Senin, 31 Januari 2022

Animo Pecinta Balap Nonton Langsung MotoGP Tinggi, MGPA Siapkan Skema Bundling Tiket


Pelaksanaan MotoGP kian dekat, persiapannya pun dilakukan secara koordinatif dan kolaboratif dengan berbagai pihak. Mandalika Grand Prix Association (MGPA) misalnya sedang menyiapkan skema bundling tiket.

Skema bundling ini mencakup tiket menonton MotoGP, akomodasi, dan transportasi dari dan menuju The Mandalika.

Hal itu disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno dalam acara Weekly Press Briefing, yang dilakukan secara daring, di Jakarta, Senin (31/1/2022). 

Penyiapan skema bundling ini, sambungnya berdasarkan pada minat pecinta balap Indonesia yang sangat tinggi untuk menyaksikan ajang motorsport tersebut secara langsung di kawasan berstatus Destinasi Super Prioritas, Mandalika, Lombok, NTB.

Beberapa hari sebelumnya, Wakil Presdir MGPA Cahyadi Wanda juga sudah menjelaskan melihat tingginya minat pecinta balap di Tanah Air untuk menyaksikan ajang MotoGP 2022 secara langsung di Mandalika, pihaknya tengah menyusun sejumlah skema bundling bekerjasama dengan sejumlah pihak seperti PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT ASDP Indonesia Ferry, dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Jenis akomodasi yang disiapkan selain hotel-hotel berbintang, pun homestay maupun hunian di desa-desa wisata di Lombok.


Pihaknya juga sedang mematangkan konsep penempatan camping ground di Kuta Beach Park untuk zona Barat dan Batu Kotak, Tanjung Aan untuk zona Timur Mandalika.

Menurutnya kedua lokasi tersebut strategis, mudah diakses menuju sirkuit dan aman.

Cahyadi menambahkan tiket MotoGP dijual dalam berbagai bentuk dan range harga, sehingga calon penonton dapat memilih sesuai dengan keinginan dan kebutuhan.

"Ada kategori general admission, standard grandstand, dan premium grandstand, dijual dalam bentuk tiket harian dan paket weekend pass yang berlaku untuk Sabtu dan Minggu," terangnya.

Ajang balap sepeda motor MotoGP Mandalika akan berlangsung di Pertamina Mandalika International Streeet Circuit pada 18 - 20 Maret 2022. 

Dikabarkan sport tourism event berskala dunia tersebut diperkirakan akan menyedot perhatian 100 ribu penonton yang menyaksikan secara langsung.

Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis & tim @travelplusindonesia



Hutan Pinus Tala-Tala Ditutup Sementara, Yuk Intip Daya Tarik Lain Tompobulu The Exotic Highland


Atas insiden pohon tumbang pada hari Sabtu, 29 Januari 2022 di Hutan Pinus Tala-Tala yang menewaskan dua orang dan mengakibatkan empat orang luka-luka, akhirnya objek wisata tersebut ditutup sementara.

Begitu inti informasi 2 flyer yang diunggah admin @visit_maros, Senin (31/1/2022).

Unggahan itu tak lupa di-tag ke sejumlah akun IG terkait antara lain Menparekraf @sandiuno, Wakil Gubernur Sulsel @andisudirman.sulaiman, Bupati Maros @chaidirsyam_, Wakil Bupati Maros @suhartinabohari_, Kadisbudpar Sulsel @muhammad.jufri.ri46, @kec.tompobulu.maros, @wisata_hutan_pinus_tala_tala, @budparsulsel, dan @colorfulsulsel.

Di bawah unggahan tersebut, tak lupa adminnya mengucapkan belasungkawa atas musibah itu.

"Turut berduka cita atas Force Majeure yang memakan korban jiwa di salah satu Potensi Objek Wisata Hutan Pinus Tala Tala, Desa Bonto Manai, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros".

Camat Tompobulu @yusriadiarief juga mengucapkan belasungkawa atas musibah tersebut lewat video yang diunggah di @kec.tompobulu.maros. "Kepada keluarga korban, semoga diberi kekuatan dan ketabahan menghadapi musibah ini".

Lewat video tersebut, dia pun mengimbau untuk sementara tidak melakukan aktivitas di sekitar hutan Pinus Tala-tala, hingga ada pemberitahuan selanjutnya dari pihak terkait.

Sehari sebelumnya, Minggu (30/1), seperti ditulis sulsel.inews.id, pohon tumbang menimpa sejumlah tenda perkemahan di objek wisata alam tersebut.

Berdasarkan rekaman video amatir warga terlihat dua batang pohon besar di objek wisata itu tumbang dan menimpa sejumlah tenda perkemahan milik pelajar sekolah menengah kejuruan teknologi industri (SMTI) Makassar. Mereka saat itu sedang mengikuti kegiatan program kerja paskibraka untuk penerimaan anggota baru.

Kapolsek Tompobulu AKP Sunardi mengungkapkan pohon pinus setinggi 15 meter itu tumbang setelah terjadi hujan deras disertai angin kencang.


Dikutip dari makassar.tribunnews.com, Objek Wisata Hutan Pinus Tala-Tala didirikan sejak awal 2021 lalu oleh pemuda kelompok sadar wisata (Pokdarwis) setempat setelah melihat potensi desa yang ada. 

Objek wisata alam yang terletak di Dusun Tala-Tala, Desa Bonto Manai, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros ini memiliki luas 5 hektare berjarak sekitar 42,30 Km dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin dan dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan baik roda dua maupun roda empat melalui Jl. Poros Kariango.

Sumber lain menyebut, sejak resmi dirintis, objek wisata yang menyuguhkan keindahan pemandangan alam pohon pinus yang tertata rapi dengan udara yang sejuk dan dilengkapi berbagai fasilitas untuk ber-swafoto ini mendapat respon luar biasa dari masyarakat berbagai daerah di Sulsel.

Vokalis Padi Reborn @fadlypadi13 juga pernah ke ojek wisata hutan pinus satu ini  April tahun lalu. Kehadirannya diabadikan musisi @rerealfareezy dan @campcer_hutan_pinus_tala_tala lalu di-repost @wisata_hutan_pinus_tala_tala.


Ragam Pesona Lain
Objek Wisata Hutan Pinus Tala Tala saat ini memang ditutup sementara akibat inseden pohon tumbang. Tapi  wisatawan masih bisa mengunjungi ragam daya tarik lain yang dimiliki Tompobulu.

TravelPlus Indonesia himpun dari berbagai sumber, Tompobulu merupakan kecamatan terluas wilayahnya, yakni 287,66 km² dibanding luas wilayah kecamatan-kecamatan lain yang ada di Kabupaten Maros, Sulsel.

Ibu kota kecamatan ini berada di Pucak, berjarak sekitar 18 Km dari Kota Turikale yang merupakan ibu kota dan pusat pemerintahan Kabupaten Maros.

Tompobulu diambil dari Bahasa Makassar. terdiri dari dua buah kata yaitu kata tompo yang berarti "atap, puncak, di atas, bagian atas", sedangkan kata bulu berarti "gunung, dataran tinggi". Dinamakan begitu, mungkin karena kecamatan ini berada di wilayah dataran tinggi dengan keindahan alamnya yang memesona.

Kecamatan yang berjuluk "The Exotic Highland" ini terbagi atas delapan desa yakni Desa Bonto Manai , Benteng Gajah, Bonto Manurung, Bonto Matinggi, Bonto Somba, Pucak, Toddolimae, dan Desa Tompobulu.

Selain Objek Wisata Hutan Pinus Tala-Tala di Desa Bonto Manai, masih ada sederet pesona alam lainnya yang ada di Kecamatan Tompobulu, seperti Air Terjun Pungbunga, Air Terjun Jami, Air Terjun Taipa, dan Bulu Saukang.

Air Terjun Pung Bunga yang berada di Desa Bonto Manurung di ketinggian 300 Mdpl, memiliki keunikan berupa air terjun setinggi sekitar 20 meter yang bersusun dua dengan dasar sebuah kolam alami.

Akitivitas yang bisa dilakukan pengunjung antara lain menikmati dan mengabadikan pesonanya,  bermain air di alirannya, atau berenang di kolam alaminya.

Air terjun ini dari Kota Maros berjarak  sekitar 35 Km dengan akses via Maros, Batangase, Kariango, Zipur, Pucak, Masale, lalu Bonto Manurung dengan akses jalan yang cukup menantang.

Air Terjun Jami yang juga berada di Desa Bonto Manurung, memiliki air berwarna kehijauan dan jernih. Sedangkan Air Terjun Taipa yang berada di Dusun Tombolo, Desa Tompobulu memiliki keistimewaan tersendiri lantaran ada tujuh tingkatan yang semakin ke atas semakin terjal.

Bulu Saukang yang berada di Desa  Benteng Gajah adalah salah satu bukit gunung yang menawarkan pemandangan alam nan menawan sebagai spot selfi alami.

Kegiatan wisata yang dapat dilakukan di gunung mungil yang menjadi simbol perbatasan Kabupaten Maros, Kabupaten Gowa, dan Kota Makassar ini antara lain  pendakian ke puncaknya yang berketinggian ratusan Mdpl, hammock-an extreme, dan mengabadikan pemandangan dari puncaknya berupa deretan gunung ternama di Sulsel seperti Bawakaraeng, Lompobatang hingga Bulusaraung dan hamparan Kota Makassar di sisi lainnya serta menikmati pesona matahari tenggelam.


Potensi lainnya ada di Desa Toddolimae, berupa potensi wisata goa di kawasan Bulu' Tau Pole di Dusun Kacici dan melihat langsung kondisi masyarakatnya serta merasakan sejuknya aliran sungai di Bantimurung Kacici' karena debit air dan elevasi sungainya tidak terlalu ekstrim.

Naskah: Adji TravelPlus @adjitropis & tim @travelplusindonesia

Foto: @kec.tompobulu.maros, @wisata_hutan_pinus_tala_tala & @campcer_hutan_pinus_tala_tala

Dikunjungi Presiden Jokowi Nama Sepinggan Melangit, Ini Ragam Pesonanya


Nama Sepinggan hari ini melangit lantaran terekspos ragam media karena dikunjungi Presiden Jokowi, Senin (31/1/2022).

Ada 2 lokasi yang sambangi orang nomor satu di Indonesia ini usai tiba dengan pesawat Kepresidenan RI 1 di Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, pukul 09.57 Wita, yaitu Balikpapan Sport Centre and Convention (BSCC) dan Pasar Sepinggan.

Di BSCC, Presiden hadir dalam acara Pengukuhan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 2022 - 2027. 

Presiden yang datang didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin, disambut Gubernur Kaltim H Isran Noor didampingi Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Teguh Pujo Rumekso, dan Kapolda Kaltim Irjen Pol Imam Sugianto.

Di akun IG @pemprov_kaltim, adminnya menjelaskan pada saat bersamaan juga hadir mantan Wakil Presiden H Yusuf Kalla, Ketua DPR RI Puan Maharani, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, 9 Menteri Kabinet Indonesia Maju, para kiai sepuh NU, para pimpinan partai politik serta sejumlah Duta Besar negara sahabat.

Di Pasar Sepinggan, Presiden tiba pukul 13.00 Wita untuk mengunjungi dan menyapa sekaligus menyerahkan bantuan langsung tunai (BLT) dan paket sembilan bahan pokok (sembako) kepada pedagang dan masyarakat.

Presiden Jokowi didampingi Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor, Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Teguh Pujo Rumekso, Kapolda Kaltim Irjen Polisi Imam Sugiarto dan Walikota Balikpapan Rachmad Mas’ud.

Masih di @pemprov_kaltim, adminnya menjelaskan dalam kunjungan yang berdurasi sekitar 20 menit tersebut, Presiden Jokowi berinteraksi dan berdialog dengan sejumlah pedagang di lapak jualan hingga masyarakat sekitar yang antusias menunggu kehadiran orang nomor satu di Indonesia ini.

“Selamat siang, semangat ya bu berjualannya. Semoga bantuan langsung tunai ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya,” ujar Jokowi kepada pedagang di Pasar Sepinggan.

Tidak hanya itu, seusai memutari lapak jualan, Presiden Jokowi juga menyapa masyarakat yang ramai menunggu sejak beberapa jam sebelum kedatangan Presiden. Masyarakat juga kebagian baju kaos yang langsung diberikan Presiden Jokowi kepada beberapa orang.

Setelah itu, rombongan Presiden Jokowi melanjutkan perjalanan menuju VIP Room Bandara SAMS, untuk kemudian bertolak kembali ke Jakarta menggunakan pesawat Kepresidenan RI 1.

Daya Tarik
Sepinggan merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan, Kaltim.

Selain letaknya sangat strategis, di jantung kota yang menghubungkan antara Balikpapan dengan Samarinda dan terdapat Bandara Internasional SAMS, Pasar Sepinggan (sayur mayur dan sembako), dan Gedung Kesenian Balikpapan atau Gedung Opera, di kelurahan ini juga terdapat beberapa objek wisata antara lain Pantai Seraya, Pantai AURI Sepinggan, Caribbean Island Water Park, Taman Tiga Generasi, dan Taman Lalu Lintas Balikpapan.

Pantai Sepinggan Raya atau disingkat dengan pantai Seraya kini menjadi salah satu destinasi wisata pantai terbaru di kota Balikpapan.

Kehadiran Pantai Seraya di Kecamatan Balikpapan Selatan kian menambah jumlah destinasi wisata pantai di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Pantai Seraya alias Sepinggan Raya yang berada di RT 28 bisa diakses dari sejumlah titik antara lain dari arah SMK Negeri 1 Balikpapan, Puskemas Sepinggan, dan sejumlah akses lainnya, khususnya di Kelurahan Sepinggan Raya.

Namun akses yang paling mudah menuju Pantai Seraya ini melalui jalan di samping markas TNI Angkatan Udara atau Lanud Dhomber Balikpapan.

Letak pantai Seraya ini juga berdekatan langsung dengan Pantai Auri dan Landasan pesawat di Bandara (SAMS).

Aktivitas wisata yang bisa dilakukan pengunjung di pantai ini antara lain nai perahu kayu milik warga setempat untuk keliling perairan.

Pantai AURI dinamakan begitu karena letaknya  berada di belakang Perumahan TNI AU dan masih menjadi satu dengan kawasan lingkungan TNI AU. Oleh karena itu di pintu masuk pantai, setiap pengunjung akan diperiksa barang bawaannya terlebih dahulu.

Aktivitas wisata yang dapat dilakukan pengunjung antara lain menikmati pemandangan pantai, bersantai di gazebo, menyusuri jembatan kayu yang cukup panjang, ber-swafoto dengan latar belakang pemandangan laut, menikmati sunset, bermain air ataupun berenang, memancing tapi bawa peralatan sendiri, dan kulineran di rumah makan setempat yang menyajikan seafood yang dimasak dengan bumbu lokal.

Caribbean Island Water Park yang berada di Perumahan Balikpapan Regency Kol. Syarifuddin Yoes II (Ring Road II, Jalan Ruhui Rahayu) merupakan taman rekreasi air yang memiliki seluncur air, kolam renang dan lainnya dengan mengusung tema bajak laut dan kepulauan Karibia.

Taman Tiga Generasi yang buka 24 jam tersedia Pustaka Baca yang terbuat dari kontainer berukuran 20 feet yang sengaja disulap menyerupai perpustakaan.

Di dalamnya juga ada ayunan, jungkat-jungkit, dan  kolam ikan lengkap dengan pancuran yang menyerupai air terjun di sebuah tebing, jalur refleksi yang terbuat dari bebatuan, gazebo kayu berukuran sedang, dan kursi-kursi taman di beberapa sudut.

Selain Taman Tiga Generasi, juga ada Hutan Kota Sepinggan di Jl. Marsma R. Iswahyudi dan Taman Lalu Lintas Balikpapan di Jl. Sepinggan Baru No.85.

Di Sepinggan tersedia hotel berbintang, antara lain Sepinggan Hotel  di Jl. Marsma R. Iswahyudi No.60 dan Four Points by Sheraton Balikpapan di Jl. Pelita Raya No.19.

Jenis akomodasi lainnya ada Pama Sepinggan Residence di Jl. Syarifuddin Yoes No.22, OYO 3802 Wisma Cahaya Abadi di Gg. Kutilang No.29, OYO 2731 MIM Guest House Syariah, Hotel Royal Suite di Jl. Syarifuddin Yoes No.125, Guest House GSN di Gg. Swadaya No.410, dan Penginapan ESAI di Jl. Marsma R. Iswahyudi Gg. Pelita II.

Tempat kulinernya antara lain di Waka Waka Balikpapan Restoran Jl. Syarifuddin Yoes.

Naskah: Adji TravelPlus @adjitropis & tim @travelplusindonesia
Foto: Adi Suseno @pemprov_kaltim


Sabtu, 29 Januari 2022

Utamakan Mendaki Gunung di Negeri Sendiri Apa Negeri Orang?


Di ragam medsos (FB, IG dll) saya perhatikan ada beberapa pendaki yang begitu bangganya mempromosikan pendakian-pendakian wisatanya di gunung-gunung di luar negeri.

Saya sebut pendakian wisata, ya karena ada paketnya, pemandunya, dilakukan di jalur pendakian umum, dan sebagainya. Jadi bukan termasuk pendakian bernilai petualangan, misalnya membuka jalur pendakian baru, ada unsur penelitian dan atau sesuatu yang baru lainnya.

Dalam hati bertanya kenapa pendaki itu begitu? Ah mungkin saja pendaki itu sudah mendaki seluruh gunung berstatus aktif, tidur, dan non aktif atau gunung populer, setengah terkenal, maupun tidak populer yang ada di Indonesia, negerinya sendiri sehingga dia beralih ke gunung-gunung di mancanegara. "Apa iya? Ah rasanya mustahil," kata hati.

Bisa jadi pendaki itu punya paket wisata pendakian ke beberapa gunung populer di mancanegara sehingga dia amat getol mempromosikan pendakian berikut daya tarik gunung-gunung tersebut supaya pendaki-pendaki berkantong tebal di negeri ini tertarik membeli paket wisata pendakiannya? "Bisa jadi," ucap hati.

Mungkin pula karena pendaki itu kecewa dengan kondisi sejumlah gunung populer di Tanah Air yang penuh sampah? "Mungkin saja," bisik hati lagi, sambil teringat beberapa tulisan yang menginformasikan bahwa Everest yang dieluk-elukan banyak pendaki dari berbagai negara itu pun berjuluk tempat sampah dan kuburan tertinggi di dunia. Artinya gunung tersohor di dunia itu pun tak luput dari sampah pendaki tak bertanggung jawab.

Memilih mendaki gunung-gunung di negeri orang itu memang hak setiap pendaki dan boleh-boleh saja. 

Tapi kalau alasannya karena sejumlah gunung di negeri ini kotor jalur pendakian hingga puncaknya, kenapa tidak berusaha untuk terus menjadi pendaki yang loyal menyuarakan pendakian ramah lingkungan lewat ragam media dan ruang pertemuan, biar para pendaki alay sadar.


Jika alasannya lantaran sejumlah gunung populer di negeri ini membosankan, tidak ada tantangan petualangannya, ya kenapa tidak membuat ekspedisi membuka jalur pendakian baru di gunung-gunung tak berstatus taman nasional, biar ada pilihan jalur pendakian baru.

Ingat, Indonesia ini tempat kita lahir, tinggal, berak, cari makan bahkan mungkin mati. Selama masih hidup di sini, rasanya sangat wajar kalau kita sebagai pendaki punya prinsip lebih mengutamakan mendaki gunung-gunung di dalam negeri tercinta ini lalu mempromosikan keistimewaannya masing-masing.

Lewat tulisan ini, saya mengajak Anda para pendaki Indonesia dimanapun berada untuk terus menjadi pendaki yang lebih mengutamakan/menomorsatukan melakukan pendakian bernilai lebih di gunung-gunung negeri sendiri lalu mempublikasikan ragam pesonanya agar dunia tahu.

Apabila nanti Anda juga akan melakukan berwisata pendakian ke gunung-gunung populer di mancanegara, usahakan biasa-biasa saja, jangan lebay (terlalu), begitu mengelu-elukan, membangga-bangakannya.

Salam Pendakian Bernilai Plus di Indonesia

Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis & @travelplusindonesia (jurnalis/blogger & pegiat medsos sekaligus pendiri komunitas pecinta alam/lingkungan/pendaki gunung/pegiat alam bebas/petualang/backpacker/traveler: TROPIS, PHINISI-OAC (khusus jurnalis petualang), KEMBARA TROPIS, PRO KONSERVASI & MOUNTAINEERING PLUS)

Berwisata itu Bisa Bikin Melek dan Cinta Keragaman Budaya, Ini Pilihan dan Kiatnya


Belakangan ini ramai kabar tentang kasus menghina/merendahkan budaya orang lain. Sampai hati ini bertanya, apa iya pelakunya tidak tahu kalau bangsa ini bangsa besar yang amat majemuk?

Kejadian yang bikin miris itu, menginsipirasi saya membuat tulisan ini agar publik/warganet semakin melek dan akhirnya menyadari, memahami bahkan mencintai kalau bangsa ini adalah bangsa multikultural supaya sadar, tidak seenaknya bicara, tidak asal ketik komentar.

Salah satu caranya lewat pendekatan wisata, mengunjungi dan melihat aneka atraksi atau daya tarik baik berupa tempat wisata berbasis budaya, acara/event, dan lainnya.

Mengapa disebut multikultural, karena Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa yang berbeda agama, ras, dan budaya (bahasa, dialek, kesenian, adat istiadat, tradisi, kebiasaan hidup, kearifan lokal, dan lainnya), bahkan tak sama kesukaan, hobi, pilihan politik, dan profesi. 

Lalu tempat/objek wisata berbasis budaya apa saja yang bisa bikin melek dan cinta keragaman budaya? Banyak jenisnya, antara lain museum, taman budaya, desa adat, cagar budaya, komunitas budaya, dan lainnya.

Di museum, terutama Museum Negeri Provinsi, kita bisa melihat koleksi beragam  kesenian dan produk budaya serta peninggalan bersejarah masyarakat asli  provinsi tersebut. Contohnya di Museum Negeri Provinsi Aceh dan lainnya.

Di taman budaya (TB), kita bisa melihat bermacam pementasan drama/teater, tari, dan musik, pameran, dan workshop kerajinan masyarakat provinsi tersebut. Misalnya di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT).

Di desa adat kita bisa melihat kehidupan sebuah desa/kampung dengan keunikan serta aturan adat tersendiri, berikut kekhasan rumah tinggal (rumah adat atau rumah tradisional) dan lainnya.

Amsal Desa Adat Baduy di Banten;
Desa Trunyan di Bali; Desa Dayak Pampang di Kaltim; Desa Wae Rebo dan Kampung Adat Todo di Flores, NTT;  Desa Torosiaje di Gorontalo; Desa Adat Gumantar dan Desa Sade di Lombok, NTB; Kampung Adat Sijunjung di Sumbar; Desa Kete Kesu di Toraja, Kampung Naga di Tasikmalaya; Desa Adat Lingga di Kabupaten Karo, Sumut; dan Kampung Tablanusu di Papua.

Di cagar budaya (CB) kita bisa melihat bermacam warisan budaya bersifat kebendaan (tangible) berupa bangunan, benda, struktur, dan kawasan CB baik yang ada di darat dan/atau di air.

Contoh cagar budaya kategori bangunan di Jakarta antara lain Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Kantor Berita Antara, dan Bioskop Metropole 21 (Bioskop Megaria). 


Sejumlah bangunan rumah ibadah berstatus cagar budaya juga menarik untuk dikunjungi seperti Masjid (Islam), Gereja (Kristen Protestan) dan Gereja (Kristen Katolik), Pura (Hindu), Vihara (Buddha), dan Kelenteng (Konghucu). Sedangkan yang berbentuk benda CB seperti batu prasasti, candi, nisan makam, dan lainnya.

Komunitas Budaya yaitu kesatuan sosial yang memiliki potensi budaya berupa tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, permainan rakyat, dan olahraga tradisional.

Adapun yang tergolong Komunitas Budaya antara lain keraton, komunitas adat, lembaga adat, sanggar seni, lembaga kepercayaan, dan komunitas tradisi.

Contohnya berwisata ke Keraton Kasepuhan di Cirebon; ke Komunitas Adat Kajang di pedalaman Bulukumba, Sulsel; melihat kehidupan masyarakat adat Dayak Iban di Sungai Utik, Kalbar yang memiliki ritual Mali Umai dengan cara memanggil leluhur untuk membasmi hama; serta jelajah komunitas adat di kawasan Massenrempulu, Kabupaten Enrekang, Sulsel seperti ke Komunitas Adat Baringin, Orong, Marena, Tangsa, Patongloan, dan Pana.

Selain itu juga bisa berwisata nilai budaya yaitu melihat/menikmati warisan budaya yang bersifat tak benda atau intangible seperti menyaksikan aneka tarian tradisional, seni pertunjukan, kuliner tradisional, serta adat istiadat (seperti upacara adat, tradisi, kearifan lokal, dan sebagainya).

Contoh berwisata kuliner tradisional dari Aceh sampai Papua seperti kuah beulangong, randang Padang, laksa Betawi, gudeg Jogja, papeda, dan lainnya.


Amsal adat istiadat yang bisa kita saksikan antara lain Ngaben atau upacara pembakaran jenazah umat Hindu di Bali; Ikipalin atau acara potong jari khas Suku Dani di Papua ketika ada anggota keluarga yang meninggal agar terhindar dari malapetaka; dan Kebo-keboan atau upacara  ucap syukur suku Using di Banyuwangi kepada leluhur dalam bentuk selametan di desa secara besar-besaran setiap bulan suro.

Ada pula Rambu Solo atau upacara pemakaman khas orang Toraja yang dilakukan supaya arwah orang yang telah meninggal tidak memberikan kesialan bagi keluarga yang ditinggalkan; Tatung di Singkawang, Kalbar; Bakar Tongkang di Bagan Siapiapi, Riau; dan Pasola di Sumba, NTT.

Pilihan lain melihat acara/kegiatan/festival budaya atau culture event di berbagai kota/daerah hingga pelosok. Caranya dengan mencari informasi calendar of event khusus budaya yang diselenggarakan oleh dinas kebudayaan dan pariwisata setempat. Contohnya Festival Sekala Bekhak di Lampung Barat, Lampung; Irau Malinau di Kalimantan Utara (Kaltara), Festival Budaya Asmat di Papua, dan lainnya.

Berwisata menjelajah tempat-tempat berbasis budaya, nilai budaya, dan culture event tersebut, apalagi mengenal lebih dekat warganya secara lebih personal, bukan hanya menambah kaya wawasan dan pengalaman serta pertemanan/persaudaraan pun akan menumbuhkan semangat untuk semakin mencintai budaya sendiri dan menghargai budaya orang lain dimanapun berada.

Lalu bagaimana kalau tak punya biaya, waktu, dan kesempatan untuk berwisata jelajah ragam budaya? Paling sederhana dan praktis, kita bisa bersosialisasi dengan bergabung dalam komunitas baik yang ada di daerah sendiri secara offline ataupun di berbagai komunitas secara online yang tersebar di ragam media sosial (medsos) seperti di FB, WAG, dan lainnya.

Jadi usahakan sebisa mungkin jangan hanya berteman dengan orang sekampung halaman atau satu daerah atau satu suku, atau jangan cuma dengan sesama masyarakat/komunitas/desa/kampung adat, atau sehobi/seprofesi atau se-frekuensi saja, melainkan dengan berbagai suku dan lainnya supaya tahu betapa berwarnanya kita sebagai satu bangsa, Indonesia.

Jangan lupa pula bersyukur atas anugerah dari Sang Maha Pengasih itu, lalu jaga dan kembangkan mengingat semua perbedaan dan keragaman itu merupakan aset kekayaan budaya yang tak ternilai harganya.


'Jarimu Harimaumu'
Satu lagi, selalu ingat dengan 'Mulutmu adalah Harimaumu'. Peribahasa usang itu mengingatkan kita untuk senantiasa menjaga perkataan/ucapan/omongan supaya tidak menghina/melecehkan budaya orang/komunitas/masyarakat/suku bangsa lain. Mulut tak dijaga, bicara seenaknya, bisa berbalik jadi senjata makan tuan.

Bukan cuma ucapan, di era gawai dan  medsos ini pun muncul peribahasa 'Jarimu adalah Harimaumu'. Peribahasa inovasi dari peribahasa sebelumnya itu pun untuk menyadarkan kita agar tidak sembarang pencet gadget atau berkomentar yang bisa menghina budaya orang lain.

Sekali lagi, yuk jelajah budaya di negeri tercinta ini karena banyak sekali manfaatnya, atau bersosialisasi dengan santun lewat bermacam komunitas di ragam medsos. 

Ajarkan pula kepada banyak orang, minimal mulai dari anggota keluarga sendiri, anak-anak di rumah, adik, saudara, keponakan dan lainnya tentang keberagaman bangsa ini agar kelak mereka tumbuh menjadi orang yang senantiasa mencintai budaya sendiri dan menghargai budaya orang lain, di manapun.

Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis & tim @travelplusindonesia


Kamis, 27 Januari 2022

Agar Bali Bangkit Pariwisatanya, Begini Usulan Dede Yusuf Buat Sandiaga Uno


Supaya pariwisata Bali kembali bangkit, perlakuan kebijakan terkait pandemi antara di Bali dengan di Jawa harus berbeda atau dengan kata ada penanganan khusus untuk Bali. Salah satu contohnya terkait pemberlakuan karantina bagi wisatawan mancanegara (wisman) yang ingin ke Pulau Dewata tersebut.

Begitu inti benang merah usulan yang disampaikan Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf dalam video Reels ber-captions "Agar Bali Bangkit Pariwisatanya" yang diunggah di akun Instagram (IG) pribadinya @ddyusuf66, Kamis (27/1/2022).

Usulan tersebut disampaikan Dede Yusuf  dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi X DPR RI dengan Menparekraf RI Sandiaga Uno dan  jajarannya pada Senin, 24 Januari 2022.

Menurut Dede berdasarkan hasil kunjungan kerjanya ke Bali Desember 2021, kondisi pariwisata di Bali sekarang ini sudah bleeding, berdarah-darah.

"Para pelaku-pelaku hotel pariwisata mengatakan kalau kondisinya 2 bulan seperti ini mungkin mereka gulung tikar, hampir semuanya gulung tikar," terangnya.

Oleh karena itu, ada usulan yang perlu disampaikannya kepada Menparekraf Sandiaga Uno.

Kata Dede, Bali ini penanganannya tidak sama seperti PPKM Jawa Bali. 

"Kalau bisa khusus Bali sendiri. Mengapa? Begini Mas Menteri kita paham yang namanya Hub International itu semuanya melalui Jakarta dan ketika karantina hotelnya di Jakarta padahal apabila dilakukan karantina pengennya tuh di Bali saja," ungkapnya.

"Jadi Hub-nya langsung ke Bali sehingga apabila dilakukan karantina hotelnya di Bali itu menghidupkan hotel di Bali tentunya," jelasnya.

Terlihat dalam video itu Dede Yusuf mengenakan outfit kemeja putih biru dengan jas biru, berkacamata dan memakai masker hitam yang di taruh dibawa dagu saat berbicara. Sementara Sandiaga Uno mengenakan kemeja putih dibalut sweater warna ungu, berkaca mata, dan memakai masker hitam.

Sampai berita ini TravelPlus Indonesia tulis, video Reels itu sudah disukai 2.000 lebih warganet dengan 71 komentar yang merespon positif usulan tersebut, di antaranya pemilik akun @juragan1727: "Usul yg sangat briliant Pak ❤️".

Lain lagi dengan pemilik akun @dayugekmadim. Dia bilang begini: "Harusnya kan orang nomor 1 di Bali yg usul spt ini".

Sementara itu si empunya akun @yaqubsuresh berkomentar seperti ini: "Jangan Bali aja, seluruh provinsi di Indonesia jg".


Beda lagi dengan @walassey. Komentarnya begini: "Tourist juga ga bakal datang kalau karantina 7 hari. Kalau 1-2 hari masih Ok karantinnya. Siapa yg mau bayar paket karantina 7 hari abis waktu aja".

Buka Direct Flight
Di YouTube Komisi X DPR RI Channel yang menayangkan live streaming Raker tersebut, politisi dari Fraksi Partai Demokrat ini juga menyampaikan permohonan pelaku usaha di Bali agar ada 2 wilayah dari Australia yang dibuka direct flight yaitu Sidney dan Melbourne mengingat hampir 60 persen pengunjung di Bali itu berasal dari dua negara bagian tersebut.

"Mereka (wisman) setuju untuk dilakukan karantinanya di Bali. Kalau karantinanya di Jakarta mereka pulang  lagi," terang Dede Yusuf.

Dalam Raker tersebut, Menparekraf Sandiaga Uno memaparkan capaian kinerja Kemenparekraf di tahun sebelumnya, serta proyeksi dan target program di tahun 2022.

"Kami optimis dengan terus menghadirkan program yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu, ini akan membawa dampak positif, terutama pada terciptanya lapangan kerja dan terwujudnya kebangkitan ekonomi," tulis Sandiaga Uno di bawah video Raker tersebut yang diunggahnya di @sandiuno kemarin.

Naskah: Adji TravelPlus @adjitropis & tim @travelplusindonesia

Foto2 Raker: tangkapan layar video Reels dari @ddyusuf66, youtube Komisi X DPR RI Channel & @sandiuno 
Foto2 Bali: @adjitropis & @travelplusindonesia


Rabu, 26 Januari 2022

Terkenang Keistimewaan Galunggung, Usai Tasikmalaya Diguyur Hujan Es


Usai mendapat kabar wilayah Kota Tasikmalaya dilanda hujan deras dan angin kencang, bahkan hujan es di beberapa tempat pada Selasa (25/1/2022) sore, entah kenapa seketika saya terbayang keistimewaan pesona Gunung Galunggung.

Mungkin karena gunung berapi dengan ketinggian 2.167 Mdpl itu begitu identik dengan Tasikmalaya, walaupun berada di luar kota, tepatnya di Desa Linggajati, Kecamatan Sukaratu, Kebupaten Tasikmalaya atau sekitar 17 Km dari pusat kota Tasikmalaya.

Kendati mendaki bibir kawah gunung ini cukup menapaki 620 anak tangga, entah kenapa pula buat saya gunung ini punya keistimewaan tersendiri.

Mungkin lantaran pernah meletus hebat tahun 1982 tepatnya bulan Juni yang abu vulkaniknya sampai ke Jakarta dan hampir separuh badan gunung ini lenyap lalu menyisakan kawah yang kemudian menjadi danau seperti sekarang ini.

Setelah erupsi dasyat itu, Galunggung menjadi salah satu gunung yang diincar bukan hanya oleh para peneliti, pun para pendaki yang penasaran ingin melihat paras perubahan parasnya usai meletus hebat itu.

Saya sendiri beberapa kali ke gunung ini, terakhir menyambangi tahun 2016. Ya karena penasaran ingin melihat wajahnya.

Kali pertama ke gunung Galunggung, belum ada undakan seperti sekarang. Sewaktu mendakinya agak sulit karena medannya berpasir, lebih sering merosot. Lain halnya ketika turun, justru lebih cepat karena seperti main ski tapi bukan di medan bersalju melainkan pasir gunung.

Sewaktu sampai di bibir puncak kawahnya, saya sempat bertemu seseorang perempuan dewasa sendiri usai bersemedi. Saat saya tanya sedang apa disini apa? Balasnya simpel. "Setiap orang yang ke sini pasti punya tujuan,".

Pendakian saya ke Gunung Galunggung berikutnya, sudah tersedia fasilitas setapak berundak seperti sekarang. Keberadaan itu memberi kesan Galunggung sudah berubah menjadi kawasan wisata.

Ragam pesona lainnya, di Kawasan Wisata Galunggung selain tracking, camping, melihat pemandangan dari atap kawah, pengunjung juga bisa ke Wana Wisata Pemandian Alam Curug Panongan setinggi 7 meter.

Ada pula pemandian air panas yang dikelola Pemkab Tasikmalaya. Di dalamnya tersedia kolam berenang untuk anak-anak sedalam 70 cm, dan kolam untuk orang dewasa sedalam 1,5 meter serta bak rendam air panas yang konon airnya dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit.

Keistimewaan lainnya, di sana tumbuh pohon pisang yang buahnya berbeda dengan kebanyakan pisang pada umumnya dan dipercaya dapat mengembalikan ‘keloyoan’ pria.

Warga setempat menyebutnya Pisang Ranggap atau Cau Ranggap. Kulitnya yang tebal dengan warna mencolok kuning kemerahan serta ukurannya yang lebih besar dari pisang kebanyakan, membuat pisang ini langsung mencuri perhatian banyak orang ketika pertama melihatnya..

Dinamakan Cau Ranggap karena pisang ini mekar ke atas, seolah merdeka alias ranggap.

Pisang itu bisa berukuran panjang mencapai setengah meter dan diameter hingga 7,5 centimeter dengan bobot sekitar setengah kilogram. 

Masyarakat sekitar Gunung Galunggung mempercayai kalau Pisang Ranggap ini dapat menyembuhkan beberapa penyakit seperti rematik, ginjal, dan sakit pinggang. 

Sehabis makan Pisang Ranggap ini, air kencing menjadi kuning warnanya. Seperti habis minum obat dan vitamin.


Keistimewaan berikutnya, usai mendaki Galunggung, bisa berarung jeram (rafting) di Sungai Ciwulan yang berlokasi di Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya.

Selanjutnya ke sejumlah objek wisata di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, antara lain ke Rest Area Urug Kawalu, Situ Gede, Situs Lingga Yoni, Curug Dengdeng di Cikatomas, Curug Ciparay di Cidugaleun, Kebun Teh Tarajun di Banyuasih, Danau Lemona di Kawitan, Pantai Karang Tawulan di Desa Cimanuk, Curug Badak di Sukamukti, Bukit Kacapi di Tanjungkarang, Pantai Sindangkerta di Desa Sindangkerta, dan objek wisata alam Paris Kirisik di Desa Guranteng.

Enaknya lagi, sewaktu di Kota Tasikmalaya, bisa menyantap aneka kuliner khasnya antara lain Nasi Tutug Oncom atau yang dikenal dengan Nasi TO.

Nasi TO bahannya tentu saja Nasi Putih yang dicampur dengan sangrai oncom. Sangrai oncomnya terbuat dari oncom, bawang merah, bawang putih, garam, dan cabe merah. Lauknya bisa tahu/tempe/ayam/ikan goreng, dan lainnya.

Setelah tuntas menyambangi semua itu, dan sebelum pulang, asyiknya lagi bisa belanja kerajinan khasnya antara lain payung geulis, kelom geulis atau sandal kayu cantik, boneka kayu, dan aneka kerajinan Mendong.

Naskah: Adji TravelPlus @adjitropis & tim @travelplusindonesia


Punya Jembatan Gantung Girpasang, Daya Tarik Wisata Klaten Bertambah


Daya tarik wisata Kalten kini boleh dibilang semakin bertambah dengan hadirnya Jembatan Gantung Girpasang.

Jembatan gantung sepanjang 120 meter dengan lebar 1,8 meter yang dibangun oleh Kementerian PUPR itu menghubungkan Dusun Ngringin dengan Dusun Girpasang.

Pembangunan jembatan gantung yang berlangsung pada Juli-Desember 2021 ini, dikerjakan PT Astadipati Duta Harindo dan Hantarmasa - Global KSO dengan nilai kontrak Rp3,2 miliar.

Jembatan Gantung Girpasang dibangun untuk menghubungkan Dusun Beringin dengan Dusun Girpasang yang dulu aksesnya terisolir.

Dengan adanya jembatan gantung tersebut, masyarakat dapat menghemat waktu tempuh yang semula 15-30 menit menjadi 3-5 menit.
Dusun Girpasang yang dihuni 12 keluarga dengan penduduk 34 jiwa ini sebelumnya merupakan wilayah terisolisasi yang dikelilingi oleh dua buah lembah bernama Jurang Pakis.

Sebelum ada jembatan gantung tersebut, salah satu akses warganya untuk keluar-masuk dari Dusun Girpasang harus berjalan kaki di setapak naik-turun dengan jurang berkedalaman sekitar 150 meter melewati 1.001 anak tangga.

Pilihan lain menggunakan gondola atau alat angkut orang yang sederhana dengan alat penariknya adalah mesin motor yang diperuntukkan sebagai alat pengangkut pakan ternak maupun hasil bumi penduduk setempat.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam siaran pers, Jumat (21/1/2022) mengatakan kehadiran Jembatan Gantung Girpasang mempermudah dan memperpendek akses warga masyarakat perdesaan.

"Terutama dalam beraktivitas menuju sekolah, pasar, tempat kerja, mengurus administrasi ke kantor kelurahan atau kecamatan dan akses silaturahmi antar warga," ujarnya.

Direktur Pembangunan Jembatan Kementerian PUPR Yudha Handita menambahkan dengan adanya jembatan ini mempermudah mobilitas masyarakat Tegalmulyo sehingga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat setempat.

Usai diresmikan oleh Ketua DPR RI Puan Maharani bersama Bupati Klaten Sri Mulyani dan Yudha Handita pada Kamis (20/1/2022), jembatan gantung yang berada di Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah itu seketika mencuri perhatian banyak orang dan bahkan menarik kunjungan wisatawan lokal (wislok) dan sekitarnya.

Kabarnya ada akhir pekan jumlah wisatawan yang berkunjung bisa mencapai 5.000 orang. 'Karena kapasitas jembatan ini sebanyak 50 orang, maka perlu pengawasan agar jumlah yang melintasi tidak melebihi kapasitas. Faktor keamanan harus diutamakan," pesan Puan.

Menurut cucu Proklamator RI ini, Jembatan Gantung Girpasang ini bukan hanya berfungsi sebagai penghubung, pun sudah mulai mampu menarik wisatawan.

Dia berharap peluang ini dimaksimalkan dengan membangun wilayah sekitar agar menjadi tempat wisata yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat lokal.

Puan pun meminta pemerintah daerah setempat melibatkan masyarakat sekitar sebagai pelaku aktif dalam pengembangan pariwisata di daerah lereng Gunung Merapi itu. Misalnya dengan membangun dan mengelola penginapan bernuansa alam dan  tempat makan-minum yang memanfaatkan keindahan pemandangan di lokasi tersebut.


Ragam Wisata
Kenapa TravelPlus Indonesia menyebut daya tarik wisata Kabupaten Klaten semakin bertambah dengan hadirnya Jembatan Gantung Girpasang?

Ya karena sebelumnya, kabupaten yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Sleman dan Kabupaten Magelang di Barat, Kabupaten Boyolali di Utara, Kabupaten Sukoharjo di Timur, dan  Kabupaten Gunungkidul di Selatan ini sudah memiliki sejumlah tempat wisata terkenal lainnya, baik itu wisata alam, keluarga, sejarah maupun tempat wisata kuliner.

Objek wisata alam yang ada di Kabupaten Klaten antara lain Umbul Ponggok, Umbul Jolotundo, Umbul Kapilaler, Umbul Cokro Tulung, Umbul Manten, Puncak Clongop, Wisata Kali Talang, Deles Indah, Riverboarding Kali Pusur, dan Riverboarding Mata Air Cokro.

Tempat wisata keluarganya antara lain Wisata Lepen Kencana, Kolam Renang Galuh Tirto Nirmolo, Wisata Kerajinan Tanduk Kerbau,.Taman Lampion Klaten, Pemandian Lumban Tirto, Pemandian Tirto Mulyono, dan Tirto Mulyani serta Hutan Kota Gergunung.

Objek wisata sejarahnya di antaranya Museum Gula Gondang Winangoen, Candi Merak, Candi Lumbung, Candi Sewu, Candi Plaosan Klaten, dan Candi Sojiwan. Sedangkan tempat wisata religinya antara lain Makam Sunan Pandanaran Klaten dan Masjid Agung Sunan Pandanaran/Gholo Bayat Klaten.

Kabupaten ini juga memiliki destinasi wisata dan kuliner cukup banyak. Buat wisatawan yang ingin kulineran di tempat makan berpanorama alam menawan serta aneka  pilihan makanan yang lezat, antara lain bisa ke Omah Eyang Resto, Wedang Kopi Prambanan, Bale Tirto Resto, Waroeng Kebon Ramayana, Kafe Kopi Sawah, dan Warung Apung Rowo Jombor.

Kini, selain meniti Jembatan Gantung Girpasang, wisatawan yang datang ke Desa Tegalmulyo juga bisa mencoba wahana gondola, memacu adrenalin menyeberang di ketinggian 150 meter dari dasar jurang. 

Kalau takut ketinggian, cukup duduk-duduk santai sambil ngopi dan ngemil menikmati pemandangan jembatan gantung dan gondala tersebut dari kejauhan serta tentunya ber-swafoto.

Naskah: Adji TravelPlus @adjitropis & tim @travelplusindonesia
Foto: tangkapan layar video peresmian Jembatan Gantung Girpasang di akun IG @dpr_ri  & video menikmati panorama sekitar jembatan di @klatenkita


Selasa, 25 Januari 2022

APGI Punya Ketum Baru Periode 2022-2025, Yuk Intip Program Kerja 100 Harinya


Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) sekarang sudah mempunyai Ketua Umum (Ketum) baru hasil Musyawarah Nasional (Munas) III yang berlangsung di Villa Manis Lembang, Jawa Barat pada 21-23 Januari 2022. Namanya Rahman Mukhlis.

Kebetulan saya, Adji TravelPlus @adjitropis & tim @travelplusindonesia sudah cukup lama kenal anak muda satu ini sekalipun belum pernah nanjak (mendaki) gunung bareng.

Kemarin lewat WA, saya memberi ucapan selamat buat dia karena sudah terpilih sebagai Ketum APGI periode 2022-2025.

"Congrats ya jadi Ketum baru APGI đź’Şđź’Şđź’Ş," begitu isi pesan japri saya buatnya.

Seketika Rahman membalasnya:  "Makasih Bang Adji". Lalu dia mengabarkan lagi begini: "Oiya ada press release-nya nih, saya kirim ya Bang".

Sebagai jurnalis/blogger dan pegiat medsos yang tak terpaku dengan siaran pers, lalu hari ini saya kirim pesan lagi tapi berisi 3 pertanyaan buat Rahman untuk saya buat sebagai materi utama tulisan ini.

Ketiga pertanyaan itu adalah pertama, apa program kerja 100 harinya sebagai Ketum APGI terpilih?

Kedua, apa upaya APGI mengajak pendaki/petualang/pecinta alam agar lebih respek terhadap lingkungan, minimal dengan gunung yang didakinya?


Pertanyaan terakhir atau ketiga, apa upaya Rahman mengajak senior-senior kepecinta-alaman yang juga jurnalis untuk bersinergi kedepan?

Tak butuh waktu lama, ketiga pertanyaan itu langsung dibalasnya.

Menurut Rahman program kerja 100 harinya antara lain Rapat Kerja Nasional (Rakernas) APGI, lalu APGI Talks, dan selanjutnya APGI Goes to School.

Selain itu ada aktivasi Indonesian Mountain Guide School, yaitu lembaga pendidikan dan pelatihan pemandu gunung Indonesia dan reformasi birokrasi atau pembaharuan tata kelola administratif internal.

Terkait pertanyaan kedua, kata Rahman pihaknya bersama pengurus APGI akan melakukan program sosialisasi dan edukasi melalui berbagai media antara lain program talkshow IG live, podcast, webinar, dan menggandeng komunitas/organisasi lain.

"Kita juga akan laksanakan  program APGI Goes to School or Campus, Bang," ungkapnya.

Untuk pertanyaan ketiga, Rahman mengatakan akan mengembangkan exposure melalui berbagai tulisan dan media infografis yang mengedukasi generasi muda petualang.


Sebagai penutup, Rahman menjelaskan sedikit keberadaan APGI yang Sekretariat DPP-nya beralamat di Jl. Kebon Sereh Barat No.22, Pisangan Baru, Matraman, Jakarta Timur.

"APGI terbentuk tanggal 15 Januari 2016 di Jakarta, cabang atau DPD-nya ada di 22 Provinsi. Jumlah anggotanya 1.340 pemandu gunung," pungkasnya.

Naskah: Adji TravelPlus @adjitropis & tim @travelplusindonesia
Foto: dok. APGI & Rahman Mukhlis


Senin, 24 Januari 2022

Kopdarnas Penat Sukses Diikuti Ratusan Pendaki, Diantaranya ada yang Nanjak Ungaran


Kegiatan bertajuk kopi darat nasional (Kopdarnas) yang digelar komunitas Pendaki Napas Tua (Penat) Korwil Jateng dan Jogja di Basecamp Perantunan, Gunung Ungaran diikuti ratusan pendaki dari berbagai daerah di Tanah Air. Bahkan beberapa di antaranya ada yang menyempatkan waktu mendaki Gunung Ungaran.

Ken Pinudji, salah seorang panitia acara  Kopdarnas Penat pertama ini menjelaskan ada 315 peserta yang mendaftar lewat masing-masing kordinator wilayah (korwil). Sementara yang datang secara umum atau on the spot sekitar 150-an orang, belum termasuk anak-anak dan panitia. 

"Jadi totalnya kurang lebih 500 peserta dari berbagai daerah, termasuk anak-anak usia SD dan SMP sekitar 20 orang," terang Ken yang menjabat sebagai bendahara dalam kegiatan ini.

Untuk wilayah Jawa, lanjut Ken, ada peserta dari Korwil Jateng, Jogja, Solo Raya, Jabodetabek, Jabar, dan Jatim. "Ada juga peserta yang datang dari luar Jawa yakni dari Medan, Kalimantan, Bali bahkan Papua," ungkapnya.

Acara Kopdarnas Penat perdana ini tidak hanya sebagai ajang silaturahmi, kumpul, dan minum kopi bareng, pun ada pentas budaya persembahan dari berbagai Korwil sebagai wujud memperkenalkan budaya masing-masing asal daerahnya.

"Menariknya lagi juga diisi dengan sharing wawasan dan pengalaman dari penggiat alam bebas seperti Willem, Jajo, dan beberapa pegiat senior di dunia kepecinta-alaman Tanah Air," tambah Ken.

Beberapa pendaki memang ada yang mendaki Gunung Ungaran, tapi itu diluar rundown acara panitia. "Mereka yang nanjak Ungaran atas inisiatif sendiri-sendiri," terangnya.


Menurut Ken meskipun ada kekurangan tapi secara keseluruhan alhamdulillah acara berjalan lancar. 

Berdasar pengalaman menjadi salah satu panitia, Ken pun menyarankan agar penyelenggaraan Kopdarnas berikutnya tidak cuma satu hari dan sebaiknya lebih banyak sharing dengan para senior yang punya banyak pengalaman dalam pendakian gunung maupun kegiatan petualangan lainnya. 

"Saya juga ingin Kopdarnas berikutnya,  anak-anak juga diikutsertakan lebih intensif dengan tujuan untuk menanamkan kesukaan atau kecintaan terhadap alam lewat kegiatan-kegiatan positif. Karena saya lihat antusiasme anak-anak meniru orang tuanya sangat tinggi," bebernya.

Selepas Kopdarnas perdana ini, sambung Ken, rencananya Penat akan mengagendakan Kopdarnas secara bergilir ke daerah-daerah lain. 

"Untuk agenda kedua sekaligus anniversary satu tahun Penat bulan Agustus 2022 mendatang, akan ada Kopdarnas lagi di Malang, rencananya di Ranu Kumbolo. Tapi mengenai kepastian tempat dan tanggal pelaksanaan nanti tergantung Korwil Jatim selaku panitia penyelenggara," ungkapnya lagi.

Yoyok, selaku Ketua Panitia Kopdarnas Penat perdana ini menambahkan bahwa  semua tim panitia sudah bekerja dengan maksimal dan mereka mau merelakan waktu untuk sebuah acara orang 'gila'. 

"Kenapa saya sebut orang gila....??? Karena kita semua hanya untuk sebuah acara ngopi, ngumpul, dan cerita bahagia ini, setiap peserta cuma bayar Rp 50 ribu. Tapi mereka rela merogoh kantongnya buat acara bersama ini," terangnya.


Basecamp Perantunan 
Perantunan dipilih menjadi lokasi penyelenggaraan Kopdarnas Penat edisi perdana karena merupakan camping ground seluas satu hektare yang mampu menampung 400 tenda.

Bumper yang dibuat tahun 2019 lalu itu selain berpanorama Gunung Ungaran nan elok, pun dilengkapi wahana bermain anak antara lain ayunan serta fasilitas pendukung lainnya seperti kamar mandi, mushala, warung, dan beberapa rumah liliput sebagai salah spot ber-swafoto favorit pengunjung.

Alamatnya berada di Jalan Gintungan Utara, Legowo, Duren, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jateng.

Peserta yang datang dari Semarang maupun Salatiga cuma butuh waktu sekitar 35 - 45 menit dengan berkendara mobil. Lalu lanjut  dengan menggunakan jasa ojek motor sekitar 5 menit.

Kalau peserta yang datang dari pasar wisata Bandungan bisa menggunakan kendaraan bermotor berjarak 3 Km sampai di Basecamp Perantunan melawati jalan kampung dan kebun bunga mawar serta sayuran.

Perantunan yang berudara khas sejuk pegunungan ini juga menjadi salah satu jalur pendakian Gunung Ungaran, selain jalur lewat Gedong Songo dan Mawar. 

Untuk mencapai puncak Gunung Ungaran yang berketinggian 2.050 Mdpl, dari Gapura Jalur Perantunan pendaki harus melewati Pos 1 (Watu Omah) lalu ke Pos 2 (Watu Jajar) sekitar 15 menit.

Selanjutnya Pos 2 - Pos 3 (Watu Srumpuk) waktu tempuhnya juga sekitar 15 menit. Kemudian ke pos 4 (Kolo Keciko) kurang lebih 20 menit.

Berikutnya ke Pos 5 (Tanggal Boyo) kurang lebih 35 menit. Lalu ke Ratan Watu Lumpang sekitar 20 menit, baru kemudian ke Lembah Jinten selama kurang lebih 15 menit. Setelah itu baru menuju Puncak Banteng Raiders, puncaknya Gunung Ungaran sekitar 20 menit perjalanan.

Jadi total waktu pendakian via jalur Perantunan sampai Puncak Banteng Raiders sekitar 2,5 sampai 3 jam dengan estimasi waktu ini tergantung pada stamina setiap pendaki.

Berdiri di puncaknya selagi cuaca cerah, pendaki akan disuguhkan deretan beberapa gunung di Jateng antara lain Gunung Lawu, Merapi, Merbabu, Telomoyo, dan Gunung Andong serta hamparan Rawa Pening.

Usai mendaki, kalau masih ingin lanjut keliling objek wisata lain sekitar Gunung Ungaran, bisa lanjut ke sumber mata air panas di Candi Gedong Songo dan Gonoharjo, Limbangan, Kendal.

Pilihan lain ke air terjun (curug) Tujuh Bidadari, Goa Palebur Gongso, Tirtowening, Tirtowati, Kelenting Kuning, Semirang, dan Curug Lawe atau ke Gua Jepang di daerah Promosan yang berada diantara lereng lereng kebun teh.


Napas Tua Gelora Muda
Sebelum membuat tulisan ini, TravelPlus  juga membuat satu lagu tanpa musik berjudul "Napas Tua Gelora Muda".

Lagu itu dibuat sebagai tanda ikut senang melihat teman-teman Penat sukses menggelar dan meramaikan Kopdarnas edisi perdana. 

Lagu yang sudah diunggah lewat video Reels di IG @adjitropis kemarin, Minggu (23/1/2022) tersebut juga dibuat sebagai dokumentasi kenangan, terutama buat anggota Penat yang ikut serta.


Ini lirik lengkap lagu ber-genre pop semi nge-beat ini:

"Kami datang dari berbagai daerah
Berkumpul disini eratkan silaturahmi
Dalam Kopdarnas Penat

Napas kami memang tergolong tua
Jiwa ini masih bergelora muda
Menggapai atap-atap bumi 

Bersama kami jadi lebih kuat
Aku dan kamu smakin bersemangat
Beri inspirasi pendaki masa kini
Tetap santun dan bermanfaat".

Sampai tulisan dibuat, lagu dalam video tersebut sudah dilihat 255 warganet dengan 29 like dan 16 comment.

Naskah: Adji TravelPlus @adjitropis & tim @travelplusindonesia
Foto: dok. panitia Kopdarnas Penat Perdana & WAG Penat Jabodetabek

Minggu, 23 Januari 2022

Nusantara sebagai IKN Baru Indonesia Punya Kans Berdaya Tarik Dunia, Asalkan...


Di tengah masih riuhnya pro-kontra seputar pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Penajam Paser Utara (PPU), Kaltim termasuk soal penamaan Nusantara sebagai ibu kota negara (IKN) baru Indonesia tersebut, kali ini TravelPlus Indonesia suguhkan tulisan tentang kans Nusantara menjadi daya tarik dunia.

Untuk mewujudkan peluang bagus itu,  sekurangnya ada 10 langkah yang harus dilakukan berdasarkan amatan dan prediksi TravelPlus.

Langkah pertama, Nusantara harus dipimpin oleh seorang yang spesial, misalnya bukan hanya berpengalaman sebagai pimpinan daerah, pun punya daya kreativitas di atas rata-rata. Ada bukti nyata kalau orang itu pernah berhasil merubah wajah kota/kabupaten/provinsinya menjadi lebih tertata, menarik, bersih, berkelas, dan manusiawi sehingga menjelma menjadi daerah/kita yang berdaya tarik lebih.

Kedua, apapun yang dibangun di Nusantara mulai dari pembangunan berskala kecil sampai yang besar, harus punya daya tarik dari sisi arsitektur dan sebagainya.

Contohnya, kalau bikin taman/hutan kota, rumah ibadah, perkantoran, perumahan, dan bangunan lainnya harus semenarik mungkin sehingga jadi mencuri perhatian dan mendapat pujian banyak orang atau berbagai pihak di dalam dan luar negeri.

Apalagi kalau bikin objek wisata, jangan setengah-setengah, jangan ikut-ikutan, latah, nyontek atau bahkan jiplak sampai sama persis dengan kota/daerah lain atau bahkan negara lain. Harus orisinil tapi berkelas nasional bahkan internasional.

Ketiga, kalau buat kerajinan tangan, merchandise sekalipun ada muatan budaya lokal harus berkualitas, jangan asal punya.

Keempat, begitupun dengan kuliner. Selain mengemas kuliner khas/tradisionalnya menjadi lebih menarik pun harus menyediakan aneka kuliner yang bukan hanya disukai masyarakat dan wisatawan lokal (wislok) pun warga pendatang dari luar Kalimantan terutama Jakarta dan kota besar lain, termasuk wisatawan nusantara (wisnus) dan mancanegara (wisman).

Artinya kulinernya harus beragam dari aneka makanan lokal, nasional sampai internasional dengan tempat (rumah makan, kedai, resto, kafe, sentra kuliner, street food) dan sajian yang keren, tertata, bersih, strategis, dan se-instgramable mungkin.

Kelima, membuat infrastruktur dan sarana prasarana transportasi baik darat, laut maupun udara mulai dari halte, terminal, stasiun, pelabuhan, bandara, rel kereta api, jalan tol, jalan raya, jembatan, fly over, dan jalan setapak yang lagi-lagi harus bergaya/berarsitektur menarik, modern namun tetap ada unsur muatan budaya lokal dengan fasilitas yang lengkap berkelas dunia.


Keenam, kalau buat hotel, resort dan jenis penginapan kekinian (modern) harus  berarsitektur yang beda selain keren, unik dan bermuatan lokal.

Ketujuh, kalau buat acara baik itu acara budaya, wisata olahraga (sport tourism), konser musik, pameran, konferensi,dan lainnya juga harus berskala dunia.

Kedelapan, menerapkan pembangunan yang ramah lingkungan, pro konservasi, dan berkelanjutan, misalnya mampu mengurangi penggunaan plastik, mengunakan tenaga surya/air/angin dll, hemat listrik, penggunaan produk makanan berbahan sayuran atau buah organik, punya pengelolaan sampah yang ramah lingkungan, bangunan/teknologi pencegah banjir/kebakaran/bencana asap, dan lainnya.

Kesembilan, punya tim publikasi terdiri atas jurnalis, blogger, pegiat medsos, design grafis, web designer, dll yang solid, andal, kreatif, dan produktif serta berpengalaman untuk membantu menyebarluaskan segala informasi terkini mengenai pembangunan Nusantara. Tim tersebut berada di Nusantara maupun di luar Kalimantan, terutama di Jakarta.

Terakhir atau langkah kesepuluh, punya tema yang keren setiap tahun atau beberapa tahun sekali, misalnya Nusantara sebagai kota ramah lingkungan, kota bersih, kota pendidikan, kota budaya, kota belanja, kota kuliner, kota kriya, kota arsitektur, kota fesyen, kota MICE, kota sport tourism, dll sehingga selalu punya daya tarik lebih yang menjadi bahan pemberitaan nasional bahkan global.

Inti dari semua langkah tersebut adalah apapun yang dibangun/dibuat di Nusantara sekecil apapun apalagi yang megah, harus berdaya tarik dunia, beda (tidak sama dengan kota/negara lain) serta mengusung konsep ramah lingkungan, supaya selalu menarik perhatian sampai menarik kunjungan bukan hanya wislok dan wisnus pun wisman.

Naskah: Adji TravelPlus @adjitropis & tim @travelplusindonesia (jurnalis/blogger senior + pegiat medsos di Jakarta, WA: 085711831768)
Foto: dok.IG @sekretariat.kabinet & @disbudparppu

Sabtu, 22 Januari 2022

Berwisata ke Gunung Api Bawah Laut, Aktivitasnya Tak Hanya Menyelam


Apa yang terlintas dibenak Anda ketika mendengar gunung api bawah laut? Bila jawabannya adalah gunung api yang berada di bawah permukaan laut dan untuk melihatnya langsung dengan cara menyelam, jelas itu tidak salah.

Ya, menyelam salah satu aktivitas wisata yang bisa dilakukan wisatawan jika berkunjung ke suatu wilayah perairan yang di dalamnya ada gunung api bawah laut.

Cuma itu? Jelas tidak. Buat yang tidak bisa ataupun tidak menyukai aktivitas menyelam masih bisa kok melihat gunung bawah api laut tersebut, bahkan berkegiatan wisata lainnya.

Bagaimana caranya? Gampang, suruh saja rekan yang hobi menyelam alias benar-benar diver untuk mengabadikan (memotret ataupun merekam) gunung bawah api tersebut saat menyelam.

Setelah itu baru melihat foto-foto hasil jepretannya atau menonton video buatannya, sambil meminta penyelam tersebut menjelaskan kondisi di sana termasuk biota laut yang ditemukan di sekitar gunung api bawah laut tersebut. Beres, bukan.

Lalu aktivitas wisata apa yang bisa dilakukan selain menyelam di gunung api bawah laut?

Sebelum membahas itu, sebaiknya Anda tentukan terlebih dulu gunung api bawah laut apa dulu yang ingin Anda sambangi. Soalnya negeri ini memiliki sejumlah gunung api bawah laut selain ratusan gunung api aktif, tidur, dan non aktif (mati) yang ada di daratan.

Belakangan ini tersiar kabar, beberapa gunung api bawah laut yang bersemayam di sejumlah perairan di Tanah Air tercinta ini tengah dipantau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Pantauan tersebut dilakukan menyusul letusan gunung api bawah laut bernama Hunga Tonga-Hunga Ha'apai di Tonga yang memicu tsunami, baru-baru ini. Tonga berada di Samudra Pasifik Selatan, sekitar 3.200 Km sebelah Timur Brisbane, Australia.

PVMBG mencatat ada enam gunung api bawah laut besar di Indonesia yang saat ini sedang dipantau aktivitasnya.

Keenam gunung api bawah laut tersebut adalah Gunung Hobal di Kecamatan Atedai, Kabupaten Flores bagian Timur, Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Gunung Yersey juga di perairan NTT.

Selanjutnya Gunung Banua Wuhu dan  Gunung Kawio Barat yang berada di Perairan Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara yang berbatasan dengan Filipina.

Dua lagi Gunung Kaisar Tiongkok (Emperor of China) dan Gunung Nieuwekerk yang terletak di Laut Banda, perairan Maluku.

Nah, kalau Anda memilih berwisata ke Gunung Hobal, sebelum ke sana cari tahu dulu berbagai informasi terkait gunung tersebut dari berbagai sumber.

Di laman vsi.esdm.go.id dijelaskan letak Gunung Hobal sekitar 200 meter dari pesisir pantai Waiteba, pantai yang disapu gelombang tsunami bulan Juli 1979.

Bencana itu menenggelamkan separuh dari wilayah bekas ibu kota Kecamatan Atedai, bersama ratusan penghuninya.

Sebelum G. Hobal meletus sekitar 1970-an, puncaknya muncul diatas permukaan laut saat air surut. Namun saat terjadi pasang, gunung api itu kembali tenggelam. Namun saat ini, saat air surut pun gunung tersebut tidak terlihat, kemungkinan puncaknya sudah tergerus gelombang laut.

Letusan Gunung Hobal terkahir terjadi pada tahun 1999, saat itu hembusan asap putih keluar dari permukaan laut setingi ±100 meter.

Berdasarkan catatan PVMBG, potensi dan aktivitas wisata di sekitar Gunung Hobal yang dapat dilakukan pengunjung antara lain menikmati pemandangan pantai yang dipadu dengan fenomena gunung api bawah laut, serta keindahan panorama sekitarnya berupa jajaran Gunung Ili Gripe dan Gunung Ili Werung.


Untuk menuju lokasi Gunung Hobal, dijelaskan pula, pengunjung bisa berangkat dari Maumere ke Larantuka dengan menggunakan kendaraan beroda empat.

Selanjutnya dari Larantuka ke Lembata (Lewoleba) dengan menggunakan kapal laut, terus berganti dengan kendaraan beroda empat dari Lembata menuju ke Kecamatan Atadei dimana Gunung Hobal berada. Dari sini untuk sampai ke Gunung Hobal yang terletak dibawah laut menggunakan berok atau sampan lokal.

Begitupun kalau Anda berniat ke Gunung Banua Wuhu yang  berada di sebelah barat daya Pulau Mangehetang, Kepulauan Sangihe.

Kegiatan utamanya untuk melihat langsung dengan mata kepala sendiri gunung api bawah laut tersebut, ya dengan menyelam.

Beberapa penyelam menyarankan bagi wisatawan yang berminat menyelam di perairan dekat Banua Wuhu, sebaiknya tidak pada sore atau malam hari karena dikhawatirkan terseret arus deras bawah lautnya yang kencang. Waktu terbaik yang disarankan adalah menjelang siang hari.

Pilihan lain selain menyelam, bisa keliling beberapa kepulauan yang tersebar di sekitar gunung api bawah laut tersebut antara lain Pulau Karakitang, Mangahetang, dan Agulabe.

Di Pulau Karakitang wisatawan bisa menikmati pantai dan perairan teluk-teluk yang berombak tenang.

Di Pulau Mangahetang, melihat  rumah-rumah nelayan dan spot-spot menyelam melihat beragam ikan cantik di sekitar terumbu karang. Sedangkan Di Pulau Agulabe bersantai di pantainya yang berasir putih dibawah deretan nyiur.

Selain itu juga bisa memancing dan photo hunting panoramanya maupun melihat/mengamati kehidupan sekaligus budaya masyarakat setempat serta menikmati aneka makanan khasnya, terutama yang berbahan aneka seafood yang fresh.

Kalau memilih berwisata ke Gunung Api Bawah Laut Kawio Barat, tentu Anda harus sampai ke perairan sekitar Pulau Kawio.

Berdasarkan data sebuah penelitian suhu bawah laut di sekitar Gunung Kawio Barat  sangat panas, bisa mencapai 200 derajat Celcius selain itu juga ditemukan banyak biota laut dengan aneka terumbu karang yang sehat.

Pilihan lain, Anda bisa menikmati ragam pesona lain dari Kawio, yang merupakan pulau cantik di Kampung Kawio, Kecamatan Marore, Kabupaten Kepulauan Sangihe.

Amatan TravelPlus Indonesia, berwisata ke lokasi gunung api bawah laut di Indonesia memang belum begitu populer, bahkan masih banyak publik/warganet yang belum tahu kalau di sejumlah perairan negeri ini bersemayam gunung-gunung api bawah laut yang masih aktif.

Lewat tulisan inilah, TravelPlus berupaya turut memperkenalkan keberadaan dan sekaligus potensi serta aktivitas wisata yang bisa dilakukan wisatawan di kawasan eksotis sekaligus spesial tersebut.

Naskah: Adji TravelPlus @adjitropis & tim @travelplusindonesia

Foto: dok. Bobo.id, @greeners.co, @hijrahfest & tangkapan layar vsi.esdm.go.id


Jumat, 21 Januari 2022

Ingin Wisata Nyaman? Perhatikan Kondisi Cuaca dan Moda Transportasi yang Digunakan



Lakalantas truk kontainer yang menyeruduk sederet kendaraan di traffic light Muara Rapak, Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (21/1/2022) pagi hingga menelan korban jiwa, memberi pelajaran penting bagi kita agar senantiasa waspada saat berkendara untuk tujuan apapun, termasuk wisata.

Kendati saat ini semakin banyak tersedia moda transportasi dengan fasilitas keamanan dan kenyamanan, namun ternyata masih ada hal-hal lain yang perlu diperhatikan seperti cuaca, faktor attitude pengemudi atau nahkoda, dan lainnya.

Berdasarkan pengalaman melakukan kunjungan ke berbagai destinasi wisata baik untuk liburan maupun tugas, berikut  Travelplus Indonesia suguhan kiat memilih moda transportasi yang aman dan nyaman untuk wisata.

Sebelum berangkat ke objek wisata yang ingin dituju, sebaiknya kumpulkan informasi alat transportasi apa saja yang bakal Anda gunakan, termasuk waktu atau jadual keberangkatan dan biayanya.

Bila menggunakan moda transportasi darat seperti bus untuk ke luar kota, sebaiknya memilih bus dari perusahaan bus yang bereputasi baik dengan kondisi bus yang masih layak pakai.


Pilih bus dengan rute tercepat agar cepat sampai tujuan. Kalau kunjungan dilakukan secara berkelompok atau rombongan sewa bus pariwisata yang bereputasi baik, andal, dan berpengalaman. Jangan cari bus pariwisata yang tak bermutu karena alasan murah.

Kalau jarak tempuhnya jauh, perhatikan kondisi sopirnya. Kalau kelihatan mengantuk, sarankan untuk istirahat sejenak atau digantikan dengan sopir cadangan. Perhatikan cara mengemudi sopir tersebut. Kalau ugal-ugalan, ngebut, dan asal, sebaiknya ditegur karena dapat berakibat patal.

Bila menggunakan transportasi air, misalnya menyeberang selat atau laut, gunakan kapal motor (KM) yang layak pakai, berizin, dan disertai dengan bajubpelampung keselamatan (life jacket). Tak ada ruginya mempersiapkan life jacket yang praktis sendiri sebagai antisipasi.

Sebaiknya men-carter kapal bila dilakukan secara rombongan. Kalau ikut dengan kapal umum, perhatikan daya muat kapal. Apakah mengindahkannya atau tidak. Kalau melihat ada kejanggalan itu, sebaiknya tegur nahkoda atau urungkan niat naik kapal tersebut.


Peristiwa tenggelamnya kapal angkut umum di perairan Kota Baru, Kalimantan Selatan beberapa tahun lalu yang menewaskan belasan penumpangnya akibat kapasitas muat penumpang melebihi daya angkut kapal tersebut, bisa dijadikan pelajaran berharga.

Begitupun kejadian terbakarnya Kapal Cepat Wahana Gili Ocean 4 yang mengangkut ratusan wisatawan asing dan lokal di perairan Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, akibat mesin meledak pada Juni 2015, serta tragedi serupa yang menimpa KM Zahro Express di perairan Teluk Jakarta awal 2017, sebaiknya semua musibah itu dijadikan bahan pertimbangan dan pembelajaran.

Kalau punya dana lebih, silakan men-carter kapal cepat (speedboat) atau kapal pesiar modern (yacht) yang tentu berfasilitas lebih nyaman dan dilengkapi perlengkapan keselamatan yang memadai. Namun harus tetap diperhatikan kondisi cuaca dan pengalaman nahkodanya.

Perhatikan kondisi cuaca dan gelombang laut saat itu. Dapatkan informasinya dari BMKG, dll. Kalau sedang tak bersahabat, jangan paksakan menyeberang dengan kapal sebagus apapun. Sebaiknya tunggu sampai cuaca membaik.


Jika menggunakan transportasi udara yakni pesawat, sebaiknya pilih maskapai penerbangan yang bereputasi baik, memiliki pesawat yang layak terbang, termasuk pilot yang benar-benar berkondisi sehat.

Bila menggunakan pesawat berbadan kecil atau berkapasitas minim sebaiknya lihat kondisi kapal dan juga cuaca. Kalau pesawat sudah berstandar internasional, layak terbang, dan cuaca sedang baik, itu tak masalah.

Jika tak pilihan harus menggunakan alat transportasi khusus buatan masyarakat lokal di daerah terpencil, seperti getek atau rakit bambu, perahu tradisional, ketinting, taksi air, sampan, ojek sepeda motor, bentor atau becak bermotor, dan lainnya. Perhatikan kualitas kendaraan tersebut,  kondisi lokasi/jalan, dan lalin yang dilalui untuk meminimalisir kecelakaan.


Berdoalah memohon keselamatan, kenyamanan, dan kelancaran perjalanan sebelum berangkat dengan menggunakan apapun alat transportasinya, begitupun sekembalinya.

Ingatlah, sekalipun Anda berjiwa petualang, pemberani, siap menghadapi tantangan seberat apapun saat melakukan perjalanan wisata ala backpaker atau petualang sejati dengan alat transportasi apapun seadanya atau sedapatnya, tak ada salahnya tetap mawas diri dengan memperhatikan sederet kiat di atas.

Semua itu untuk keamanan, kenyamanan, dan pastinya keselamatan Anda juga dalam berwisata. 

Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis & tim @travelplusindonesia

Nikmati Wajah Samarinda di Usia 354 Tahun, Sederet Daya Tariknya Ini Wajib Masuk Daftar City Tour


Berwisata kota (city tour) di Samarinda hari ini, jelas terasa lebih istimewa. Soalnya bertepatan dengan bertambah usianya yang kini 354 tahun (21 Januari 1668 - 21 Januari 2022).

Seperti apa wajah Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) ini sekarang? Untuk mengetahuinya, tak ada cara lain selain menyambangi sederet daya tariknya lewat city tour.

Berdasarkan amatan TravelPlus Indonesia ditambah data berbagai sumber, daya tarik Samarinda yang berjuluk Kota Tepian terbilang cukup beragam. Ada wisata budaya, religi, sejarah, alam, buatan, susur sungai, belanja, dan kuliner termasuk oleh-oleh.

Wisata budaya di kota ber-motto TEPIAN (Teduh, Rapi, Aman, dan Nyaman) ini antara lain mengunjungi Desa Budaya Pampang, Cagar Budaya Kampung Tenun dan  Rumah Adat, dan Taman Budaya Samarinda.

Desa Budaya Pampang yang berada di Kelurahan Budaya Pampang, Kecamatan Samarinda Utara, sekitar 5 Km dari jalan raya, sebelum Bandara APT Pranoto atau sekitar 20 Km dari pusat kota merupakan lokasi untuk melihat atraksi budaya Suku Dayak Kenyah setiap Minggu.

Cagar Budaya Kampung Tenun di Gang Pertenunan, Kelurahan Rapak Dalam, Kecamatan Samarinda Seberang merupakan sentra pengerajin sarung Samarinda.

Di sana ada deretan rumah panggung yang dibangun di area bekas rawa dan pinggir Sungai Mahakam. Di kampung tersebut juga ada Cagar Budaya Rumah Adat.

Taman Budaya Samarinda yang berada di Kemakmuran, Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Sungai Pinangsalah menjadi salah satu tempat untuk mengenal dan melihat bermacam pentas seni budaya yang ada di Kaltim Timur.

Objek wisata religinya antara lain Masjid Shiratal Mustaqiem, Masjid Islamic Center Samarinda, Makam La Mohang Daeng Mangkona, dan Goa Maria di Rumah Retret Bukit Rahmat.

Masjid Shirathal Mustaqiem atau Masjid Tua Samarinda Seberang yang beralamat di Jl. Bung Tomo,  Kelurahan Mesjid, Kecamatan Samarinda Seberang adalah masjid tertua di Kota Samarinda yang dibangun pada tahun 1881.

Masjid yang menyimpan Al-Qur’an berusia 400 tahun tersebut pernah menjadi pemenang ke-2 dalam festival masjid-masjid bersejarah di Indonesia pada tahun 2003.

Masjid yang seluruh bangunannya serba kayu kecuali tempat wudhu ini memiliki menara setinggi 21 meter.

Sementara objek wisata sejarahnya antara lain Museum Samarinda yang berada di dalam satu area Taman Samarendah, tepatnya di Jl. Bhayangkara, Bugis, Kecamatan Samarinda Kota.

Wisata alamnya antara lain Puncak Samarinda, Air Terjun Berambai, Gunung Steling Selili, dan Kebun Raya Samarinda.

Puncak Samarinda yang berketinggian 260 meter di atas permukaan laut (Mdpl) berada di Jl. Berambai, Sempaja Utara, Kecamatan Samarinda Utara. Di kawasannya antara lain terdapat Air Terjun Berambai, Gua Kelelawar, dan bumi perkemahan.

Di Kebun Raya Samarinda yang berada di  Tanah Merah, Kecamatan Samarinda Utara, wisatawan dapat melihat bermacam satwa seperti orangutan, buaya kancil, dan elang kepala putih. Selain itu mengunjungi museum yang digunakan sebagai tempat untuk menyimpan berbagai jenis kayu yang dikumpulkan dari berbagai daerah yang ada di Kalimantan. Pilihan lain bersantai di danau buatan.

Wisata buatannya antara lain Jembatan Mahakam Ulu, Jembatan Mahakam Kembar,  Kampung Ketupat, dan Rumah Ulin Arya.

Jembatan Mahakam Ulu yang berada di Loa Buah, Kecamatan Sungai Kunjang merupakan sebuah jembatan yang menghubungkan kelurahan Loa Buah, Sungai Kunjang dengan kelurahan Sengkotek, Samarinda Seberang.

Jembatan yang membentang di atas aliran Sungai Mahakam ini memiliki panjang keseluruhan sekitar 799 meter mulai dibangun tahun 2006 dan dibuka tahun 2009.

Jembatan Mahkota IV (Mahkota: Mahakam Kota) di Karang Asam Ulu, Kecamatan Samarinda Seberang adalah jembatan yang menghubungkan Samarinda Kota dengan Samarinda Seberang.

Jembatan sepanjang 220 meter ini juga dikenal dengan nama Jembatan Mahakam Kembar karena lokasinya persis berada di sisi Jembatan Mahakam/Jembatan Mahkota I.

Kampung Ketupat berada di Kelurahan Mesjid, Kecamatan Samarinda Seberang, tepatnya di Jalan Mangkupalas.

Dinamakan begitu karena di sana ada tugu ketupat sebagai icon-nya. Wisatawan bisa melihat taman cantik yang berhadapan dengan Jembatan Mahkota II di tepi Sungai Mahakam dan kampung warna-warni serta sejumlah spot instagramable.

Rumah Ulin Arya yang berada di Tlk. Ambulung, Batu Desa, Kecamatan Samarinda Utara, selain di dalamnya ada bermacam pohon seperti pohon ulin,  buah-buahan, dan aneka tanaman hias juga memiliki beberapa spot menarik seperti Rumah Ulin, Rumah Kaca, Cottages, Mini Farm, Hidden CafĂ©, Arya,s Playground, Camping Ground, Botanical Garden, dan ditambah beberapa fasilitas seperti pendopo dan beberapa gazebo.

Susur Sungai Mahakam
Tak sempurna City Tour di Samarinda kalau tidak menyusuri Sungai Mahakam. Sungai Mahakam merupakan salah satu dari 20-an sungai yang ada di Samarinda.

Sungai tersebut melewati daerah Loa Buah, Loa Janan Ilir, Loa Bakung, Karang Asam Ulu, Teluk Lerong Ulu, Teluk Lerong Ilir, Pasar Pagi, Karang Mumus, Selili, Kelurahan Mesjid, Pulau Atas, Sungai Kapih, Rawa Makmur, dan Bukuan.

Wisata susur Sungai Mahakam dimulai dari Dermaga Kapal Wisata Sungai Mahakam yang beralamat di Jl. Gajah Mada No.19, Pasar Pagi, Kecamatan Samarinda Kota.

Waktu yang tepat untuk berwisata susur sungai itu pada sore hari sekitar pukul 18.00 Wita sampai pukul 19.45 Wita untuk menikmati pesona matahari tenggelam.


Wisata kulinernya antara lain Soto Banjar Ayam Kampung di RM. Amado, aneka hidangan laut di D'Seafood Gatsu dan RM Seafood Pondok Borneo. Sedangkan sentra oleh-olehnya antara lain di Amplang Yulia, Jl. Slamet Riyadi No.16, Kelurahan Tlk. Lerong Ulu, Kecamatan Sungai Kunjang.

Aneka panganan yang wajib diborong antara lain Keminting dan Amplang Kuku Macan.

Keminting terbuat dari olahan kemiri, sagu, gula  dan tepung yang berbentuk seperti tempurung kerang. Menariknya belanja di sana, wisatawan bisa melihat proses pembuatannya.

Selain camilan, jangan lupa berwisata belanja aneka produk ekonomi kreatif (ekraf), khususnya kerajinan tangan seperti Sarung Samarinda dan Batik Samarinda.

Lokasi untuk memborong Sarung Tenun di Cagar Budaya Kampung Tenun, sambil melihat proses pembuatannya. Selain berbentuk sarung, juga ada aneka produk   berbahan dari Sarung Samarinda antara lain peci, tas, sepatu, baju bahkan gaun malam.

Kalau ingin membeli ukir-ukiran dan pernak-pernik serta Batik Ampiek atau batik yang bermotif ukiran Dayak, antara lain di Citra Niaga.

Lewat tulisan ini saya Adji TravelPlus @adjitropis dan tim @travelplusindonesia mengucapkan selamat #HUTSamarindake354 dan #HUTPemkotke62 semoga semakin maju dan berkualitas sektor pariwisata dan ekraf-nya.

Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis & tim @travelplusindonesia