Menjaga Warisan Umat Manusia Lewat Pameran
Sebelum berwisata ke Candi Pramba-nan dan Candi Sewu, ada baiknya Anda datang ke pameran “Menjaga Warisan Umat Manusia” di Bentara Budaya Jakarta (BBJ). Pameran ini bukan cuma menampilkan foto-foto kedua kompleks candi sebelum, saat, dan sesudah dipugar. Pun relief batu-batu asli kedua candi.
Relief Singa dari batu andesit koleksi Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), terpajang paling awal dalam pameran ini, ditempatkan persis di depan pintu masuk ruang pameran.
Relief dari abad 9 masehi yang menggambarkan hewan singa yang diapit Kalpataru atau pohon kehidupan ini pun menjadi koleksi awal perhatian Dirjen Sejarah & Purbakala (Sepur) Kementerian Kebudayaan & Pariwisata (Kemenbudpar), Hari Untoro Dradjat usai membuka pameran, tadi malam (14/1).
“Pameran ini memberi pemahaman kepada masyarakat tentang nilai-nilai di balik warisan umat manusia dan membangkitkan kepedulian menjaga warisan budaya dunia ini,” jelas Hari Untoro yang mewakili Menbudpar Jero Wacik yang berhalangan membuka pameran ini karena bertolak ke Belanda untuk urusan penerbangan dan heritage.
Di belakang koleksi Relief Singa yang merupakan hiasan khas di sepanjang dinding kaki pada lima candi utama Kompleks Candi Prambanan ini, terpasang backdrop berwarna krem, hitam, dan merah yang bertuliskan Pameran Candi Prambanan dan Candi Sewu “Menjaga Warisan Umat Manusia” (Safeguarding a Common Heritage of Humanity), 14-24 Januari 2010 di Bentara Budaya Jakarta.
Di ruang yang sama juga ditampilkan Peripih, batu abad 9 Masehi koleksi BP3 DIY, berbentuk kotak yang berfungsi sebagai wadah peripih berisi lempengan emas, perak, perunggu, dan biji-bijian sebagai persembahan kepada dewa-dewa. Peripih ini ditepatkan di dasar sumuran Candi Garuda, Kompleks Candi Prambanan.
Masih ada sejumlah batu andesit yang dipamerkan dalam pameran yang digelar oleh Dirjend Sepur Kemenbudpar bekerjasama dengan PT. Taman Wisata dan BBJ ini, seperti Susunan Percobaan Relung Candi, koleksi BP3 Jawa Tengah di ruang pameran lainnya. Batu abad 10 Masehi ini merupakan bagian dari tubuh candi perwara Plaosan deret I No. 25 yang berisi Relief Bodhisattva di Kompleks Candi Plaosan, Jateng.
Selain itu ada Antefiks dari batu andesit abad 9 masehi koleksi BP3 DIY. Batu berbentuk segitiga meruncing menggambarkan gunung sebagai tempat tinggal para dewa ini merupakan unsur bangunan yang berfungsi sebagai hiasan bagian luar candi perwara di Kompleks Candi Prambanan.
Dua Ton
“Berat seluruh batu asli kedua candi yang dipamerkan sekitar 2 ton. Tadinya kita mau bawa 10 ton tapi pihak BBJ khawatir, takut lantai pameran jebol. Batu-batu tersebut ada yang berusia 1000 tahun,” kata Direktur Peninggalan Purbakala, Dirjen Sepur, Kemenbudpar Junus Satrio Atmodjo selaku penanggungjawab pameran.
Pameran ini juga memajang foto-foto berukuran besar tentang kedua kompleks candi sebelum, saat, dan sesudah dipugar karena hancur oleh gempa yang mengguncang Yogyakarta dan Jawa Tengah, 27 Mei 2006 lalu. Foto-foto tersebut di antaranya hasil jepretan fotografer Arbain Rambey, Ferry Latief, Oscar Matuloh, Suparno, Tantyo Bangun, dan Yori Antar.
Pameran yang digelar selama 10 hari hingga 24 Januari ini, rencananya juga akan digelar keliling ke 5 perguruan nasional antara lain Universitas Indonesia (UI), Jakarta dan Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta serta Stasiun Kota, Jakarta. “Bahkan kami akan membawa pameran ini ke Brunei Darussalam, dengan tujuan untuk mempromosikan warisan budaya dunia ini ke negara tetangga,” terang Junus.
Ada yang menarik dalam pameran kali ini. Selain setiap koleksi diberi penjelasan secara tertulis, juga ada pemandu yang siap menjawab semua koleksi bila Anda ingin tahu lebih jauh. Para pemandu tersebut merupakan volunteer dari Keluarga Mahasiswa Arkeologi UI, Indonesian World Heritage Youth Network, dan Indonesia Heritage Society.
Pameran "Menjaga Warisan Umat Manusia" ini juga menampilkan bermacam kegiatan. Pada pembukaan, dipentaskan Sendratari Ramayana. “Penarinya diboyong dari Candi Prambanan langsung oleh PT. Taman Wisata,” kata Purnomo Siswoprasetjo, presdir PT. Taman Wisata (Baca: Sendratari Ramayana Hangatkan Jakarta). Setelah itu ada peluncuran buku “Membangun Kembali Prambanan”.
Besok, Jumat (15/1) diselenggarakan diskusi mengenai Arkeologi yang menampilkan pembicara Herni Pramastuti, Kepala BP3 DIY. Lalu pada 22 Januari ada diskusi tentang Arsitektur dan Seni dan diskusi mengenai Pariwisata dan Pemasaran pada 23 Januari. Hari terakhir pameran (24/1) akan digelar lomba menggambar bagi siswa-siswi Sekolah Dasar.
Tips Perjalanan
Nah, bila Anda berniat berwisata ke kompleks Candi Prambanan dan Candi Sewu tahun ini, tak ada ruginya datang ke pameran ini sebagai ‘bekal’ yang pastinya bakal menambah luas wawasan Anda tentang keberadaan terkini kedua kompleks candi tersebut.
Tak sulit mencari Bentara Budaya Jakarta (BBJ), lokasi pameran ini. Tempatnya berada di Jl. Palmerah Selatan 17, Jakarta, tepat di depan Gedung Kompas, Gramedia.
BBJ mudah dicapai dengan mobil pribadi ataupun umum seperti taksi, kopaja dari Blok M jurusan Tanah Abang turun di depan jalan tersebut. Atau naik mikrolet nomor 09, 09A, dan 11 dari Tanah Abang atau Slipi Bawah turun di Pasar Palmerah lalu naik ojek atau berjalan kaki ke lokasi. Pameran ini terbuka untuk umum dan gratis.
Sebagai catatan, Candi Prambanan yang dinyatakan sebagai warisan budaya dunia oleh Unesco dengan nomor C642 pada 1991 berada di perbatasan antara DIY dan Jawa Tengah. Sedangkan Candi Sewu berada di Kelurahan Bener, Kecamatan Prambanan dan Klaten, Jawa Tengah.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar