Indonesia Butuh SDM Pariwisata Berstandar ASEAN, Target Tahun ini 300 Ribu Tersertifikasi
Sertifikasi SDM pariwisata minimal ASEAN adalah suatu keniscayaan dalam upaya peningkatan kualitas dan daya saing SDM Pariwisata Indonesia.
Begitu kata Ahman Sya, Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) kepada TravelPlus Indonesia ketika disinggung soal SDM Pariwisata Indonesia dan target sertifikasi kompetesi SDM-nya untuk tahun ini, di Jakarta, Senin, (27/3).
Jumlah kebutuhan tenaga kerja pariwisata Indonesia tahun 2017 mencapai 12,2 juta yang terdiri atas tenaga kerja pariwisata langsung sebesar 30 % atau 3.660.000, tidak langsung (indirect) sebesar 50 % atau 6,1 juta, dan tenaga kerja pariwisata terdampak (induce) sebesar 20% atau 2.440.000 orang.
Menurut Ahman Sya, target SDM Pariwisata Indonesia yang tersertifikasi tahun 2017 berjumlah 300 ribu orang. “Jumlah itu terdiri atas 65.000 yang difasilitasi pemerintah (Kemenpar) dan 235.000 oleh industri secara mandiri,” terangnya.
Target sertifikasi ini, lanjutnya adalah 30% dari total tenaga kerja langsung bidang pariwisata tahun 2017 atau 1.098.000 dari 3.660.000. “Namun 100% dari kebutuhan SDM tersertifikasi,” ungkapnya.
Program sertifikasi kompetesi SDM Pariwisata tahun 2017 berjumlah 16 bidang, antara lain bidang hotel & resort, biro perjalanan wisata (BPW), SPA, MICE (meeting, incentive, conference & exhibition), jasa boga, tour leader, dan pemandu wisata yang terdiri atas, pemandu ekowisata, arung jeram, selam, museum, outbound, goa, gunung, agro, dan pemandu wisata mancing.
Lokasinya di 3 greater yakni Jakarta, Bali, dan Batam. Lima bidang yang paling banyak disertifikasi SDM pariwisatanya tahun ini adalah hotel & resto, pemandu wisata, SPA, BPW, dan pemandu wisata selam.
Jumlah sertifikasi kompetesi SDM Pariwisata bidang hotel & resto tahun 2017 untuk ketiga greater tersebut sebanyak 32.950, terdiri atas Jakarta (11.150), Bali (14.900), dan Batam (6.900). Bidang pemandu wisata totalnya 7.750 terdiri atas Jakarta (1.750), Bali (5.100, dan Batam (900).
Untuk bidang Spa totalnya 7.700 terdiri atas Jakarta (2.550), Bali (3.600), dan Batam (1.550). Bidang BPW totalnya 4.150 terdiri atas Jakarta (1.650), Bali (200), dan Batam (500). Sedangkan untuk bidang pemandu wisata selam totalnya 2.200, terdiri atas Jakarta (400), Bali (900), dan Batam juga 900 SDM tersertifikasi.
Kata Ahman Sya pelayanan SDM di sektor kepariwisata itu terdiri atas hospitality, attraction & destination, event, dan travel & transportation service.
Pihaknya mendorong industri pariwisata untuk menyelenggarakan uji kompetensi secara mandiri melalui lembaga sertifikasi profesi pihak ketiga.
Saat ini di 15 provinsi sudah ada 43 lembaga sertifikasi profesi pihak ketiga.SMK Pariwisata dan perguruan tinggi juga akan difasilitasi untuk pemenuhan tenaga kerja yang bersertifikasi profesi atau mencetak SDM siap pakai.
Kata Ahman Sya lagi, kemitraan strategis antara Kemenpar dengan perguruan tinggi pariwisata se-Indonesia sudah lama dibina antara lain dalam bentuk komitmen perguruan tinggi terhadap pembangunan pariwisata Indonesia.
“Salah satu bentuk tindak lanjutnya, Kemenpar memfasilitasi pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) di seluruh perguruan tinggi pariwisata untuk pencapaian target tenaga kerja pariwisata yang tersertifikasi di Indonesia," ujarnya.
Pihaknya pun sudah menjalin kerja sama dengan 10 negara ASEAN dalam rangka meningkatkan kualitas SDM pariwisata Indonesia.
Ke-10 negara ASEAN sudah menandatangani kerja sama free flow. Jadi SDM Pariwisata Indonesia nantinya bisa bekerja di negara itu atau sebaliknya sepanjang memiliki sertifikasi profesi pihak ketiga.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya sendiri sudah berulang kali mengatakan bahwa Pemerintah telah menetapkan target nasional pada tahun 2019 yakni kunjungan 20 juta wisman dengan perolehan devisa sebesar Rp 280 triliun, pergerakan 275 juta wisnus, kontribusi terhadap PDB sebesar 8 persen, dan menciptakan 13 juta lapangan pekerjaan, serta daya saing pariwisata Indonesia berada di peringkat ke-30 dunia.
Untuk mencapai semua target tersebut, lanjut Arief Yahya, Kemenpar menetapkan tiga program utama dari 10 program prioritas yang ada, yaitu pariwisata digital, homestay desa wisata, dan aksesibilitas udara.
Menurut Arief, peran para akademisi juga tidak kalah penting untuk mengembangkan SDM pariwisata.
“Peran pendidikan pariwisata saat ini dibutuhkan untuk menjadi mitra pemerintah untuk menindaklanjuti ASEAN Mutual Recognition Agreement (MRA) sebagai kesepakatan bersama tentang diterimanya standar kualifikasi bagi tenaga profesionalisme pariwisata di antara negara-negara ASEAN,” pungkas Arief.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: adjitropis)
Foto: dok. STP Bandung
Foto: dok. STP Bandung
0 komentar:
Posting Komentar