CEO Message Arief Yahya: Inilah 5 Keunggulan Industri Pariwisata Indonesia
Sekurangnya ada 5 (lima) keunggulan yang dimiliki industri pariwisata Indonesia, sebagaimana dilontarkan Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam CEO Message-nya yang terbaru di Januari 2017 yang berjudul “CEO Message #18 Pariwisata sebagai Core Economy Negara”.
Keunggulan pertama industri pariwisata Nasional menurut Arief Yahya adalah Pariwisata Penghasil Devisa Terbesar.
Penuh optimis, dia menyatakan pada tahun 2019 industri pariwisata diproyeksikan menjadi penghasil devisa terbesar di Indonesia yaitu USD 24 miliar, melampaui sektor Migas, Batubara, dan Minyak Kelapa Sawit (lihat grafik).
Tak hanya itu, menurutnya di sektor ini dampak devisa yang masuk bisa langsung dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. “Jadi multiplier effect-nya tinggi dan amat luas,” ujarnya dalam CEO Message yang dimuat di laman resmi Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Kemenpar.go.id pada Kamis (12/1) pagi, tepat pukul 10.00 WIB.
Keunggulan kedua, menurutnya industri pariwisata Indonesia Terbaik di Regional.
Kembali dengan keyakinan penuh, dia mengatakan pada tahun 2019, pariwisata Indonesia ditargetkan menjadi yang terbaik di kawasan regional, bahkan melampaui ASEAN.
“Pesaing utama kita adalah Thailand sebagai kompetitor profesional, dengan devisa pariwisata lebih dari USD 40 Miliar, sedangkan negara lainnya relatif mudah dikalahkan. Misalnya, seperti kita ketahui bersama, kita baru saja menyapu 12 penghargaan di World Halal Tourism Awards 2016 mengungguli Malaysia yang biasanya menjadi langganan juara,” ungkapnya.
Keunggulan ketiga versi Arief Yahya adalah Country Branding Wonderful Indonesia.
Menurutnya Country Branding yang semula tidak masuk ranking branding di dunia, tahun 2015 melesat lebih dari 100 peringkat menjadi ranking 47, mengalahkan country branding Truly Asia Malaysia (ranking 96) dan country branding Amazing Thailand (ranking 83).
“Country branding Wonderful Indonesia mencerminkan positioning dan differentiation pariwisata Indonesia,” ucapnya.
Keunggulan berikutnya, keempat, berkat Indonesia Incorporated.
Menurut Arief Yahya seperti yang pernah dia uraikan di CEO Message sebelumnya, negara ini hanya akan dapat memenangkan persaingan di tingkat regional dan global apabila seluruh Kementerian/Lembaga yang ada bersatu padu untuk fokus mendukung core business yang telah ditetapkan. “Maju serentak tentu kita menang!” tandasnya.
Keunggulan terakhir atau kelima, menurutnya Indonesia bisa diformat menjadi Tourism Hub Country.
Kata Arief untuk menjadi Trade dan Investment Hub akan terlalu sulit bagi Indonesia untuk mengalahkan negara lain, seperti Singapura.
Di lain pihak, Indonesia dapat dengan mudah menjadi destinasi utama pariwisata dunia, sekaligus Tourism Hub.
“Dengan menjadi tourism hub, yang pada prinsipnya menciptakan people-to-people relationship, maka saya meyakini Trade and Investment akan ikut tumbuh dengan pesat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Arief Yahya mengingatkan ketika pemerintah, sudah berketetapan hati menempatkan pariwisata sebagai core business Indonesia, maka sudah seharusnya alokasi sumber daya, terutama anggaran, harus diprioritaskan ke sektor ini.
Menurutnya dalam berbagai kesempatan, Presiden sudah memberikan sinyal ini. “Syaratnya, jajaran Kemenpar harus bisa menunjukkan bahwa kita mampu mengemban amanat ini melalui kinerja unggul yang kita deliver,” tegasnya.
Kata Arief lagi, Presiden telah memberikan isyarat kuat bahwa pariwisata sebagai core business negara.
“Ini sungguh sebuah tantangan besar bagi kita. Karena itu kita harus menyambutnya dengan semangat membara, semangat 3S: Solid, Speed, Smart, sehingga harapan Presiden dan seluruh bangsa Indonesia tersebut bisa kita wujudkan,” tandasnya.
CEO Message Arief Yahya kali ini diawali dengan kutipan yang disampaikan Presiden Jokowi, bunyinya: “Kita harus menentukan apa yang akan menjadi core economy kita, core business negara kita. Karena dengan itulah kita akan bisa membangun positioning kita. Kita bisa membangun deferensiasi kita. Kita bisa membangun brand Negara.”
Lalu dia menguraikan tentang core business yang cocok buat Indonesia, berikut pengembangan strategi bersaing yang solid dengan merumuskan 3 hal yakni positioning, differentiation, dan branding yang solid di sub judul pertama.
Di sub judul kedua: “Comparative dan Competitive Advantage”, Arief Yahya mengupas apa itu keunggulan komparatif (comparative advantage) dan keunggulan kompetitif bersaing (competitive advantage).
Menurutnya berdasarkan laporan World Economic Forum (WEF) dalam Travel and Tourism Competitiveness Index tahun 2015, dari 141 negara, untuk aspek Cost Advantages Indonesia yang ditunjukan dengan Price Competitivenes Index menempati posisi ranking 3, untuk aspek differentiation dan focus Indonesia berupa Cultural and Natural Resources Index ranking 17.
Sebagai penutup CEO Message-nya, dia pun meneriakkan kalimat: “Salam Pesona Indonesia !!!, penuh semangat.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo, ig: @adjitropis)
Foto: humas -kemenpar
& adji
0 komentar:
Posting Komentar