. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 16 November 2011

Buaya di Museum Negeri NTB Mencuri Perhatian



Banyak cara untuk menarik perhatian pengunjung agar tertarik datang ke museum. Salah satunya dengan menambah koleksi yang beda dan sedikit aneh. Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) misalnya memajang buaya berukuran besar yang sudah di airkeraskan sebagai penarik perhatian pengunjung. Cara itu cukup jitu.

Ada ribuan koleksi yang dimiliki Museum Negeri NTB berupa koleksi geologi, biologi, etnografi, arkeologi, sejarah, numismatik, heraldik, filologi, dan keramik.

Dari sekian koleksi tersebut, ada satu koleksi yang sengaja di pajang di luar pamer utama, yakni buaya muara yang ditempatkan di dalam kotak kaca yang bagian atapnya terbuka. Buaya yang berasal dari Sungai Ama La HB, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu, Sumbawa, NTB ini berukuran panjang 4,1 meter, lebar 1,2 meter, dan tinggi 0,6 meter.

Buaya itu baru sekitar dua tahun menjadi koleksi museum ini. Sewaktu masih hidup, buaya tersebut meresahkan masyarakat bahkan telah memakan korban manusia dan hewan ternak penduduk setempat. Karenanya ditangkap oleh polisi dan diawetkan lalu diserahkan ke museum ini.

Keberadaan buaya bermoncong lebar dengan gigi berjumlah 14-15 pasang di rahang kiri dan kanan ini kontan menarik perhatian pengunjung yang datang ke museum ini. Tak terkecuali orang tua dan anak-anak termasuk para pelajar SD yang sedang studi tur ke museum ini.

Banyak pengunjung yang mengabadikan buaya ini dan berfoto berlatarbelakang kotak kaca berisi buaya tersebut.

Setelah puas melihat dan mengabadikannya barulah pengunjung masuk ke ruang pamer utama yang memuat deretan lemari kaca berisi antara lain perlengkapan acara kematian seperti kain usap, tambok atau tempat air, pedupaan tempat membakar kemenyan, kain kafan, kain kelambu, dan ceret untuk membawa air ke kuburan.

Selain itu ada benda-benda upacara perkawinan seperti ider-ider sebagai perhiasan, kain umbaq sebagai olen-olen dalam upacara sorong serah, dan lingga kapanca sebagai pelengkapan perkawinan di Bima. Juga ada busana pengantin tradisional Suku Sasak, Sumbawa, dan lainnya.

Tak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk melihat buaya tersebut dan ribuan koleksi museum yang terletak di Jalan Panji Tilar Negara No. 6 Kota Mataram, Lombok ini. Cukup membayar tanda masuk Rp 1.000 untuk orang dewasa atau Rp 750 per orang bila datang secara rombongan, dan Rp 500 per anak-anak.

Museum yang pembangunannya dirintis sejak 1976 dan diresmikan pada 23 Januari 1982 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dr. Daoed Joesoef ini kini dikelola UPT Daerah Disbudparprov NTB berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999.

Jam kunjung ke museum ini Selasa – Kamis: 08.00 – 14.00 WITA, Jumat: 08.00 – 11.00 WITA, Sabtu: 08.00 – 12.30 WITA, Minggu: 08.00 – 14.00 WITA, sedangkan Senin & Hari libur nasional tutup.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP