Selasa, 15 Agustus 2017

Usai Hibur Presiden Jokowi di Istana Negara, Tim Gandrung Banyuwangi Bakal Tampil Nonstop 2 Jam di Pantai Boom

Selesai tampil di Istana Negara pada peringatan Kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2017, tim Gandrung Banyuwangi langsung mempersiapkan diri untuk perhelatan akbar bertajuk Gandrung Sewu dengan menampilkan 1.350 penari di Pantai Boom, Banyuwangi, Jawa Timur, 8 Oktober mendatang.

“Di event Gandrung Sewu nanti, ribuan penari itu akan tampil nonstop selama 2 jam dalam episode Kembang Pepe. Mereka akan menari di bibir Pantai Boom, Banyuwangi yang eksotik. Monggo hadir,” kata Budianto, Penanggung Jawab Delegasi Kesenian Gandrung Banyuwangi yang akan tampil di Istana Negara 17 Agustus 2017 ini, kepada TravelPlus Indonesia lewat pesan WA di Jakarta, Selasa (15/8) siang.

Menurut Budianto tim Gandrung Banyuwangi yang akan tampil di Istana Negara pas Hari Kemerdekaan tahun ini berjumlah 200 penari dengan 16 pemusik dengan alat musik gamelan Banyuwangen lengkap, dan ditambah 2 sinden.

“Semua penarinya peremuan adalah pelajar SMP dan SMA yang dipilih dari 923 penari yang mengikuti audisi,” ungkapnya.

Mereka, lanjut Budianto akan tampil tanggal 17 Agustus 2017 setelah pembacaan Detik-Detik Proklamasi.

“Sebelum berangkat ke Jakarta mereka sudah berlatih 6 kali selama 2 Minggu. Pada hari ini mereka melakukan gladi resik, sebelum tampil pas hari Kemerdekaan tahun ini,” tambah pendiri Paguyuban Pelatih Tari dan Seniman Banyuwangi atau Patih Senawangi yang kini menjabat sebagai penasehat.

Tim Gandrung yang tampil di Istana Negara ini, sambung Budianto merupakan tim inti dari para penari Gandrung Sewu yang setiap tahun tampil di Pantai Boom, termasuk yang akan tampil di Gandrung Sewu tahun ini.

“Adapun yang kita tampilkan di Istana Negara ini adalah cuplikan kesenian Gandrung diawal pertunjukan yang disebut Jejer, yaitu tarian selamat datang bagi para tamu undangan dan pengunjung atau penonton,” beber Budianto.

Tim Gandrung Banyuwangi ini tiba di Jakarta Senin (14/8) dini hari dan akan pulang ke Banyunwangi Jumat (18/8) pagi. “Selama di Jakarta, kami menginap di Desa Wisata, TMII Jakarta,” aku Budianto.

Ketika disinggung apakah nanti tim Gandrung akan bertemu langsung dengan Presiden Jokowi sebelum atau selepas tampil di Istana Negara, Budianto mengatakan pihaknya belum mendapat kepastian.

“Sampai sampai saat ini belum ada konformasi, jadi kami tidak dapat memastikan apakah nanti tim Gandurng ini akan bertemu dan berbincang dengan Presiden Jokowi atau tidak,” terangnya.

Menurut Budianto kesenian Gandrung adalah kesenian yang tumbuh, berkembang, dan hidup dalam masyarakat Banyuwangi.

Pada awal sejarahnya, Gandrung ditarikan oleh laki-laki yang bernama Marsan, dan dia menari sebagai bagian perjuangan untuk mengumpulkan para pejuang yang bercerai-berai pasca-perang Bayu, perang di Banyuwangi.

Setelah Marsan meninggal, lanjut Budianto baru diwariskan kepada Semi sebagai Gandrung perempuan pertama.

Semula Gandrung memang hanya hidup dan berkembang di masyarakat etnis Osing. “Tapi kemudian menyebar ke seluruh Banyuwangi yang masyarakatnya heterogen,” papar Budianto.

Untuk melestarikan Gandrung, lanjut Budianto di Banyuwangi mulai dari SD dan SMP dianjurkan diajarkan sebagai ekstra-kulikuler (eskul).

“Di Banyuwangi, tarian Jejer Gandrung juga dibuat sebagai tari garapan yang diwajibkan sebagai tari selamat datang bagi tamu-tamu yang berkunjung atau berwisata ke Banyuwangi. Ada SK Bupati-nya. Gandrung juga dijadikan sebagai maskot pariwisata Banyuwangi,” jelasnya lagi.

Tarian gandrung belakangn ini juga kerap ditampilkan untuk hajatan atau keramaian lainnya. “Biasanya berlangsung semalam suntuk,” jelas Budianto.

Jauh sebelum tampil di Istana Negara untuk acara Agustusan tahun ini, tim Gandrung Banyuwangi juga pernah tampil di Istana Negara. “Kami pernah tampil pada 17 Agustus 2007 saat acara Penurunan Bendera. Ketika itu yang tampil sebanyak 100 penari,” terang Budianto.

Selain itu, Presiden Jokowi juga pernah mengundang penari Gandrung Banyuwangi pada peringatan Sumpah Pemuda 20 Oktober 2016 dengan jumlah penari 70 orang.

“Tim Gandrung kami juga pernah tampil menyambut Wakil Presiden atau Wapres di Lapangan Makodam Surabaya dengan formasi 700 penari. Dalam kelompok kecil, tim Gandrung kami juga sering memenangkan festival tari baik di tingkat Jawa Timur maupun Nasional,” aku Budianto.

Bahkan di akun Instagram @banyuwangi_kab, memuat foto penari Gandrung dengan  keterangan bahwa mereka pun pernah tampil di World Expo Milan, Italia. Ini membuktikan Gandrung sudah go international.

Melihat sederet pengalaman dan prestasinya, tak heran kalau tim Gandrung Banyuwangi kembali dipanggil Orang Nomor Satu di RI ini untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan RI ke-72 di halaman Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis 17 Agustus 2017 sebagai penutup rangkaian upacara kemerdekaan.

Tari Jejer Gandrung yang akan ditampilkan kali ini, lanjut Budianto menggambarkan keceriaan remaja putri dalam menatap masa depannya.

Para penari akan mengenakan kostum Gandrung berwarna hitam dan merah dengan selendang merah serta kain panjang hitam. “Namun yang paling khas dari pakaian penari Gandrung perempuan adalah mahkotanya yang disebut Omprok,” pungkas Budianto.

Berkat penampilan Kesenian Gandrung di Istana Negara, Jakarta pada hari spesial Kemerdekaan Indonesia tahun ini, bukan hanya kian melambungkan Gandrung sebagai kesenian tradisional asli Banyuwangi sekaligus membanggakan warga dan Pemkab Banyuwangi, pun nama Banyuwangi sebagai destinasi wisata dan budaya berikut objek wisatanya antara lain Pantai Boom ikut terangkat lewat pemberitaan sejumlah jurnaslis, travel blogger, dan netizen di media sosial.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: @banyuwangi_kab

Captions:
1. Sejumah penari Gandrung Banyuwangi tampil dalam event tahunan Gandrung Sewu di Pantai Boom, pinggir pesisir Banyuwangi.
2. Tim Gandrung Banyuwangi berfoto bersama usai gladi resik di Istana Negara Jakarta, Selasa (15/8/2017).
3. Promo penampilan tim Gandrung Banyuwangi di Istana Negara Jakarta Agustusan tahun ini via medsos.
4. Berpakaian penari gandrung.
5. Putri-putri remaja ramaikan Gandrung Sewu di Pantai Boom.
6. Aksi para penari Gandrung dilihat dari atas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.