Kementerian Pariwisata (Kemenpar) sudah dua kali mengelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kepariwisataan, termasuk yang baru-baru ini berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta (28-29/4 2016) ini. Sama seperti Rakornas pertama yang digelar di Hotel Kempinski tahun lalu, Rakornas kedua ini pun terasa berkelas internasional dari sisi pembicara dan materi presentasinya.
“Saya menaikkan kelas pariwisata kita dari step nasional ke level international. Karena itu, pembicara yang diundang dalam Rakornas Kepariwisataan ini pun dari luar, harus dalam konteks persaingan global,” kata Menpar Arief Yahya di JCC, Kamis (28/4).
Pembicara yang dimaksud Arief Yahya berkelas dunia di Rakornas Kepariwisataan kedua pada hari pertama itu antara lain Marienne dari Ogilvy. PR Company, salah satu tim shadow management Kemenpar yang berpusat di New York itu menginspirasi peserta Rakornas dengan materi “Marketing 360 Derajad.”
Beberapa contoh kreatif iklan yang sangat menyentuh emosi dan perasaan untuk menjual produknya disuguhkan dalam presentasi Marienne, antara lain iklan bagaimana Cebu Island Filipina mencuri pasar China di Hongkong, juga British Air menggarap pasar India, dan desain Coca Cola yang selalu menggugah selera.
Lalu ada Ethan Liu dari Baidu, digital platform yang dikenal dengan “Google”-nya Tiongkok bertutur tentang “Digital Marketing Approach: Toward 10 Millions Chinesse Visitorsto Indonesia.”
Baidu adalah mesin pencari atau search engine yang menguasai pasar China hampir 80%. Dan outbond China yang tahun 2015 lebih dari 110 juta orang itu, 70 persennya melakukan look atau mencari destinasi wisata dengan cara online.
Tahun lalu, di Rakornas Kepariwisataan pertama, juga menghadirkan TripAdvisor, yang mempresentasikan platform digital marketing untuk mempromosikan destinasi wisata look dan book.
TripAdvisor berbasis pada testimonial netizen, yang menampilkan kesan, pesan, dan kritik wisatawan terhadap amenitas dan destinasi yang sudah djugajalani. TripAdvisor menjadi website paling popular dan paling dipercaya oleh miliaran turis dunia.
Selanjutnya dari dalam negeri ada Abdullah Azwar Anas, Bupati “CEO” Banyuwangi yang reputasi dan prestasinya sudah berkelas dunia itu.
Dia menyuguhkan data-data dengan sangat gamblang, bahwa pariwisata bisa menjadi leading sector dan terbukti menurunkan angka kemiskinan dan menaikkan PDB.
Azwar Anas yang mendapat penghargaan dunia dari United Nation World Tourism Organization (UN-WTO), juga meyakinkan bahwa dulu Banyuwangi itu dikenal minus, miskin, terpencil, dan terkotor nomor 2 di Jatim. Terkesan sebagai daerah mistik dan pabrik santet paling menyeramkan di dunia.
“Sekarang, semua mata terpikat dengan keindahan Banyuwangi. Destinasi-destinasi baru dibuka. Puluhan even nasional dan internasional digelar. Investasi masuk, dan terus meningkat. Kami dikenal sebagai Kota Pariwisata,” ungkapnya bangga.
Tak ketinggalan TV Host/ Presenter kawakan yang namanya sudah terkenal hingga luar Indonesia, Charles Bonar Sirait, yang pada kesempatan kali ini mempresentasikan bagamana cara menggrapa Danau Toba, dengan cara yang khas.
PR Consultant ternama ini datang menuju stage dijemput tarian Tortor yang dibawakan beberpa perempuan berpaikaian tradisonal batak, diiringi tetabuhan musik Gondang, khas Tapanuli dan pemberian selembar kain Ulos kepada Menpar Arief Yahya.
Sebelum menyampaikan langkah-langkahnya membenahi Danau Toba agar mendunia, Charles sempat menanyakan ke audience, siapa yang pernah ke Toba? Siapa yang sudah mencoba terbang via Bandara Silangit? Siapa yang sudah pernah berenang di Danau Toba? Pertanyaan terakhir itu, hanya 2 orang dari sekitar 300 audience yang menunjukkan jari.
Bahkan Public Speaking Coach andal ini sempat menanyakan siapa yang pernah tercebur di Danau Toba? Caranya itu membuat suasana Rakornas terasa lebih rileks namun tetap berisi.
Rakornas Kepariwisataan kedua ini juga ada pengukuhan Ted Sioeng sebagai Duta Pariwisata Indonesia untuk Tiongkok. Pemilik Koran Guo Ji Ri Bao berbahasa Mandarin itu siap membantu Kemenpar untuk menghadirkan lebih banyak wisman asal Tiongkok.
Dia akan membuat Wonderful Indonesia Night di beberapa kota di Negeri Tembok Raksasa itu. “Saya yakin target 12 juta wisman tahun 2016, dan 10 juta wisatawan asal Tiongkok di tahun 2019 itu akan tercapai,” katanya optimis.
Pemaparan empat Deputi Kemenpar yakni I Gede Pitana, Esthy Reko Astuty, Ahman Sya, dan Dadang Rizky yang dipandu oleh moderator Hari Untoro, juga mendapat perhatian peserta.
Berikutnya Kadisbudpar Jawa Tengah Prasetyo Aribowo memandu presentasi Ketua Pokja 10 Top Destinasi Hiramsyah Sambudhy Thaib dan Kadispar NTB Lalu Fauzol yang mewakili 10 Destinasi Bali Baru itu.
Pamungkas Rakornas Kepariwisataan hari pertama itu tentu saja Menpar Arief Yahya yang mempresentasikan Great Spirit Grand Strategy Kemenpar selama kurang lebih 1 jam.
Lagi-lagi dia membangun spirit para peserta Rakornas yang diikuti seluruh pejabat Kementerian, Kadispar Provinsi dan beberapa Kadispar Kabupaten, Asosiasi, dan pelaku bisnis pariwisata untuk sama-sama bersinergi. “Strategi itu penting untuk membuat perusahaan menjadi baik. Spirit itu lebih penting, untuk membuat sebuah perusahaan menjadi hebat,” jelas Arief Yahya.
Disela-sela pemaparannya, Arief Yahya memberi pesan khusus kepada peserta, terutama perwakilan disparda dari berbagai daerah/kota. “Kita harus punya “musuh bersama”, agar kita tidak bertengkar sendiri di dalam. Kita sudah memutuskan, bahwa lawan kita secara emosional adalah Malaysia. Lawan secara profesional adalah Thailand. Kita masih jauh tertinggal dengan dua negara tersebut,” katanya.
Lawan yang dimaksud Mantan Dirut PT Telkom ini di sini bukan bersifat politis atau militer. Lawan yang dipikirkannya adalah benchmark, agar kita bisa berkaca, seberapa hebat posisi Wonderful Indonesia di antara negara-negara se kawasan.
Kalau kita serius, lanjut Arief Yahya, tidak ada yang tidak bisa diraih. Termasuk mengalahkan dua benchmark di ASEAN itu.
WIN-Way atau spirit Wonderful Indonesia Way yang dibangunnya menggunakan prinsip 3S, solid, speed, and smart. Solid itu implementasinya pada kekompakan, menuju Indonesia Incorporated. Sedangkan Speed itu mengacu pada instruksi presiden bahwa tahun 2016 adalah tahun percepatan.
“Siapa yang cepat akan mengalahkan yang lambat. Yang terakhir, smart akan dilakukan dengan cara go digital,” pungkas Arief Yahya.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
Foto: adji & joko-Humas Kemenpar
Foto: adji & joko-Humas Kemenpar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.