Mendaki Tiga Gunung Aktif di Lembata Saat Festival, Jauh Lebih Berkesan
Mendaki tiga gunung di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) yakni Ile Batutara, Ile Lewotolok, dan Ile Werung memang bisa kapan saja. Tapi kalau Anda melakukannya saat penyelenggaraan Festival 3 Gunung (F3G) tahun ini yang akan berlangsung selama 8 hari 22 s/d 29 September mendatang, dijamin pendakian Anda bakal jauh lebih berkesan.
Pasalnya di F3G 2018 yang digelar Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Lembata dan mendapat dukungan promosi serta publikasi dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar) ini, Anda bukan semata bisa menikmati sensasi petualangan pendakian ketiga gunung eksotis tersebut, pun bisa menyaksikan suguhan bermacam atraksi budaya masyarakat Lembata berikut aneka kuliner tradisonalnya, menikmati keindahan bawah kaut dan pantainya, serta city tour ke tempat-tenpat menarik.
Di hari pertama F3G 2018, setibanya Bandara Wunopito di Kota Lewoleba, Anda bisa menyaksikan acara pembukaan F3G 2018 dilanjutkan makan siang.
Setelah itu menyeberang ke Ile (gunung) Batutara yang dijuluki pulau ‘suanggi’ atau pulau ‘setan’ di tengah Laut Flores, berjarak sekitar 50 Km dari Kota Lewoleba, tepatnya di Kecamatan Ile Ape.
Kemudian bermalam di tenda, namun sebelum tidur ada suguhan makan malam dan berbagai aktivitas di arena kemah.
Esoknya, menikmati pesona matahari terbit dan sarapan di gunung berjenis stratovolcano berketinggian tak sampai 1.000 meter di atas permukaan laut (Mdpl) ini.
Selepas melakukan kegiatan pagi lalu ke Nuhanera/Jontona.
Makan siang di Jontona kemudian snorkeling, satu kali diving (menyelam), dan jalan-jalan di sekitar pantai. Dilanjutkan dengan makan malam dan menginap di homestay setempat.
Hari ketiga, seusai sarapan Anda diajak trekking ke desa tradisonal Lewohala dan makan siang di sana.
Dilanjutkan pendakian ke Ile Lewotolok atau juga dikenal dengan sebutan Ile Ape, masih di Kecamatan Ile Ape yang berketinggian 1.423 Mdpl untuk melihat pesona matahari tengggelam di gunung tersebut. Diteruskan makan malam dan istirahat di tenda.
Di hari keempat, melanjutkan pendakian ke puncak Ile Lewotolok untuk menyaksikan pesona matahari terbit, lalu sarapan dan melakukan berbagai kegiatan antara lain mengabadikan keindahan kalderanya. Setelah itu kembali ke Lewoleba untuk istirahat, makan malam, dan bermalam.
Selepas sarapan di Lewolaba pada hari kelima, persiapan menuju Ata Dei.
Di sana Anda akan disuguhkan ritual masyarakat setempat di Watuwawer (dapur alam) dan dilanjutkan dengan menyaksikan Ritual Ahar di Desa Atakore.
Seusai makan siang di Atakore dilanjutkan dengan pendakian ke gunung ketiga yakni Ile Werung yang berketinggian 1.018 Mdpl di Kecamatan Ata Dei. ‘Werung’ artinya ‘baru’. Lalu istirahat, makan malam, dan bermalam di tenda.
Hari keenam, menuju puncak untuk menikmati pesona matahari terbit dan sarapan. Setelah puas ber-narsis ria dan mengabadikan pesona Lembata dari puncak Ile Werung, kemudian turun gunung menuju Desa Lamalera.
Di desa tersebut, Anda akan disuguhkan berbagai atraksi lokal seperti ‘hadok’ atau tinju lokal tradisional khas masyarakat Ata Dei, dilanjutkan dengan makan siang. Kemudian menuju Lolong untuk mengunjungi Istana Atawua. Selanjutkan kembali ke Lewoleba untuk makan malam dan menginap di sana.
Hari ketujuh, selepas sarapan di Kuma Resort, Anda di ajak ke Waijarang untuk melihat tukik atau anak penyu.
Kemudian menikmati festival di Wolorpass, Waijarang. Berikutnya makan malam di Kuma Resort dan menyaksikan Festival Lampion.
Hari terkahir atau kedelapan, setelah sarapan di Kuma Resort, Anda diajak city tour di Lewoleba untuk menyusuri pasar tradisional dan melihat pelabuhan Jetty. Kemudian ke bandara menuju Kupang, Ibukota NTT.
Itulah rangkaian kegiatan tur pendakian tiga gunung di Lembata saat F3G 2018. Pastinya jauh lebih menarik dan komplit dibanding Anda melakukannya diluar festival tahunan tersebut.
Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur mengatakan ketiga gunung tersebut memiliki keunikan masing-masing.
“Ile Batutara misalnya setiap 20 menit meletus dan pengunjung boleh menikmatinya dari jarak sekitar 30- 50 meter,” terangnya saat launching F3G 2018 di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (7/5).
Keunikan Gunung Api Batutara dibuktikan dengan sebuah penghargaan Angerah Pesona Indonesia (API) 2017 sebagai destinasi wisata alam unik terpopoler.
Sementara Ile Lewotolok juga begitu, gunung ini memiiki kawah gunug atau kaldera aktif berpasir putih. “Pengunjung bisa bermain bola dan lainnya di kalderanya,” ungkap Eliaser.
lain lagi dengan Gunung Ile Werung, sebelum ke puncaknya, harus mendaki lima deretan bukit yang disebut five brothers.
“Meskipun mungil, gunung berkawah ini dikelilingi beberapa gunung, antara lain Ile Petrus, Ile Gripe, dan Ile Hobal. Kalau berada di kalderanya seperti berada di kaldera Gunung Bromo,’ terangnya.
Eliaser mencatat kunjungan wisatawan ke Lembata mengalami peningkatan setiap tahun.
Pada tahun 2016 jumlahnya sebesar 6.921 wisatawan, terdiri atas 6.560 wisatawan nusantara (wisnus), 361 wisatawan mancanegara (wisman). Kemudian tahun 2017 naik menjadi 10.051 wisatawan yang terdiri atas 8.778 wisnus dan 1.273 wisman.
Sebagai upaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke Lembata tahun ini, lanjut Eliaser, Pemkab Lembata pun mengalokasikan dana APBD sebesar hampir Rp 15 Milyar untuk promosi dan peningkatan pasar, termasuk promosi F3G 2018, travel promo dalam dan luar negeri, fam trip, kerjasama dengan media online, dan lainnya.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar, I Gde Pitana yang meluncurkan F3G 2018 dengan memukul gong bersama Eliaser mengapresiasi Pemkab Lembata yang jauh-jauh hari sudah me-launching pelaksanaan festival ini.
Menurut I Gde Pitana, Lembata pantas menjadi destinasi yang semakin dilirik wisman karena memiliki keaslian, keotentikan, dan keunikan baik budaya maupun alamnya.
“Ketiga gunung aktif yang dijadikan F3G itu hanya bisa ditemui di Lembata. Begitupun dengan bermacam atraksi budaya, tarian, dan kulinernya semua otentik dan eksotik, cuma ada di Lembata, tidak ada ada di daerah lain,” terang Pitana.
Melihat potensi dan atraksi wisata yang dimiliki Lembata, Pitana mengaku pantas kalau jumlah kunjungan wisatawan ke Lembata terus mengalami peningkatan.
Terkait pelaksanaan event F3G 2018, lanjut Pitana, Kemenpar mendukung penuh promosi dan publikasinya.
“Kami dukung penyelenggaraan launching-nya dan juga promosi F3G 2018 antara lain oleh Generasi Pesona Indonesia atau Genpi melalui medsos,” pungkas Pitana.
Acara launching F3G 2018 yang juga dihadiri Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langodai dan Plt. Kepala Dinas Pariwisata & kebudayaan Kabupaten Lembata Apolonaris Mayang, dimeriahkan dengan beberapa tarian tradisonal Lembata, fashion show baju dari kain tenun khas Lembata serta ‘Hadok’ atau atraksi tinju lokal ala Lembata.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Promo Festival 3 Gunung 2018 di Lembata, NTT, 22-29 September mendatang yang terpasang di depan halaman luar Gedung Sapta Pesona, Kemenpar, Jakarta.
2. Gunung (Ile) Batutara di Lembata yang setiap 20 menit memuntahkn lava dan abu vulkanik.
3. TravelPlus Indonesia narsis berlatarbelakang foto Gunung Ile Werung.
4. ‘Hadok’, tinju lokal khas masyarakat Ata Dei, salah satu atraksi budaya masyarakat Lembata yang bisa disaksikan di F3G 2018.
5. Salah satu ritual adat masyarakat Lembata.
6. I Gde Pitana dan Eliaser me-launching F3G 2018 dengan memukul gong.
7. Salah satu model fashion show busana dari aneka kain tenun sambil membawa payung khas Lembata.
0 komentar:
Posting Komentar