. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Minggu, 05 Januari 2020

Informasi Risiko Bencana di Destinasi Wisata itu Amat Penting, Ini Manfaatnya

Menginformasikan bermacam risiko bencana di kawasan wisata secara detail dan gamblang, apalagi di destinasi wisata yang diprioritaskan pemerintah, jelas itu amat penting dan punya banyak manfaat.

Detail disini maksudnya informasi mengenai risiko bencana tersebut dibuat sangat terperinci, sampai bagian yang kecil-kecil.

Sementara gamblang, informasi yang disampaikan benar-benar jelas, tidak samar, utuh tidak setengah-setengah, dan mudah dimengerti.

Bagi pihak-pihak terkait terutama pengelola destinasi, informasi tersebut setidaknya bisa menjadi bekal untuk mengantisipasi jika terjadi bencana, misalnya bagaimana menyediakan sarana dan prasarana yang tepat, menyiapkan tim bencana, peralatan pendukung, tenaga medis, tim evakuasi, alat transportasi, anggaran, dan lainnya.

Buat wisatawan, informasi itu menjadi rambu-rambu pengingat untuk senantiasa waspada dan berhati-hati selama berada di destinasi wisata.

Informasi risiko bencana yang detail dan gamblang itu sebisa mungkin dikemas menarik agar wisatawan yang menerima/melihat/membacanya tertarik dan tidak menimbulkan rasa cemas.

Kalau informasi tersebut belum bisa detail, gamblang, dan menarik, minimal ada informasi awal buat publik.

Contohnya informasi awal tentang risiko bencana di 5 destinasi wisata super prioritas dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang disampaikan Kepala Subdirektorat Peringatan Dini pada Direktorat Kesiapsiagaan, Abdul Muhari di Jakarta sebagaimana dilansir Liputan6.com dalam tulisan berjudul "Kemenparekraf dan BNPB Siapkan Proposal Manajemen Risiko Bencana di 10 Destinasi Wisata Prioritas", baru-baru ini.

Dalam pemaparan Abdul Muhari, diketahui lima destinasi super prioritas menyimpan risiko bencana.

Kawasan wisata Borobudur misalnya menyimpan risiko bencana gempa bumi, tanah longsor, dan cuaca ekstrem.

Berdasarkan indeks bahaya Inarisk, destinasi wisata super prioritas yang berada di Magelang, Jawa Tengah ini berada pada indeks bahaya rendah untuk gempa bumi dan longsor, dan indeks bahaya sedang untuk cuaca ekstrem.

Sementara Danau Toba, diketahui memiliki risiko bencana kebakaran hutan dan lahan tingkat sedang. Potensi ancaman tertingginya adalah tanah longsor dan gempa bumi.

Sebanyak 641 terpapar risiko tanah longsor, sedangkan 533 desa terpapar gempa bumi.

Risiko bencana lain yang cukup tinggi di destinasi wisata super prioritas yang berada di  7 kabupaten/kota di Sumatera Utara ini adalah banjir bandang.

Lain lagi dengan Mandalika di Lombok Tengah, Pulau Lombok, NTB yang menyimpan risiko bencana yang berbeda. Tertinggi adalah ancaman banjir rob.

Sementara kawasan Labuan Bajo dinilai terpapar gempa yang berpotensi tsunami, baik dari segmen sesar naik utara segmen megathrust Selatan NTT.

Risiko serupa juga dimiliki Likupang yang berada di Sulawesi Utara. Risiko bencananya gempa bumi yang berpotensi tsunami meski terbilang rendah.

Top of Mind
Memparekraf Wishnutama usai membahas mitigasi bencana di kawasan wisata dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo di Jakarta, kembali menekankan bahwa aspek keamanan dan keselamatan dari bencana merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan wisatawan saat menentukan destinasi wisata.

Kata dia menciptakan rasa aman, nyaman, security, dan safety itu menjadi salah satu top of mind dari tujuan wisata.

Untuk itu pihaknya akan mempersiapkan manajemen krisis, termasuk bagaimana harus bertindak jika terjadi bencana di kawasan wisata, terlebih di lima destinasi wisata super prioritas. 

Kepala BNPB Doni Monardo menambahkan pentingnya kajian akademis mencakup kajian geologis, vulkanologis, dan ekonomis lalu pemetaan risiko bencana diprioritaskan untuk 10 destinasi wisata prioritas, termasuk lima destinasi super prioritas yang ditetapkan pemerintah. Apalagi, pemerintah menargetkan pariwisata menyumbang devisa terbesar pada 2020.

Kajian dan pemetaan itu harus dilakukan mengingat setiap destinasi memiliki karakteristik ancaman atau risiko bencana yang berbeda.

Setelah keduanya dilakukan dan sudah diketahui ancaman risiko bencana di masing-masing destinasi wisata, baru menyiapkan anggaran, SDM, dan  infrastrukturnya.

Nah, buat wisatawan yang bermaksud ingin liburan ke Borobudur, Danau Toba, Mandalika, Labuanbajo, dan Likupang maupun destinasi lain sepanjang tahun ini, sebaiknya jangan cuma menyiapkan dana dan mengatur waktunya.

Tak kalah penting mengetahui pula informasi awal mengenai risiko bencana alam di setiap destinasi wisata yang disambangi sebagai bekal agar kunjungan wisatanya berjalan tenang dan nyaman.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Wisman tengah mengabadikan salah satu rumah tradisional Batak di Samosir, Danau Toba, Sumut.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP