yang dipakai Menpar Arief Yahya atau motif yang lainnya bisa mendatangi gerai Aris di Jalan Raya Rangkasbitung No.44, Pandeglang.
“Bisa juga datang ke Festival Kampung Wisata Cikadu di Pandeglang tanggal 9 September 2017 ataupun ke Festival Pesona Tanjung Lesung di Pantai Tanjung Lesung, Pandeglang tanggal 22-24 September 2017. Saya ikut pameran di kedua festival itu,” terang Aris.
TravelPlus Indonesia menilai dengan memakai baju batik bermotif Badak Jawa, Menpar Arief Yahya bukan sekadar menciptakan kejutan lagi, pun lebih dari itu sudah turut menggaungkan Batik Cikadu, Pandeglang, Banten ke tingkat nasional bahkan global lantaran terekspos luas oleh media massa, weblog, maupun media sosial.
Sebelumnya Arief Yahya, tanpa disengaja atau tidak, juga telah memberi kejutan dengan mengenakan pakaian adat Palembang, Sumsel saat memimpin upacara peringatan Kemerdekaan RI ke-72 di Kemenpar, 17 Agustus lalu. Dan saat itu pun ter-cover oleh travel blogger.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Menpar Arief Yahya mengenakan ikat kepala (totopong) dan baju Batik Cikadu bermotif Badak Jawa di acara peluncuran Festival Pesona Tanjung Lesung (FPTL) 2017.
2. Inilah motif Badak Jawa khas Batik Cikadu, Pandeglang, Banten
3. Aris Kurniawan menunjukan dua jenis Batik Cikandu, salah satunya motif Badak Bercula Satu.
4. Motif Badak Jawa lainnya di kain Batik Cikadu.
5. Arief Yahya berfoto bersama H. Wahidin Halim, Hj. Irna Narulita, Poernomo Siswoprasetijo, dan Esthy Resko Astuty, usai meluncurkan FPTL 2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.