Senin, 11 September 2017

Di Merangin, Jangan Sampai Tak Cicipi Gulai Tekuyung

“Cara makannya Tekuyung-nya begini. Ambil pakai tangan terus sedot lubang cangkang-nya pakai mulut, sruufff…,” begitu Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Merangin Dedi Darmantasi menjelaskan bagaimana cara menyantap tekuyung di ruang kantornya di Kota Bangko, Ibukota Kabupaten Merangin, Jambi, Senin (11/9/2017) siang.

“Tekuyung itu sejenis keong berwarna hitam berukuran kecil yang menjadi bahan utama Gulai Tekuyung,” terang Dedi.

Saya pun mencobanya, dan berhasil. Daging kecil Tekuyung terasa kenyal tapi empuk dan gurih, maklum bercampur dengan kuah gulai berwarna kuning yang terbuat dari santan dan aneka bumbu.

Kata Dedi yang tak lain, Tekuyung banyak dijumpai di sungai, biasanya keong ini menempel di bebatuan. Gulai Tekuyung ini biasanya dicampur dengan sayur pakis atau paku dan rimbang. Saat mencicipi kuahnya memang kuat citra pedasnya. “Rasa pedas itu supaya rasa amis Tekuyung tidak terasa,” ujar Dedi.

Meskipun pedas, namun lidah ini tidak mampu mengingkari kalau kalau salah satu masakan tradisional khas Merangin ini memang mantab. Sangan cocok jadi teman bersantap nasi putih hangat.

Selain Gulai Tekuyung, masih ada beberapa masakan khas Merangin lainnya yng disajikan di meja di ruang kantor Dedi.

Ada Tempoyak Ikan Baung, Gulai Rebung Ikan Tapah, Sambal Sengup Ikan Tapah, dan Sambal Jering (Jengkol).

Tempoyak merupakan hasil dari fermentasi buah durian. Karena hasil fermentasi maka tempoyak memiliki rasa yang rada asam. Namun dengan campuran bumbu akan menjadi menu yang nikmat, apalagi ditambah dengan Ikan Baung yang dagingnya mirip perpaduan ikan gabus dan lele.

Karena kenikmatannya, sampai Tempoyak dijadikan lagu berbahasa daerah Jambi dengan lirik yang menggambarkan betapa nikmatnya makan dengan lauk Tempoyak

Tempoyak asam durian, digulai jo ikan baung (Tempoyak hasil fermentasi dari durian, digulai sama ikan baung). Dipagetup jo lalap jering mudo (Ditambah lalapan jengkol muda). Yo nian sero makan idak lah tekiro (Nikmatnya tiada terkira”.

Sementara Gulau Rebung Ikan Tapah sesuai namanya berbahan utama Ikan Tapah yang dipotong-potong menjadi beberapa bagian dan rebung dengan kuah bersantan berwarna kuning.

Bumbunya ada jahe, kunyit, lengkuas, serai, cabai merah, bawah merah, bawang putih, kemiri, garam, dan asam kandis.

Kalau bahan Sambal Sengup Ikan Tapah tentu saja Ikan Tapah dengan bumbu cabai merah, penyedap rasa, bawang merah-bawang putih, daun kunyit, tomat, air, dan minyak goreng secukupnya.



Sedangkan Sambal Jering berbahan jengkol ditambah kacang panjang dan terong yang dipotong-potong.

Bumbunya ada cabai merah, bawang merah, bawang putih, kemiri, garam, gula pasir, dan minyak goreng secukupnya.

Menurut Dedi untuk menikmati semua maskan khas Merangin tersebut, wisatawan bisa datang ke Salero Dusun di Jalan Syamsudian Uban, Pasar Bawah, Kota Bangko. Satu lagi ke Resto Valerncia di Bukit Tiung.

“Harga seporsinya 40 ribu rupiah sudah termasuk nasi dengan Ikan Tapah dan Gulai Tekuyung. Kalau pilihannya dengan Ikan Baung 35 ribu rupiah,” pungkas Dedi.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Gulai Tekuyung
2. Tempoyak Ikan Baung
3. Gulai Rebung Ikan Tapah.
4. Menikmati aneka masakan khas Merangin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.