. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 17 November 2011

Pintu Masuk Wisman ke Indonesia Harus Dilengkapi TIC


Seluruh pintu masuk wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia, termasuk badara berlabel internasional harus dilengkapi Tourism Information Centre (TIC) untuk memudahkan turis asing mendapat informasi wisata yang akurat sebelum menjelajahi Indonesia.

Bandara internasional merupakan pintuk masuk awal turis asing ke Indonesia. Dari sanalah gambaran awal tentang Indonesia akan dilihat wisatawan mancanegara. Agar turis asing mendapatkan gambaran awal Indonesia yang baik dan positif, perlu dikelola pusat informasi pariwisata yang baik.

Demikian pernyataan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu sebagaimana disampaikan Direktur Promosi Dalam Negeri, Kemenparekraf M Faried usai mengikuti rapat pimpinan (rapim) Kemenparekraf di Jakarta beberapa waktu lalu.

“Bu Mari bilang tadi pagi saat rapim, bandara sebagai pintu masuk awal wisatawan asing ke Indonesia harus diberi informasi wisata sebanyak-banyaknya. Bukan saja kebersihan toiletnya,” jelasnya.

Mari sebagaimana disampaikan Faried menambahkan perlu adanya koordinasi dengan pihak pengelola bandara yang bersangkutan perihal pengadaan TIC. Dalam rapat koordinasi, dia menyarankan untuk melibatkan pihak Angkasa Pura. “Harus ada sinergi. Jangan seolah-olah menganggap angkasa pura itu tidak berbuat apa-apa,” tambahnya.

Ketidaktersediaan informasi wisata yang baik di bandara dapat berpengaruh terhadap kunjungan wisman. Wamenparekraf Sapta Nirwandar, kata Faried kerap mengatak bahwa dari 19 pintu masuk turis asing ke Indonesia, hanya 2 yang negatif terus yakni Bandara Internasional Sultan Hasanuddin di Makassar dan Bandara Internasional Sam Ratulangi di Manado. “Coba saja buka statistiknya. Selama ini kita yang tidak mau mem-blow up-nya,” tegasnya.

Dulu, tambah Faried, pernah mengkritik mengapa bandara di Makassar sudah hebat dan berstatus internasional tapi turisnya minus. Bisa jadi karena TIC di bandaranya tidak di-manage dengan baik. “Seharunya provinsi mengelola TIC-nya lalu informasinya di-backup dari disbudpar kabupaten dan kota,” imbaunya.

Kata Faried lagi, sebenarnya dulu bandara di Makassar punya TIC sederhana tapi cuma rak, tidak ada isinya. Waktu itu, lanjut Faried pernah mengatakan langsung kepada kadisnya. Daripada pelayanan TIC tidak bagus, lebih baik dihilangkan ketimbang ada tapi tidak di-manage dengan baik karena bisa membuat wibawa bandara ini turun. “Ternyata TIC itu justru dihilangkan, bukannya diberesin,” terangnya.

Faried mengatakan kalau Mari tidak menyorot bandara atau pintu masuk mana yang masih lemah dalam pengelolaan penyediaan informasi wisata dan lainnya. “Kayaknya beliau alergi untuk mengkritik langsung bandara yang dimaksud,” kata Faried lagi.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP