Pesonakan Wisata Religi, Esthy Unjuk Gigi Baca Puisi
Apa jadinya kalau seorang Esthy membaca puisi? Jawabannya ya tergantung, sosok siapakah itu Esthy? Di event apa dia membacakan puisi? Dan menarik apa tidak puisi yang dibacakannya? Bukankah perempuan bernama Esthy, tidak satu di muka bumi ini.
(Lesa, Banjarbaru, Mei 2017)
Mungkin kalau Esthy yang ditermuat di tulisan ini bukan seorang Deputi (setaraf wakil menteri di kementerian), pastinya tidak akan ada tulisan ini.
Tapi karena Esthy yang dimaksud dalam tulisan ini adalah seorang perempuan yang memang menjabat sebagai Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara di Kementerian Pariwisata (Kemenpar), bernama lengkap Esthy Reko Astuti, pantas rasanya namanya terpapar di tulisan ini karena sejatinya menarik untuk diketahui, ditelusuri.
Letak menariknya ada dimana? Begini, biasanya sebagai Deputi, Esthy wara-wari menghadiri berbagai event yang dibuat ataupun yang didukung Kemenpar di berbagai daerah untuk memberi sambutan dan atau sekaligus membuka secara resmi event tersebut, baik karena tugasnya sendiri sebagai deputi ataupun mewakili pimpinannya yakni Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yang berhalangan hadir.
Khusus di event ini, perempuan berhijab ini bukan sekadar memberi sambutan, melainkan membaca puisi.
Bukannya pejabat membaca puisi itu sudah biasa? Belum tentu. Yang biasa membaca puisi itu ya penyair, sastrawan atau public figure semacam artis yang memang memiliki resfek lebih terhadap sastra.
Kalau pejabat yang berani unjuk gigi membaca puisi, apalagi di event tak biasa, itu masih langka.
Maksudnya event tak biasa atau spesial?
Esthy membacakan puisi di event yang menjadi tempat berkumpulnya para penyair dan sastrawan andal, bukan hanya dari Kalimantan Selatan (Kalsel), pun dari Kalimantan Tengah, Jawa Barat, bahkan Jakarta yakni event Tadarus Puisi dan Silaturahmi Sastra atau biasa disingkat TPSS.
Esthy membacakan puisi di event yang menjadi tempat berkumpulnya para penyair dan sastrawan andal, bukan hanya dari Kalimantan Selatan (Kalsel), pun dari Kalimantan Tengah, Jawa Barat, bahkan Jakarta yakni event Tadarus Puisi dan Silaturahmi Sastra atau biasa disingkat TPSS.
Keberaniannya unjuk gigi di TPSS yang ke-14 bertema "Puisi Menembus Kegelapan Menggapai Kerinduan" yang ditonton ribuan masyarakat di Kawasan Wisata Minggu Raya, Kota Banjarbaru, Kalsel pada Sabtu (17/6) malam, selepas Shalat Tarawih itu pantas diacungi jempol.
Puisi yang dibacakan Esthy pun menarik selaras dengan suasana Ramadan, sangat kental muatan religinya.
Menarik lagi, puisi berjudul ‘Rabb..., Kelana Jiwa Ini’ yang dibacakan Esthy ini adalah buah karya Kepala Dinas (Kadis) Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Porabudpar) Kota Banjarbaru, Lesa Fahriana.
Seperti ini puisinya:
Rabb....
Kelana jiwa ini
Bertahun kelana jiwa di sungai waktu
Bunga harapan mekar disetiap etape
Bintang2 di langit pun turut menggantungkan harap
Dedaunan menjurai melambai seiring kibasan pengayuh
Begitu banyak penantian dialunan susur sungai sampanmu berlabuh
Lalu kau merintih dalam lelahmu
Melepuh telapak tangan menggenggam pengayuh
Terus kau kepakkan menyahut salam dedaunan disepanjang perjalanan.
Lalu kau membatin atas rindumu
Pada batu kali yang kau lewati
Pada muara yang belum kau tampak
Pada waktu untuk tetirah
Pada musin yg berlalu
Pada jiwamu di sudut hati yang paling dalam
Maka aku bersujud untukmu
Dengan doa yang tersembunyi
Aku pun menjadi nyeri atas luka2mu
Aku meregang atas lelahmu
Kita harus bahagia ketika diberi waktu meninggalkan hulu untuk sampai di muara
Kita wajib bersyukur atas sampan dan pengayuh yg mengantarkan
Kita patut merasa ada untuk sesuatu yang memerlukan
Salam dedaunan
Harapan yang menggantung pada bintang2
Bunga2 yang mekar disetiap ruas perjalanan
Bawalah damai walau terhempas di jeram
Karena aku memelukmu dengan jiwaku
Bawalah semangat walau letih
Karena aku menopangmu dengan batinku
Bawalah aku karena mataku menembus kegelapan malammu
Bawalah aku apa adanya
Agar kita bersama sampai ke muara laut CintaNya
Keberanian Esthy unjuk gigi membaca puisi di TPSS ke-14 yang dihadiri sejumlah penyair dan sastrawan tingkat lokal maupun nasional ini, bukan hanya mengejutkan, pun membuat pesona wisata religi di event tahunan yang diselenggarakan Pemerintah Kota Banjarbaru dengant dukungan dari Kemenpar ini menjadi lebih berwarna.
Meskipun performa Esthy dalam membacakan puisi tersebut tak sekspresif Ridwan Ch. Madris, penyair kondang berdarah Sunda asal Kabupaten Bandung, Jawa Barat yang turut meramaikan TPSS ke-14 ini, namun tetap saja memberi point plus tersendiri bukan cuma buat event tersebut pun buat Esthy sendiri sebagai seorang pejabat.
Sepertinya di ajang spesial ini, Esthy ingin menunjukan bahwa dirinya pun punya ketertarikan, kebisaan, dan keberanian tersendiri dalam berkesenian.
Jika pimpinannya (Menpar Arief Yahya) selama ini kerap berekspresi seni suara dengan bernyanyi duet bersama sejumlah penyanyi tersohor seperti Pasha 'Ungu' dan Ari Lasso di event-event luar biasa, kini giliran Esthy menunjukkan sisi lainnya sebagai salah satu deputi di Kemenpar dengan menjadi pembaca puisi di event yang juga tak kalah istimewa, TPSS 2017.
Lalu apa kata Wawan Gunawan, Kepala Bidang (Kabid) Promosi Wisata Budaya, Kemenpar yang mendampingi Esthy di culture event tersebut.
“Bu deputi bikin surprise, saya nggak nyangka beliau berani dan dengan penuh percaya diri membacakan puisi di event ini. Apalagi acara ini disaksikan para penyair dan sastrawan mumpuni,” ujar Wawan.
Wawan yang juga pimpinan Wayang Ajen Group ini pun memberi alasan kenapa akhirnya Kemenpar mendukung event TPSS tahun ini.
“Kegiatan ini sudah rutin digelar setiap tahun dan berpeluang besar bukan hanya menumbuhkembahkan seni sastra pun dalam menjaring pengunjung, terutama penikmat satra. Dengan kata lain event ini pun bisa mengangkat promosi branding Pesona Indonesia lewat kemasan wisata religi,” pungkas Wawan.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo, ig: @adjitropis)
Foto: wawan gunawan
Captions:
1. Esthy unjuk gigi baca puisi di event TPSS ke-14
2. Ribuan penonton TPSS 2017 di Kota Banjarbaru, Kalsel.
3. Berfoto dengan para penerima penghargaan dalam karya dan aktivitas sastra
4. Ketika Esthy baca puisi.
0 komentar:
Posting Komentar