Kamis, 21 Januari 2016

Tiga Jagoan Arief Yahya Kandaskan Malaysia di UNWTO Awards 2016

Koar Menpar Arief Yahya bahwa Wonderful Indonesia berhasil mengalahkan "Truly Asia" Malaysia dalam dua tahun, sebagaimana kerap dia sampaikan di berbagai kesempatan, bukanlah isapan jempol. Buktinya di ajang UNWTO Awards di Madrid, Spanyol, Kamis, 21 Januari 2016, Indonesia memboyong 3 penghargaan. Sementara Malaysia, tidak membawa pulang apa-apa. 

Ketiga penghargaan yang diraih Indonesia, pertama Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur yang berhasil menjadi pemenang UN-WTO Awards in Innovation in Public Policy and Governance. Temanya: Re-inventing the Local Government in Tourism, Culture and Tourism Banyuwangi Regency Office, Indonesia.

Banyuwangi yang merupakan tempat kelahiran Arief Yahya menutup harapan Responsible Tourism and Free of Crime, ALcaldia Medellin, Columbia dan East Africa Tourism Platform, Kenya untuk menjadi juara. 

Kedua, Garuda Indonesia dan Coca Cola Amtil Indonesia menjadi runner up pertama untuk kategori UNWTO Awards for Innovation in Enterprises. Temanya “Bali Clean Up”. Runner up keduanya First Professional Experience Project Melia Hotels International, Spanyol. Juara satu di kategori ini adalah Treetop Wlaking Path, Anyksciai Tehional Park Direction, Lithuania.

Penghargaan ketiga diterima Indonesia adalah Yayasan Karang Lestari, Coral Reef Reborn in Pemuteran Bali sebagai the first runner up dari kategori UNWTO Award for Innovation in Non-Governmental Organizations. Runner up kedua, Children in the Wilderness, Afrika Selatan. Sedangkan juara pertamanya, Sisterhood of Survivor Program, Sasane, Nepal.

UN-WTO (United Nation World Tourism Organization), Badan Dunia PBB yang mengurusi pariwisata. UN-WTO dibentuk tahun 1957. Organisasi ini mendorong pelaksanaan kode etik pariwisata global, beranggotakan 154 negara, 7 wilayah, dan lebih dari 400 anggota afiliasi yang mewakili sektor swasta, lembaga pemerintahan, dan otoritas pariwisata lokal. UN-WTO ini bermarkas di Madrid dan diketuai oleh seorang berkebangsaan Yordania bernama Talib Rifai.

UNWTO Awards sudah diluncurkan sejak 2003. Ada 6 penghargaan yang dibagi menjadi dua, yakni penghargaan untuk individu 2 award, dan 4 award untuk kegiatan spesifik. Menurut Arief Yahya ini penghargaan yang paling bergengsi, level dunia, sistem penjurian paling ketat, bahkan tim jurinya melakukan penilaian dengan on line streaming, tidak langsung bertemu saat presentasi.

Tahun pertama awarding, 2003, yang memperoleh penghargaan UNWTO Ulysses Prize adalah Dr. Donald Hawkins dari George Washington University AS. Dia menciptakan serta menyebarluaskan pengetahuan di bidang pariwisata.

UNWTO Awards kemudian baru diadakan kembali tahun 2006 dengan penambahan 2 kategori baru untuk inisiatif turisme yang lebih spesifik.Kedua kategori itu adalah, inovasi kebijakan publik dan governance, dan inovasi dari pihak swasta (enterprise). Penerima inovasi kebijakan publik adalah Black Stone dari Amerika Serikat. Dan untuk enterprise diberikan kepada grup Accor.

Dengan 3 award kemenangan Indonesia di UNWTO Awards 2016, kalau diibaratkan pertandingan sepak bola, berarti Indonesia sudah mengkandaskan Malaysia tujuh kosong (7-0). Sebelumnya, pada Oktober 2015, Indonesia mencetak 3 gol di ajang World Halal Travel Awards (WHTA) yang berlangsung di Abu Dhabi, UAE. Satu gol lagi berupa naiknya peringkat branding Wonderful Indonesia di World Economic Forum (WEF) dalam Competitiveness Index. Indonesia  ada di posisi 47, sedangkan Malaysia di peringkat 96.

Tiga penghargaan UNWTO Awards ke-19 di Madrid yang diperoleh Indonesia tahun ini, jelas membuat Arief Yahya semakin puas. Apalagi rival utamanya, yakni Malaysia tidak mendapatkan satupun penghargaan tersebut.

Naskah: Adji Kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
Foto: Adji & Dok. Kemenpar

Captions:
1. Perwakilan Indonesia di UNWTO Awards 2016
2. Pesona Kawah Ijen, salah satu obyek wisata alam andalan Banyuwangi.
3. Suasana panggung UNWTO Awards 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.