Diplomasi Kuliner Lewat "55 Elaborated Indonesian Menus"
Satu lagi buku tentang kuliner Indonesia hadir menyapa para pecinta kuliner dari berbagai profesi. Judul bukunya “55 Elaborated Indonesian Menus”. Buku yang baru saja diluncurkan bertepatan dengan Dies Natalis Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung ke-55 di Bandung, Jawa Barat ini tampil eksklusif, beda dengan buku kuliner yang sudah lebih dulu hadir di pasaran.
“Buku 55 Elaborated Indonesian Menus ini full berbahasa Inggris,” ujar Kepala STP Bandung Anang Sutono kepada TravelPlus Indonesia, Minggu (26/3).
Menurut Anang, buku itu kontribusi 55 alumni chef STP Bandung atau NHI yang tersebar baik di dalam maupun luar negeri. “Contohnya ada Chef Yono dari New York dan Chef Didi dari Belanda,” ujarnya.
Keistimewaan buku ini, bukan sebatas menjelaskan kuliner tradisional Indonesia yang menyangkut selera dan rasanya. Melainkan pula gastronomi meliputi filosofi dan sejarah yang menyertai kuliner tersebut.
Contohnya ada kuliner khas Lombok dan Bali seperti Ayam Taliwang, Plecing Kangkung, Singang Tuna semacan sup ikan, dan Ambon Jawa Goreng. Atau menu dari Batak, Sumut seperti Arsik dan Dengke Mas Na Niura.
Bahkan menu-meu tersebut disajikan dalam set menu, yakni daftar makanan dan minuman yang berisi dari hidangan pembuka (Appetizer), hidangan utama (Main Course) sampai hidangan penutup (Dessert) dalam satu harga dan tidak ada pilihan.
“Ini yang bikin beda buku ini dengan yang lainnya. Menyiapkan aneka kuliner Indonesia menjadi set menu dari makanan pembuka seperti soup, makanan utama dan penutup, yang dirancang dan dikombinasikan sesuai karakternya itu tidak mudah. Apalagi ditambah dengan filosofi dari tiap hidangannya,” terang Anang yang turut memberi kata pengantar di dalam buku ini.
Kelebihan lainnya, lanjut Anang lagi, buku ini disajikan dalam bentuk fussion dengan international presentation. “Buku ini bisa menjadi media untuk membangun komitmen cinta terhadap kuliner Indonesia dan sekaligus sebagai alat Diplomasi Kuliner Indonesia,” ucapnya.
Kata Anang, buku ini bukan sekadar buat bahan pembelajaran mahasiswa yang menggeluti bidang tata boga dan lainnya, tapi lebih dari itu bisa dimiliki semua kedubes dan konjen serta perwakilan negara asing di Indonesia.
“Buku ini pun juga bisa dipakai sebagai jamuan kenegaraaan atau state banquet,” tambahnya.
Saat ini pihaknya masih mencari penerbit. Setelah dapat dan cocok baru dicetak dan dijual umum. “Harusnya Kementerian Luar Negeri berani membiayai,” imbau Anang.
Hadir dalam launching buku ini antara lain Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kemenpar Ahman Sya, Anggota Komosi X DPR RI Popon, Asosiasi PHRI, Bupati Pangkep dan Siak, para personal Chef dan GM serta tamu asing dari Inggris, AS, China, Malaysia, Singapaura, Belanda, dan Filipina.
“Sekali lagi, buku ini menjadi kebanggaan bangsa melalui keragamaman seni kuliner Indonesia yang disajkan dalam bentuk set menu,” pungkas Anang.
TravelPlus Indonesia mencatat kehadiran “55 Elaborated Indonesian Menus” ini menambah deretan buku tentang kuliner Indonesia.
Sebelumnya ada buku berjudul: Masakan Indonesia untuk Jamuan karya Hayatinufus A.L. Tobing yang menyajikan 12 set menu dari menu Makasar, Banjar, Sumatera Barat, Jawa Barat, dan lainnya yang dapat saling dipadukan.
Misalnya Buras dari daerah Jawa dapat dihidangkan bersama Coto Makassar dari Makassar, Sulsel. Panduan dari kedua jenis masakan tersebut ternyata terasa lezat di lidah.
Ada juga buku Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia karya Fadly Rahman. Buku setebal 395 halaman itu ditulis dengan gaya khas buku teks, lengkap dengan berbagai referensi dan catatan kaki yang jumlahnya nyaris 100 halaman.
Buku ini mengungkapkan perkembangan makanan di Indonesia sejak masa kuno sehingga bisa menjadi rujukan bagi mereka yang ingin mempelajari sejarah dan perkembangan makanan Indonesia.
Puluhan tahun sebelumnya juga ada buku resep masakan masa lalu seperti buku Kokki Bitja (1859), Mustika Rasa (1967), Pandak Masak juga tahun 1967,dan lainnya.
Dalam jajaran buku kuliner terbitan tahun lalu, ada 3 buku kuliner berjudul Selamat Makan, 30 Indonesian Traditional Culinary Icons, dan Trailing the Taste of Gorontalo, yang masuk nominasi Gourmand World Cookbook Awards 2016, yaitu penghargaan paling bergengsi bagi buku kuliner dan kebudayaan dari seluruh dunia.
Selamat Makam atau Let's Cook Indonesian Food terbitan Kemenpar, masuk nominasi Best Culinary Travel Book di ajang tersebut.
30 Indonesian Traditional Culinary Icons yang ditulis Bondan Winarno ini masuk nominasi untuk kategori Special Awards. Sedangkan Trailing the Taste of Gorontalo, yang diterbitkan Omar Niode Foundation, masuk nominasi untuk kategori Best Asian Cuisine Book dan Best Charity and Fund Raising Cookbook.
Akankah “55 Elaborated Indonesian Menus” bisa sesukses buku-buku kuliner pendahulunya? Semoga saja.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok. STP Bandung
0 komentar:
Posting Komentar