Kebetulan, pendiri Wayang Ajen, Wawan Gunawan yang juga seorang dalang itu berasal dari Ciamis.
Namun yang akan tampil nge-dalang di puncak acara tersebut bukan Wawan, melainkan dalang Wayang Ajen lainnya, lantaran Ki Dalang Wawan Ajen tengah menjalani ibadah haji di Tanah Suci bersama sang istri.
Sebelum Wayang Ajen yang sudah mentas di sejumlah negara ini tampil Sabtu malam, pagi sampai sorenya akan ada suguhan kesenian tradisional Sunda lainnya yakni Jaipong, Silat Buhun, Main Rebutan, dan Seni Gemyung.
Puncak acara Pekan Pesona Pesantren 2017 yang mendapat dukungan dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar) c.q Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, melalui Asisen Deputi (Asdep) Pengembangan Segmen Pasar Personal ini akan berlangsung selepas Shalat Isya berjamaah, tepatnya pukul 8-12 malam berupa penampilan Wayang Ajen di Pesantren Sirnarasa.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar Esthy Reko Astuty menjelaskan kalau Pekan Pesona Pesantren merupakan event tahunan yang sudah kesekian kalinya.
Kegiatan ini, lanjut Esthy bertujuan mempromosikan salah satu bentuk wisata budaya di pesantren yang sangat feligius yang menjadi daya tarik wisata religi.
Kegiatan ini, lanjut Esthy bertujuan mempromosikan salah satu bentuk wisata budaya di pesantren yang sangat feligius yang menjadi daya tarik wisata religi.
“Tujuan lainnya sekaligus mendorong pemerintah daerah bersama stakeholder yang lain untuk membangun destinasi wisata religi Indonesia yang berdaya saing tinggi,” ujar Esthy dalam pointer sambutan yang akan disampaikan dalam puncak acara tersebut, yang dikirim staf-nya lewat WA ke TravelPlus Indonesia di Jakarta, Rabu (30/8).
Pekan Pesona Pesantren yang bertema “Satu Suara untuk Menyelamatkan Sumber Daya Dunia” ini berlangsung sejak 31 Agustus – 3 September 2017.
Sebelum puncak acara, event ini sudah dimeriahkan dengan berbagai acara dalam berbagai bidang. Untuk bidang keagamaan ada acara Musabaqoh Tilawatil Qur’an, lomba Murattal Quran, lomba pidato, dan pameran buku karya Abah Aos- pendiri Pesantren Sirnarasa.
Di bidang pendidikan ada acara seminar pendidikan kebangsaan, bidang kesehatan ada pengobatan dan terapi alternatif gratis serta khitanan massal.
Acara bidang ekonomi ada pelatihan kewirausahaan dan pameran produk kerajinan, bidang lingkungan ada jalan santai dan gerakan bersih lingkungan.
Sementara acara di bidang seni dan budaya, selain Wayang Ajen dan Seni Gembyung juga ada Rampak Dalang, Sepeda Balong, Gubyag, dan lomba Masak Liwet.
Target pengunjungnya selama sepekan sebanyak 60.000 orang. Setiap hari dihadiri para santri, ikhwan, dan akhwat sekitar 500-1000 jamaah.
Adapun bentuk dukungan Kemenpar untuk event ini berupa pertunjukan seni, sound system dan panggung, baju koko, peci, dan jilbab bertuliskan Pesona Indonesia, spanduk, promosi di media cetak/online lokal serta liputan wartawan/travel blogger andal nasional.
Sebagai catatan, pengajian dan zikir talqin dengan metode amaliyah di Pesantren Sirnarasa sudah berlangsung puluhan tahun, dipimpin oleh KH. Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Al-Qadri An-Naqsyabandi Al-Kamil Qs atau Abah Aos yang dicontoh dari gurunya yakni Abah Anom, Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin.
Abah Aos yang lahir di Ciamis, 14 Agustus 1944 mendirikan Pesantren Sirnarasa pada tanggal 4 Agustus 1968.
Jadi event Pekan Pesona Pesantren ini sekaligus merayakan maulid Pesantren Sirnarasa dan Abah Aos ke-75.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Neng Antiq, putri bungsu Ki Dalang Wawan Ajen tengah bermain dengan si-Cepot.
2. Sederet karakter wayang golek Sunda milik Wayang Ajen.
3. Pengunjung Pesantren Sirnarasa, Ciamis.
4. Wawan Gunawan (baju putih) dan istri, didampingi dai muda Sirnarasa, Dadang Mulyawan saat menemui Abah Aos (duduk di kursi) beberapa waktu lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.